---------------------------
Ismail A.S putra Ibrahim A.S telah menikah, dan Ibrahim ingin menjumpai keduanya. namun saat Ibrahim tiba, Ismail sedang mencari nafkah. maka yang ditemui adalah menantunya. ia berbincang-bincang dengan menantunya. dan menantunya, yakni istri Ismail curhat tentang kemiskinan & kesulitan hidupnya. setelah selesai, ibrahim berpesan "nanti kalau suamimu pulang, bilang aku menyuruh ganti palang pintu rumah"
Ismail pun pulang, lalu ia bertanya "apakah tadi ada yang datang". istrinya menjawab "iya, tadi ada orangtua begitu dan begini. lalu aku curhat tentang masalah kemiskinan kita". Ismail bertanya "apakah dia menitip pesan ?". istrinya berkata "iya, katanya suruh ganti palang pintu rumah ini"
Ismail pun berkata "itu ayahku, Ibrahim. dan ia menyuruhku menceraikanmu"
Ismail A.S bercerai, lalu menikah lagi. ibrahim datang lagi, namun tidak seperti yang pertama, ketika Ibrahim bertanya tentang kehidupan rumah tangganya bersama Ismail, sang istri berkata "kami dalam keadaan cukup". setelah selesai, ibrahim berpesan "nanti kalau suamimu pulang, bilang aku menyuruh memperkokoh palang pintu rumah"
Artinya disuruh mempertahankan rumah tangganya
-----------------------------
Itulah contoh keluarga ideal, menantu, anak & istri sama-sama punya mental baja. bayangkan Ismail punya istri yang mengeluh dalam ujian yang tidak seberapa, bisa hancur dakwah Ismail A.S.
makanya Ibrahim A.S menyuruh untuk menceraikannya, Tegas.
"Da'i itu milik umat, maka istri harus mau diduakan oleh dakwah, yang penting hak-haknya terpenuhi"
Alangkah berbedanya dengan SEBAGIAN aktivis ikhwan kita sekarang yang menghilang setelah nikah. masih mending sih kalau mau kontribusi berupa donasi, ini menghilang sama sekali. ia seperti dimiliki mutlak oleh istrinya. kenapa bisa begitu ? karena istrinya tidak berjiwa dakwah seperti Istri Ismail yang diceraikan. kalaulah si istri itu berjiwa dakwah, pasti senang hati suaminya berdakwah sampai larut malam, bahkan dia mungkin minta ikutan syura, ikutan mabit dsb.
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya SEBAGIAN dari istri-istri kalian dan anak-anak kalian adalah musuh bagi kalian, maka berhati-hatilah kalian dari mereka.” (Ath Thaghabun : 14)
Istri dan anak bisa jadi MUSUH, tapi ada juga yang jadi PENYEJUK HATI
“Ya Tuhan kami, karuniakan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami).” (Al Furqan : 74)
Maka tergantung kita bagaimana mendidiknya. jika antum semua kalah dalam "tarik-tarikan" antara dakwah & keluarga, tidak bisa memasukkan istri & anak-anak dalam kereta dakwah, maka umat Islam akan dapat AUTO ADZAB.
Rasulullah bersabda :
"Jika kalian merasa mapan dengan pertanian & ekor-ekor sapi (maksudnya : pekerjaan), lalu meninggalkan berjuang di jalan Allah, maka Allah akan menurunkan KENISTAAN kepada kalian, tidak akan dicabut sampai kalian kembali" (HR Abu Dawud)
TERBUKTI KAN UCAPAN NABI ?
Karena Allah berjanji menurunkan KENISTAAN kepada kita jika kita lalai memperjuangkan agama karena dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar