Selasa, 25 Desember 2018

Generasi Rawan Lupa, Servis dalam Rumah Tangga


10 Hal Romantis Rasulullah yang Ditinggalkan Generasi Now

Rumah tangga Rasulullah SAW luar biasa. Rasulullah SAW dan istri-istrinya adalah contoh dan praktik nyata rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah (harmonis, penuh cinta dan kasih sayang).
“Romantisme rumah tangga Rasulullah SAW dengan istri-istri beliau sangat luar biasa. Namun romantisme tersebut banyak ditinggalkan oleh generasi zaman now,” kata Ustaz Tuafiqurrohman SQ saat mengisi pengajian guru  dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/3).
Dai kondang yang populer dengan sebutan Ustaz Pantun itu lalu menyebut salah satu kitab yang banyak mengupas perihal rumah tangga Rasulullah SAW, yakni Uquudullujain fi haqiiqizzawzain’(Etika berumah tangga dan hak-hak pasangan suami-istri).
“Para santriwati di pondok pesantren pasti belajar kitab ini. Banyak sekali hal romantis yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kalau ini kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah rumah tangga kita menjadi rumah tangga yang berkah dan bahagia,” tuturnya.
Pertama, istri menyiapkan minuman untuk suaminya, maka Allah hapuskan dosanya.
Kedua, saumi-istri berjalan sambil berpegangan tangan, maka saat pegangan tangan itu dilepas, Allah tanggalkan dosa-dosa keduanya. “Peganglah tangan istri Anda saat berjalan bersama. Ini bukan lebay. Ini ajaran Rasulullah SAW,” ujar Taufiqurrohman.
Ketiga, suami-istri yang tidur berdampingan, maka pahalanya sama dengan orang yang shalat sunnah 100 rakaat.

Keempat, Rasulullah menganjurkan suami-istri tidur satu selimut berdua.
Kelima, makan sepiring berdua dan minum segelas berdua. “Suatu hari Rasulullah pulang ke rumah dari suatu acara. Istri beliau, Siti Aisyah, hendak mengambilkan minum untuk beliau. Namun Rasulullah SAW melarangnya. Ia kemudian mengambil gelas minum Siti Aisyah yang masih berisi air setengahnya. Beliau mencari bekas bibir Aisyah di gelas tersebut, lalu minum di bekas bibir Aisyah tersebut. Luar biasa romantisnya,” papar Taufiqurrohman.
Keenam, Rasulullah SAW menganjurkan  suami agar sesering mungkin mencium istrinya. Tak hanya mencium wajahnya, tapi juga tangannya. “Rasulullah mencontohkan, setelah tangan beliau dicium oleh istrinya, beliau kemudian meraih tangan istrinya dan menciumnya. Beliau juga mencontohkan perbuatan mencium tangan anak-anak dan cucunya,” ungkapnya.
Ketujuh, Rasulullah menganjurkan istri agar menyempatkan menyisiri rambut suami.
Kedelapan, Rasulullah SAW menganjurkan pasangan suami-istri agar menyempatkan diri mandi bersama.
Kesembilan, Rasulullah menganjurkan suami agar menyempatkan diri menemani istri mengurus pekerjaan rumah tangga. Misalnya membantu pekerjaan di dapur.
Kesepuluh, hendaklah suami memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan. Contohnya, Rasulullah memanggil Siti Aisyah dengan panggilan mesra “Yaa Humaira”  (wahai yang berwajah putih kemerah-merahan).
“Saatnya generasi zaman now menerapkan romantisme Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah akan tercapai rumah tangga yang bahagia, dunia dan akhirat,” papar Ustaz Taufiqurrohman SQ.


Panggilan Sayang Untuk Pasangan dan Anak
Meski saat marah, gunakanlah kata-kata yang bisa menjadi doa. Rasul bahkan memanggil Aisyah istrinya dengan kata-kata indah yang menyenangkan.
Panggilan buat anak, " Yaa Nuuro ‘Ainayya," (Wahai cahaya mataku), " Ta’aal hunaa," (Mari sini).
Atau coba jajal panggil, " Yaa Mubasysyirol qolbi" (Wahai yg menggembirakan hati) " Ta’al ilaa hunaa (Mari sini)
Manggilnya jangan dg panggilan yg macem2, sia2, apalagi sampe punya arti kaco :
" Eh, geblek! Sini Luh!!" .
Jangan. Tar anak beneran geblek.
" Cantiiiikkk...Sini Naaak, Cantik yg salehah, Sini sayang... Gini nih panggil anak.
Nanti anak akan jawab :
" Iyaaa Ibuk cantiiikkk... Yg kecantikannya menerangi seisi rumah"
Atau anak akan jawab, " Iya ibuk yg salehah, yg dirindukan Rasul saat nanti bertemunya.."
Kalau lg marah, marahlah seperti ibunya imam sudais. " Idzhab anta. Ilaa masjidil haroom. Kun imaaman hunaak."
Keren banget dah. Marah aja jadi doa. " Pergi sana ke masjidil harom. Jadi imam sono!" Gitu kata ibunya imam sudais.
Umur 24th, imam sudais jd imam beneran.



Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, Dream.co.id

Minggu, 23 Desember 2018

Kejujuran seorang ibu, sopir, dan si dermawan

*☘Kisah Supir Angkota dan Penumpangnya☘*

Supir2 angkot saling menyalip berebut penumpang. Tak jauh di depan angkot yg kutumpangi seorang ibu dan 2 anak nya berdiri di tepi jalan. Setiap angkot yg berhenti dan berbicara dgn si ibu, langsung melaju kembali, terus terulang ber-kali2.
Saat angkot yg kutumpangi berhenti, si ibu bertanya,
"Dik, lewat terminal bis ya?"
Supir menjawab : "Ya bu".
Si ibu tak segera naik, berkata lirih :
"Tapi saya ber 3 dgn anak2 tidak punya ongkos."
Sambil tersenyum, supir itu menjawab, "Tidak apa2 bu, naik saja."
Si ibu tampak ragu2.
Sang supir mengulangi perkataannya,
"Ayo bu, naik saja, tidak apa-2."
Disaat angkot lain berlomba mencari penumpang mengejar setoran, supir yg satu ini rela 3 kursi penumpangnya digratiskan.
Sampai di Terminal Bis, Ibu dgn anak2nya itu pun turun, dan mengucapkan terima kasih kepada sang supir. Namun di belakang ibu itu, seorang penumpang pria turun dan membayar Rp. 100.000,-
Ketika Supir akan memberi kembalian, pria itu berkata ,
"Untuk ongkosku dan 3 org penumpang tadi. Teruslah jadi org baik ya dik ", kata pria tsb kepada supir angkot muda itu.

Seorg Ibu yg jujur.
Seorg Supir yg baik hati.
Seorg Penumpang yg dermawan.
Mereka saling mendukung dalam berbuat kebaikan. Marilah memulai utk saling terbuka dan tolong menolong dalam KEBENARAN
Sahabatku.... ♡
Hidup ini hanya sekali dan begitu singkat, marilah kita terus berbuat baik, jangan berhenti dan jangan pernah merasa lelah untuk berbuat kebajikan tanpa pamrih...
Insyalloh
Tetap Semangat dlm kebaikan

Tindakan pasca khitan

perawatan pasca khitan dan apa saja yang harus dilakukan?

1. Segeralah minum obat Analgesik

Segera setelah dikhitan sebaiknya minumlah obat analgesik (penghilang nyeri) yang diberikan dokter untuk menghindarkan rasa sakit setelah obat anestesi lokal yang disuntikkan habis diserap tubuh. Umumnya obat anestesi mampu bertahan antara satu jam sampai satu setengah jam setelah disuntikkan. Diharapkan setelah obat bius tersebut habis masa kerjanya maka dapat tergantikan dengan obat Analgesik.

Minumlah obat antibiotik secara teratur (umumnya diberikan untuk 5-10 hari) agar tidak terjadi infeksi yang pada akhirnya akan menghambat penyembuhan luka khitan.

2. Jagalah daerah alat kelamin tetap bersih dan kering

Usahakan celana yang digunakan anak lebih longgar untuk menghindari gesekan. Apabila sudah kencing, bersihkan ujung lubang kencing secukupnya secara perlahan, usahakan jangan mengenai luka khitan. Biasanya bercak-bercak darah bekas khitan juga akan menumpuk dan tampak seperti “borok” yang dapat mengganggu kesehatan. Jadi, sering-seringlah membersihkan penis setelah disunat. Caranya adalah dengan mengoleskan minyak habbatussauda (jinten hitam) dua kali sehari sehabis mandi. Penggunaan iodine atau rivanol untuk membersihkan luka menurut pengalaman kami kurang memuaskan hasilnya.

Jika sudah lebih dari 3 hari maka bekas luka khitan boleh dibersihkan dengan air hangat. Caranya masukkan kassa steril ke dalam air hangat lalu peraslah dan bersihkan secara perlahan “bekas darah” tersebut sampai terlepas.

3. Bengkak pada alat kelamin merupakan kejadian normal

Bekas suntikan obat anestesi/bius di pangkal penis (terutama bagian atas) terkadang dapat menimbulkan bengkak yang sebenarnya akan diserap sendiri oleh tubuh dan kempes dalam waktu 1-2 minggu. Jika dirasakan mengganggu boleh dibantu dengan cara mengkompresnya selama 5-10 menit dengan kassa yang dicelupkan air hangat, dapat dilakukan 2 kali dalam sehari. Perlakuan ini bisa dilakukan mulai 2 hari setelah berkhitan dan usahakan air tersebut tidak mengenai lukanya.
4. Mengatur Makanan
Sebenarnya tidak ada pantangan makanan tertentu yang khusus untuk pasien khitan. Ikan, telur dan daging bukan suatu “larangan  untuk dimakan” karena hal tersebut hanyalah “mitos” yang salah dan banyak berkembang di masyarakat. Sebaliknya kandungan vitamin dan protein yang terkandung dalam makanan tersebut diperlukan tubuh untuk membantu proses penyembuhan luka agar lebih cepat kering.

Ikan, telur dan daging hanyalah pantangan bagi mereka yang memang “alergi” terhadap makanan tersebut. Cirinya adalah setiap kali orang tersebut mengkonsumsi makanan tersebut maka menyebabkan reaksi alergi (gatal, bentol, dan lain-lain) dan hal tersebut sudah berlangsung lama semenjak lahir/kecil dan bukan pada saat proses khitan saja.

Adapun pedas, mie dan minuman bersoda atau softdrink sebaiknya memang dihindari karena dapat mengganggu kesehatan secara umum, misalnya menimbulkan gangguan pencernaan atau radang tenggorokan yang dapat menurunkan kesehatan pasien secara umum. Hal tersebut akan menghambat proses penyembuhan luka khitan karena konsentrasi kekebalan tubuh jadi terpecah untuk menyembuhkan luka sekaligus mengobati masalah kesehatan yang lain. Jadi ada baiknya selama masa penyembuhan kita tidak memakan makanan yang bisa merugikan kesehatan kita.

5. Tidak Perlu berlebihan
Biasanya orang yang terlalu khawatir akan penyembuhan luka pasca khitan menggunakan berbagai obat ataupun salep secara berlebihan. Hal ini justru sangat tidak dianjurkan karena bisa menjadi kotoran yang berdampak pada infeksi bila tidak rajin dibersihkan.

Selama 4-5 hari setelah khitan sebaiknya mandi dengan cara dilap tubuhnya. Setelah waktu itu jika luka khitan sudah kering maka diperbolehkan mandi dengan air seperti biasanya.Gunakanlah sabun secukupnya dan tidak berlebihan agar tidak menyebabkan perih apabila mengenai bekas luka khitan.

Berbagai cara modern yang dilakukan sekarang untuk proses khitan seperti laser ternyata bisa berakibat pada luka yang tidak menutup sempurna. Sampai sekarang proses khitan metode konvensional yang klasik cukup baik disamping juga metode klamp. (baca tulisan saya : Mengenal 7 metode khitan/sunat (sirkumsisi).

6. Usahakan tidak bergerak terlalu aktif
Istirahat untuk beberapa hari sangat diperlukan untuk menghindari bengkak (oedem) yang berlebihan. Kalau memang harus berjalan, tidak apa-apa seperlunya. Yang penting jangan melakukan aktifitas yang berlebihan seperti melompat-lompat atau berlari-lari. Hubungan seksual juga sebaiknya ditahan sampai penisnya sembuh total. Jadi, buat Kamu yang melakukan khitan di usia dewasa maka harus puasa dulu selama satu setengah bulan.

7. Kontrol dan Melepas Perban

Penggantian perban dapat dilakukan setiap 2-3 hari tergantung perkembangan luka khitan. Jika anda sudah mahir hal tersebut dapat dilakukan sendiri di rumah. Jika merasa kesulitan sebaiknya dibawa ke dokter.
Lakukan kontrol rutin ke dokter yang mengkhitan pada hari ketiga dan pada hari kelima-ketujuh apabila luka khitan sudah betul-betul kering maka perban bisa dilepaskan secara total. Sebelumnya lakukan pemberian air hangat, baby oil atau minyak kelapa pada perban dengan cara meneteskan secukupnya. Kulit luka dan perban akan melunak, sehingga mudah dilepaskan. Jika diperlukan, pelepasan perban dapat dibantu dengan penggunaan anestesi spray untuk mengurangi nyeri.

Semoga Bermanfaat dan lekas sembuh,

Bandung, 2 Rajab 1430 H

Al faqiir Ilallaahi Ta’ala

dr.Abu Hana El-Firdan

SUMBER :

Kiat Perawatan Usai Khitan, http://yatibasri.wordpress.com/2008/06/21/smart-klamp-sunat-tanpa-rasa-sakit/

Perawatan Setelah Sunat (Sirkumsisi),http://www.wartamedika.com/2008/03/perawatan-setelah-sunat-sirkumsisi.html

Sabtu, 24 November 2018

Kenapa Rasulullah tidak di Peringati Haul Wafatnya?




MusliModerat.net - Sering kita mendapatkan pertanyaan dari masyarakat akar rumput ihwal tidak diperingatinya hari wafatnya Rasulullah. Mereka bertanya, kenapa tidak ada peringatan hari wafatnya Nabi, sebagaimana haul para ulama dan wali Allah. Mengapa hanya hari kelahiran beliau yang diperingati?.

Sehubungan dengan ini, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitabnya Haulul-Ihtifal bi Dzikra Maulidin-Nabi asy-Syarif, beliau mencatut pernyataan Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Al-Hawi-nya:

ﻧﺼﻪ : ﺇﻥ ﻭﻻﺩﺗﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﻭﻭﻓﺎﺗﻪ ﺃﻋﻈﻢﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ ﻟﻨﺎ. ﻭﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺣﺜﺖﻋﻠﻰ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻜﺮ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﻭﺍﻟﺼﺒﺮﻭﺍﻟﺴﻜﻮﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﺼﺎﺋﺐ

 Sesungguhnya kelahiran Nabi lebih agung daripada semua nikmat dan wafatnya Beliau merupakan musibah yang paling besar. Syariat Islam selalu menganjurkan untuk menampakkan rasa syukur atas nikmat-nikmat dan bersabar serta diam (tidak mengeluh) ketika tertimpa musibah-musibah.

ﻭﻗﺪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺑﺎﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻮﻻﺩﺓ ﻭﻫﻰ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻜﺮ ﻭﻓﺮﺡ ﺑﺎﻟﻤﻮﻟﻮﺩ . ﻭﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﺑﺬﺑﺢ (ﻋﻘﻴﻘﺔ) ﻭﻻ ﺑﻐﻴﺮﻩ , ﺑﻞ ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻴﺎﺣﺔ ﻭﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺠﺰﻉ .

Sesungguhnya Islam telah memerintahkan untuk melaksanakan akikah saat kelahiran bayi. Islam tidak pernah pada saat ada kematian menganjurkan menyembelih hewan akikah dan lainnya. Bahkan, melarang untuk meratapi dan menampakkan rasa duka.

ﻓﺪﻟﺖ ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻳﺤﺴﻦ ﻓﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﻔﺮﺡ ﺑﻮﻻﺩﺗﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺩﻭﻥ ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺍﻟﺤﺰﻥ ﻓﻴﻪ ﺑﻮﻓﺎﺗﻪ

Dengan demikian, kaidah-kaidah syariat menunjukkan bahwasanya sangat bagus pada bulan ini (Rabiul Awwal) untuk menampakkan kebahagiaan sebab lahirnya Nabi, bukan menampakkan duka sebab meninggalnya Beliau.

ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺭﺟﺐ ﻓﻰ ﻛﺘﺎﺑﻪ ( ﺍﻟﻠﻄﺎﺋﻒ ) ﻓﻰ ﺩﻡ ﺎلرﺍﻓﻀﺔ ﺣﻴﺚ ﺍﺗﺨﺬﻭﺍ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﻣﺄﺗﻤﺎ ﻷﺟﻞ ﻣﻘﺘﻞ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ

Ibnu Rajab al-Hanbali berkata dalam kitabnya "Al-Lathaif" dalam mencela Kaum Rafidlah, karena mereka menjadikan Hari Asyura' sebagai hari berbela sungkawa atas kematian sayyidina Husain.

Demikianlah sekelumit penjelasan alasan tidak diperingatinya hari wafatnya Baginda Rasulullah. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://www.muslimoderat.net/2016/03/kenapa-rasulullah-tidak-di-peringati.html#ixzz5XoIhiEoM

Senin, 19 November 2018

Kelahiran Rosululloh

Sejumlah Peristiwa Menakjubkan Menjelang Kelahiran Rasulullah


“Bahagialah engkau, wahai Aminah dengan lahirnya Nabi yang agung ini, Nabi pemilik cahaya yang terang benderang, Nabi pemilik keutamaan, Nabi pemilik kemuliaan, dan Nabi pemilik segala bentuk pujian,” kata Nabi Ibrahim as.

Tidak sedikit kitab dan buku yang menerangkan bagaimana mengangumkan dan menakjubkannya detik-detik menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw. Nabi dan rasul terakhir Allah. Banyak kejadian ajaib dan luar biasa terjadi, baik pada saat-saat sebelum dan sesaat setelah Rasulullah lahir. 

Pada malam menjelang kelahiran Rasulullah misalnya, pintu-pintu surga dibuka lebar. Sementara pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat. Ribuan malaikat turun ke bumi sehingga memenuhi seluruh gunung di Makkah. Bulan terbelah. Bintang bersinar begitu terang. Burung-burung yang penuh cahaya memenuhi ruangan rumah Aminah. 

Tidak hanya itu, Aminah juga mengalami hal-hal yang luar biasa dan tidak lazim selama mengandung Rasulullah. Berbeda dengan wanita hamil lainnya, Aminah tidak pernah merasakan rasa letih, payah, dan lesu ketika mengandung Rasulullah. 

Di dalam kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Alam karya Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami  Asy-Syafii sebagaimana diuraikan buku Happy Birthday Rasulullah, banyak kejadian mengagumkan dan menarik yang menimpa Aminah selama mengandung, utamanya selama 12 hari sebelum kelahiran Rasulullah atau mulai dari malam tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Rabi’ul Awwal.

Pada malam tanggal pertama Rabi’ul Awwal, Aminah mendapatkan kedamaian dan ketenteraman dari Allah sehingga ia merasa begitu tenang dan damai. Pada malam tanggal kedua, Aminah menerima seruan berita dari Allah kalau ia akan segera mendapatkan anugerah yang agung dan mulia.

Pada malam ketiga, lagi-lagi Aminah menerima pesan dari Allah (hatif) bahwa ia sebentar lagi akan melahirkan nabi paling agung dan paling mulia, Nabi Muhammad saw. Pada malam keempat, suara dzikir malaikat terdengar dengan jelas hingga ke telinga Aminah.

Memasuki malam kelima bulan Rabi’ul Awwal, Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim. Dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim as. meminta Aminah untuk bergembira karena telah mengandung Nabi Muhammad, nabi pemilik keutamaan.

“Bahagialah engkau, wahai Aminah dengan lahirnya Nabi yang agung ini, Nabi pemilik cahaya yang terang benderang, Nabi pemilik keutamaan, Nabi pemilik kemuliaan, dan Nabi pemilik segala bentuk pujian,” kata Nabi Ibrahim as. kepada Aminah.

Pada malam keenam, Aminah melihat cahaya memenuhi sudut-sudut alam semesta hingga tidak ada kegelapan padanya. Tidak lain, ini adalah untuk menyambut kedatangan Rasulullah. Pada malam ketujuh, Aminah melihat malaikat ramai-ramai mendatangi rumahnya. Mereka menyampaikan kabar gembira bahwa waktu kelahiran Rasulullah semakin dekat.  

Pada malam kedelapan, Aminah mendengar berita (hatif) yang menyerukan kepada seluruh penghuni alam semesta untuk berbagai karena kelahiran nabi kekasih Allah telah semakin dekat. Pada malam kesembilan, Aminah begitu tenang dan damai. Tidak ada rasa susah dan sedih sedikit pun padanya lantaran Allah telah menganugerahi Aminah kasih sayang yang begitu berlimpah.

Malam kesepuluh, Aminah melihat kalau tanah Mina dan Khaif bergembira menyambut kelahiran Rasulullah. Malam kesebelas, Aminah melihat seluruh penghuni langit begitu senang menyambut detik-detik kelahiran Rasulullah.   

Malam kedua belas, Aminah yang ada di rumah melihat langit begitu cerah, tidak ada mendung sama sekali. Mulanya Aminah menangis tersedu-sedu karena pada malam ini ia sendirian di rumah. Abdul Muthalib, sang kakek Rasulullah, tengah bermunajat di Ka’bah. Namun kemudian Allah mengutus empat wanita utama untuk menemani Aminah selama proses kelahiran Rasullah. Mereka adalah Hawa istri Nabi Adam as., Sarah istri Nabi Ibrahim as., Asiyah binti Muzahim, dan Maryam binti Imran ibunda Nabi Isa as.

Pun sesaat setelah kelahiran Rasulullah, banyak peristiwa tidak lazim juga terjadi. Arsy bergetar hebat. Seluruh langit dipenuhi cahaya sehingga menjadi terang. Istana Kisra berguncang begitu dahsyat sehingga menyebabkan 14 balkonnya roboh. Api abadi yang disembah oleh umat Majusi padam. Gereja di sekitar Buhaira roboh. Bahkan, Ka’bah juga ikut bergetar selama tiga hari karena bahagia menyambut kehadiran Rasulullah. 
(A Muchlishon Rochmat)

Melangkahi Kuburan


Hukum Melangkahi Kuburan



Salah satu cara untuk menghormati orang yang telah meninggal adalah merawat dan menziarahi makamnya berikut menjaga adab-adab di dalamnya. Karena bagaimanapun, orang yang telah meninggal statusnya sama dengan orang yang masih hidup dalam hal kewajiban untuk menghormatinya. Dalam berbagai kitab fiqih dijelaskan:

حرمة الميت كحرمة الحي

“Menghormati mayit sama halnya dengan menghormati orang yang masih hidup.”

Oleh sebab itu perilaku kita dalam menyikapi mayit atau orang wafat mestinya sama persis dengan cara kita dalam berperilaku pada orang yang masih hidup. Manusia sangat dimuliakan dalam Islam, tak hanya ketika hidup tapi juga ketika meninggal dunia. Tidak bernyawa bukan berarti setara dengan benda mati: kita boleh merendahkan jenazah dan kuburannya. Apalagi bila jasad yang bersemayam adalah dari kalangan orang-orang saleh.

Lalu apakah melangkahi kuburan termasuk merendahkan mayit?

Rasulullah dalam salah satu haditsnya menjelaskan:

لأن أمشي على جمرة أو سيف أو أخصف نعلي برجلي أحب إلي من أن أمشي على قبر مسلم

“Sungguh aku berjalan di atas bara api atau pedang, atau aku menjahit sandalku menggunakan kakiku, lebih aku sukai daripada aku berjalan di atas kuburan orang Muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Kandungan makna yang terdapat dalam hadits di atas salah satunya bahwa melangkahi kuburan atau berjalan di atasnya merupakan bentuk perilaku yang tidak beretika. Kesimpulan ini bisa ditangkap dari redaksi “berjalan di atas bara api dan pedang” sebagai sesuatu yang niscaya tidak diinginkan oleh siapa pun.

Hal yang telah dijelaskan di atas ketika ditinjau dari sudut pandang adab. Berbeda halnya ketika permasalahan melangkahi kuburan ini kita kaitkan dengan hukum fiqih. Melangkahi kuburan secara fiqih adalah makruh untuk dilakukan oleh seseorang. Hukum makruh ini selamanya tetap kecuali ketika tidak ada jalan alternatif sama sekali untuk menuju tempat tujuan. Dalam kondisi terpaksa seperti ini status melangkahi atau berjalan di atas kuburan menjadi boleh.

