QODLO PUASA ORG MENINGGAL
وَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ فَائِةٌ مِنْ رَمَضَانَ بِعُذْرٍ كَمَنْ اَفْطَرَ فِيْهِ لِمَرَضٍ وَلَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ قَضَآءِهِ كَأَنِ اسْتَمَرَّ مَرَضُهُ حَتَّى مَاتَ فَلاَ إِثْمَ عَلَيْهِ فِيْ هَاذَ الْفَائِتِ وَلاَ تُدَارَكَ لَهُ بِالْفِدْيَةِ،
Org mati yg punya tanggungan puasa ramadhon karena udzur seperti disebabkan sakit dan tak bisa mengqodho'inya seperti kondisi sakit yg terus menerus diderita hingga ia mati maka tak ada dosa baginya dan puasa yg tertinggal dari almarhum tidak perlu diganti dg bayar Fidyah.
وَإِنْ فَاتَ بِغَيْرِ عُذْرٍ وَمَاتَ قَبْلَ التَّمَكُّنِ مِنْ قَضَآءِهِ اَطْعَمَ عَلَيْهِ اَيْ اَخْرَجَ الْوَلِيُّ عَنِ الْمَيِّتِ مِنْ تِرْكَتِهِ لِكُلِّ يَوْمٍ فَاتَ مُدُّ طَعَامٍ وَهُوَ رِطْلٌ وَثُلُثٌ بِالْبَغْدّادِيِّ وَهُوَ بِالْكَيْلِ نِصْفُ قَدْحٍ مِصْرِيْ وَمَا ذَكَرَهُ الْمُصَنِّفُ هُوَ الْقَوْلُ الْجَدِيْدُ
Jika ia meninggalkan puasa tanpa ‘udzur dan ia meninggal sebelum sempat mengqodho'i puasa yang ditinggalkan, maka sebagai gantinya; hendaklah wali (keluarga almarhum) memberi makanan dari sejumlah hari puasa yang telah ditinggalkan sebesar 1 mud makanan pokok/hari. 1 mud = 675 gram.
Perkara yang telah disebutkan oleh mushonnif (pengarang kitab) di atas adalah qoul jadid (imam syafi’i)
وَالْقَدِيْمُ لاَ يَتَعَيَّنُ اَلْإِطْعَامُ، بَلْ يَجُوْزُ لِلْوَ لِيِّ اَيْضًا اَنْ يَصُوْمَ عَنْهُ بَلْ يُسَنُّ لَهُ ذَالِكَ كَمَا فَيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَصَوَّبَ فِيْ الرَّوْضَةِ اَلْجَزْمَ بِالْقَدِيْمِ.
Menurut pendapat qaul qadim; hukum di atas tidak tertentu kepada membayar makanan pokok saja akan tetapi ada alternatif lain yaitu wali boleh mengganti puasa almarhum dg cara berpuasa (mengqodho sejumlah puasanya), bahkan hal itulah yg disunnahkan sebagaimana keterangan kitab Syarah Al Muhadzdzab dan pendapat qaul qadim tsb dibenarkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Ar-Raudhoh.
Alvers, ucapkan alhamdulillah jika anda paham..jika masih belum paham dan ada persoalan lain terkait pengembangan materi di atas maka anda boleh langsung share dan anggota lain silahkan bantu memberikan pendapatnya...sumonggo..
وَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ فَائِةٌ مِنْ رَمَضَانَ بِعُذْرٍ كَمَنْ اَفْطَرَ فِيْهِ لِمَرَضٍ وَلَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ قَضَآءِهِ كَأَنِ اسْتَمَرَّ مَرَضُهُ حَتَّى مَاتَ فَلاَ إِثْمَ عَلَيْهِ فِيْ هَاذَ الْفَائِتِ وَلاَ تُدَارَكَ لَهُ بِالْفِدْيَةِ،
Org mati yg punya tanggungan puasa ramadhon karena udzur seperti disebabkan sakit dan tak bisa mengqodho'inya seperti kondisi sakit yg terus menerus diderita hingga ia mati maka tak ada dosa baginya dan puasa yg tertinggal dari almarhum tidak perlu diganti dg bayar Fidyah.
وَإِنْ فَاتَ بِغَيْرِ عُذْرٍ وَمَاتَ قَبْلَ التَّمَكُّنِ مِنْ قَضَآءِهِ اَطْعَمَ عَلَيْهِ اَيْ اَخْرَجَ الْوَلِيُّ عَنِ الْمَيِّتِ مِنْ تِرْكَتِهِ لِكُلِّ يَوْمٍ فَاتَ مُدُّ طَعَامٍ وَهُوَ رِطْلٌ وَثُلُثٌ بِالْبَغْدّادِيِّ وَهُوَ بِالْكَيْلِ نِصْفُ قَدْحٍ مِصْرِيْ وَمَا ذَكَرَهُ الْمُصَنِّفُ هُوَ الْقَوْلُ الْجَدِيْدُ
Jika ia meninggalkan puasa tanpa ‘udzur dan ia meninggal sebelum sempat mengqodho'i puasa yang ditinggalkan, maka sebagai gantinya; hendaklah wali (keluarga almarhum) memberi makanan dari sejumlah hari puasa yang telah ditinggalkan sebesar 1 mud makanan pokok/hari. 1 mud = 675 gram.
Perkara yang telah disebutkan oleh mushonnif (pengarang kitab) di atas adalah qoul jadid (imam syafi’i)
وَالْقَدِيْمُ لاَ يَتَعَيَّنُ اَلْإِطْعَامُ، بَلْ يَجُوْزُ لِلْوَ لِيِّ اَيْضًا اَنْ يَصُوْمَ عَنْهُ بَلْ يُسَنُّ لَهُ ذَالِكَ كَمَا فَيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَصَوَّبَ فِيْ الرَّوْضَةِ اَلْجَزْمَ بِالْقَدِيْمِ.
Menurut pendapat qaul qadim; hukum di atas tidak tertentu kepada membayar makanan pokok saja akan tetapi ada alternatif lain yaitu wali boleh mengganti puasa almarhum dg cara berpuasa (mengqodho sejumlah puasanya), bahkan hal itulah yg disunnahkan sebagaimana keterangan kitab Syarah Al Muhadzdzab dan pendapat qaul qadim tsb dibenarkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Ar-Raudhoh.
Alvers, ucapkan alhamdulillah jika anda paham..jika masih belum paham dan ada persoalan lain terkait pengembangan materi di atas maka anda boleh langsung share dan anggota lain silahkan bantu memberikan pendapatnya...sumonggo..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar