Jumat, 09 Juni 2017

PUASA

PUASA


وَفَرَائِضُ الصَّوْمِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ
1. اَحَدُهَا أَلنِّيَّةُ بِالْقَلْبِ، فَأِنْ كَانَ اَلصَّوْمُ فَرْضًا كَرَمْضَانَ أَوْ نَذْرًا فَلَا بُدَّ مِنْ إِيْقَاعِ النِّيَّةِ لَيْلاً وَيَجِبُ اّلتَّعْيِيْنُ فِيْ صَوْمِ الفَرْضِ كَرَمْضَانَ وَأَكْمَلُ نِيَّةِ صَوْمِهِ أَنْ يَقُوْلَ الشَّخْصُ “نَوَيْتُ صَوْمَ غَـدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَّةِ لِلهِ تَعَالَى
Kefardhuan/rukun berpuasa itu ada 4 perkara : Fardhu puasa yang pertama dari yang empat adalah niat dalam hati. Maka seandainya berpuasa fardhu seperti puasa Romadhon atau puasa Nadzar hendaklah saat menghadirkan niat dalam hati pada malamnya. Dan wajib menentukan puasa fardhu seperti puasa romadhon.
Sedangkan kesempuraan niat puasa Romadhon “Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa`i fardhi syahri ramadhoni haadzihis-sanati lillahi ta’ala” saya niat berpuasa hari esok sebagai kewajiban puasa bulan Romadhon tahun ini lillahi ta’ala.
2. وَالثَّانِى اَلْإِمْسَاكُ عَنِ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَإِنْ قَلَّ اَلْمَأْ كُوْلُ وَالْمَشْرَبُ عِنْدَالتَّعَمُّدِ فَأِنْ اَكَلَ نَاسِيًا اَوْ جَاهِلًا لَمْفْطِرْ اِنْ كَانَ قَرِيْبَ عَهْدٍ بِالْإِسْلَامِ أَوْنَشَأَ بَعِيْدًا عَنِ الْعُلَمَآءِ وَأِلّاَ اَفْطَرَ
Dan fardhu puasa yang kedua dari yang empat yaitu menahan diri dari makan dan minum meskipun hanya sedikit sesuatu yang dimakan atau diminum jika disengaja. Maka seandainya makan dan minum karena lupa atau jahil (tidak tahu hal tsb membatalkan) maka hal tersebut tidak membatalkan puasanya. Kemungkinan hal itu karena orang tersebut masih awam dalam agama islam atau baru masuk islam ataupun juga karena orang tersebut jauh dari ulama (sehingga tidak tahu pembatalan puasa). Jika ia tdk lupa dan iapun tahu hukumnya maka batallah puasa karena makan dan minumnya...

3. والثَّالِثُ الْجِمَاعُ عَامِدًا، وَأَمَّا الْجِمَاعُ نَاسِيًا فَكَالْاَكْلِ نَاسِيًا
Fardhu puasa yang ketiga dari yang empat yaitu menahan Jima’ (bersetubuh) halnya disengaja (siang hari), adapun Jima’ halnya lupa sedang berpuasa maka hukumnya sama seperti lupa makan dan minum saat berpuasa (tidak batal)
4. وَالرَّابِعُ تَعَمَّدُالْقَيْءِ فَلَوْ غَلَبَهُ اَلْقَيْءِ لَمْ يَبْطُلْ صَوْمُهُ

Fardhu puasa yang keempat yaitu menahan dari muntah yang disengaja, maka seandainya muntah bukan disengaja orang tsb, maka tidaklah batal puasanya.

Mari kita berdiskusi...                      
[14:01, 29/5/2017] +62 856-4963-6526: Ulama berbeda pandangan dalam hal membersihkan telinga dengan cutton bud .

Mayoritas ulama menyatakan bahwa memasukkan sesuatu kedalam lubang telinga dapat membatalkan puasa dengan argumen lubang telinga termasuk bagian dalam tubuh dan lubangnya bersambung dengan tenggorokan.

Namun Sebagian kecil ulama seperti Imam al Ghazali sebagaimana disebutkan dalam Ihya Ulumuddin menyatakan memasukkan sesuatu kedalam lubang telinga tidak membatalkan puasa sebagaimana yang anda sampaikan dengan argumen lubang telinga tidak terhubung dengan tenggorokan secara langsung tetapi melalui pori-pori.

Namun sebaiknya memilih yg lebih hati hati                      


 10 PERKARA YG MEMBATALKAN PUASA

وَالّذِيْ يَفْطُرُ بِهِ اَلصَّائِمُ عَشَرَةُ اَشْيَآءَ

yang membatalkan puasa itu ada 10 perkara :

1-2اَحَدُ هَا وَثَانِهَا مَا وَصَلَ عَمْدًا إِلىَ الْجَوْفِ اَلْمُنْفَتِحِ أَوْغَيْرِالْمُنْفَتِحِ كَالْوُصُوْلِ مِنْ مَأْمُوْمَةٍ إِلىَ الْرَأْسِ وَالْمُرَادُ اِمْسَاكُ صَأئِمِ عَنْ وُصُوْلِ عَيْنٍ اِلَى مَايُسَمَّى جَوْفًا

Yang pertama dan yang kedua dari yang sepuluh yaitu sesuatu yang dilakukan dg sengaja masuk ke jauf (rongga)
baik yg terbuka asli (yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain)
maupun yang aslinya tidak terbuka seperti lubang baru karena suatu kecelakaan/operasi dan tembus ke dalam kepala.
Maksudnya adalah orang yang berpuasa harus mencegah masuknya sesuatu (benda) ke dalam jauf (rongga).

3.وَالثّالِثُ اَلْحُقْنَةُ فِيْ اَجَدِالسَّبِيْلَيْنِ وَهِيَ دَوَاءٌ يَحْقُنُ بِهِ الْمَرِيْضُ فِيْ قُبُلٍ اَوْدُبُرٍ اَلْمُعَبَّرِعَنْهُمَا فِى الْمَتْنِ بِالسَّبِيْلَيْنِ

Dan pembatal yang ketiga yaitu memasukan obat pada salah satu dari 2 lubang kemaluan, yaitu memasukan obat melalui lubang kubul (lubang kencing) atau dubur (lubang anus) bagi org sakit ( semisal ambeien dll).
kubul dan dubur inilah yg dimaksud dgn lafadz sabilaini السَّبِيْلَيْنِ pada kitab matan (taqrib).                      
Wonten perTanyaan Gus dr teman, mugi2 bermanfaat untuk semua :

Bolehkah melakukan puasa, sementara kita belum sahur dan dalam keadaan jinabat, karena semalam habis kumpul.?
Jadi bangunnya kesiangan.

Jawab
Sahur hukumnya sunnah saja. Mandi junub boleh stlh adzan.

Imam Malik – dalam Al-Muwaththa’ – dan selain beliau meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa dia (Aisyah) berkata, “Seorang lelaki berhenti di pintu lalu berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam – sedangkan aku ikut mendengar, ‘Wahai Rasulullah, aku masih junub ketika masuk waktu subuh, padahal aku ingin berpuasa.’

Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Aku juga pernah pada subuh, tengah junub dan aku ingin berpuasa. Maka aku pun mandi dan berpuasa.’

Laki-laki itu berkata lagi, ‘Wahai Rasulullah, Anda tidak sama seperti kami. Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang telah lampau maupun yang akan datang.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun marah, dan beliau bersabda, ‘Demi Allah! Aku sangat berharap agar aku menjadi orang yang paling takut kepada Allah dibandingkan kalian semua. Aku yang paling tahu dengan aturan yang bisa membuat aku bertakwa.’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Generasi Rawan Lupa, Servis dalam Rumah Tangga

10 Hal Romantis Rasulullah yang Ditinggalkan Generasi  Now Rumah tangga Rasulullah SAW luar biasa. Rasulullah SAW dan istri-istriny...