Keterangan ini seperti yang terdapat dalam kitab Fiqih 'ala Mazahib al-Arba’ah:

ويكره المشي على القبور إلا لضرورة كما إذا لم يصل إلى قبر ميته إلا بذلك باتفاق 

“Makruh berjalan di atas kuburan kecuali dalam keadaan darurat, seperti seseorang yang tidak bisa sampai pada kuburan mayatnya kecuali dengan cara melangkahi kuburan. Hukum ini telah menjadi kesepakatan para ulama.” (Abdurrahman Al-Jaziri, al-Fiqh 'ala al-Mazahib al-Arba’ah, juz 1 hal. 841)

Meski secara fiqih hukumnya makruh, namun hendaknya seseorang tidak menganggap remeh hal ini dalam ranah etika serta dalam hal akibat yang ditimbulkan pada mayit yang dilangkahi kuburannya. Mayit akan merasa tersakiti jika terdapat orang yang bersikap tidak baik pada kuburannya, seperti yang terdapat dalam hadits Amr bin Hazm:

رَآنِي رَسُولُ اللهِ صَلى الله عَليه وسَلم مُتَّكِئًا عَلَى قَبْرٍ فَقَالَ: لاَ تُؤْذِ صَاحِبَ هَذَا الْقَبْرِ

“Rasulullah melihat padaku bersandar pada kuburan. Lalu ia menegurku, ‘Jangan kau sakiti mayit yang ada di kuburan ini!’” (HR Hakim)

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menjaga adab di kuburan adalah tidak berjalan di area sekitar kuburan dengan menggunakan sandal atau sepatu. Meski jalan yang ditapaki tidak sampai melangkahi kuburan, namun jika dengan menggunakan sandal atau sepatu seseorang dianggap kurang begitu menjaga adab pada mayit yang ada di kuburan tersebut. Hal ini dikarenakan Rasulullah pernah melarang seseorang yang memakai sandal di sekitar kuburan dan memerintahkan padanya untuk melepasnya.

Berikut hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Basyir bin Khashasiyah:

أَنّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَأَى رَجُلا يَمْشِي بَيْنَ الْمَقَابِرِ فِي نَعْلَيْهِ ، فَقَالَ : يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ أَلْقِهِمَا

“Sesungguhnya Rasulullah melihat lelaki yang berjalan di antara kuburan dengan memakai sandal. Lalu Rasulullah menegurnya “Wahai orang yang memakai dua sandal, buanglah dua sandalmu itu!” 

Demikian penjelasan tentang materi ini, secara umum dapat disimpulkan bahwa meski hukum melangkahi kuburan hanya sebatas makruh, namun di samping kemakruhan ini, orang yang melakukan tindakan ini dianggap sebagai cacat etika, sebab tidak menghormati mayit yang ada di kuburan. Bahkan banyak para ulama hadits menjadikan bab tersendiri dalam menjelaskan larangan berjalan di atas kuburan ini, hanya untuk menegaskan betapa perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak baik. 

Ketika mendapati orang yang melakukan tindakan ini, alangkah baiknya pula kita tidak tergesa-gesa menghina dan menebar kebencian padanya. Hal yang dipandang tepat dan bijak adalah mengingatkannya bahwa perbuatan yang dilakukan menyalahi adab serta akan menyakiti mayit yang ada di kuburan tersebut, sehingga perbuatan yang sama tak terulangi lagi di kemudian hari. Wallahu a’lam.

(M. Ali Zainal Abidin)

Minggu, 28 Oktober 2018

SHOLAWAT ASGHILI DHOLIMIN BI DHOLIMIN



اللهم صل على سيدنا محمد

 وأشغل الظالمين بالظالمين
. واخرجنا من بينهم سالمين
وعلى اله وصحبه اجمعين


“Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad,
(Ya Allah sampaikan salam kami kepada pemimpin kami Nabi Muhammad)
wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin 2X
(Sibukan tangan orang dzalim dengan orang dzalim lagi)
wa akhrijna min baynihim saalimin,
(Keluarkan kami dari kedzaliman mereka dengan selamat)
wa 'ala alihi wa shohbihi ajma’in”
(Ya Allah sampaikan shalawat ini juga kepada kerabat, keluarga dan pengikut beliau)

Entri yang Diunggulkan

Generasi Rawan Lupa, Servis dalam Rumah Tangga

10 Hal Romantis Rasulullah yang Ditinggalkan Generasi  Now Rumah tangga Rasulullah SAW luar biasa. Rasulullah SAW dan istri-istriny...