Merdeka.com - Bermaksud menyeberang rel tanpa palang pintu, Safrudin alias Bodong (36) tewas dihantam kereta api. Tubuh korban terhempas setelah terseret sekitar 50 meter dari lokasi.
Peristiwa itu terjadi saat korban bersama istri dan anaknya yang masih berusia enam tahun, Keyla Putri Aprida, mengendarai sepeda motor dan melintasi rel di Jalan Abikusno, Kelurahan Kemang Agung, Kertapati, Palembang, Minggu (13/2).
Lantaran rel agak menanjak, istri korban memutuskan turun dari sepeda motor dan jalan di belakangnya. Saat berada di tengah-tengah rel, korban melihat kereta api penumpang jurusan Palembang-Lubuk Linggau dengan kecepatan tinggi.
Spontan, korban menyelamatkan putrinya dengan cara dilemparkan ke pinggir rel. Seketika itu, korban yang tak sempat lagi menyelamatkan diri langsung dihantam kereta api.
Melihat itu, istri korban teriak histeris yang membuat warga berdatangan. Putri korban berhasil selamat namun dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Menurut mertua korban, Murdia (67), laju kereta api yang menghantam menantunya itu sangat kencang tanpa menyalakan klakson. Padahal, jalan tersebut biasa digunakan warga untuk menyeberang.
"Memang tidak ada palang, tapi biasanya kereta yang lewat pasti lambat, ini kencang sekali," ungkap Murdia, Minggu (12/2).
Dia mengatakan, korban mengajak istri dan anaknya untuk mengunjunginya yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian. Hal itu menjadi kebiasaan setiap minggu.
"Kami minta orang kereta api (PT KAI) tanggung jawab, cucu saya jadi yatim," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP dan kasus ini diserahkan ke Polsek Kertapati.
"Kita panggil saksi-saksi termasuk dari PT KAI. Kasus ini terus kita dalami," pungkasnya. [ded]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar