Selasa, 10 Januari 2017

contoh artikel 3


SMA NEGERI 1 MEJAYAN IS GREEN SCHOOL

Agus Supriyanto
Alamat : SMA Negeri 1 Mejayan
Jl. Panglima Sudirman No.82 Caruban Kabupaten Madiun

Abstrak: Sekolah merupakan tempat yang tidak bisa dipisahkan dengan proses pendidikan. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif apabila dilaksanakan di sekolah dengan fasilitas yang memadai dan dengan mudah dimanfaatkan siswa serta seluruh komponen sekolah. Keberadaan sekolah yang hijau, teduh dan rindang ini dapat diwujudkan ketika semua komponen sekolah peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap pencegahan kerusakan alam atau lingkungan, peduli terhadap perawatan dan pengelolaan lingkungan, peduli terhadap kelestarian alam. Maka perlu upaya yang sinergis dan strategis untuk menyelamatkan lingkungan hidup ini. Salah satu upaya yang sedang digalakkan pemerintah adalah pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). PLH bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan serta isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan untuk generasi sekarang dan akan datang. Sekolah merupakan bagian lingkungan yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan untuk membentuk mental dan kecerdasan peserta didik. Dalam proses penyerapan dan penerapan ilmu pengetahuan diperlukan suasana yang bersih, nyaman, asri, dan menyenangkan.

Kata kunci : Green School



Permasalahan lingkungan hidup berskala nasional, regional maupun skala lokal berkisar antara peningkatan kuantitas lahan kritis yang disebabkan (1) tekanan dan pertambahan penduduk, (2) luas areal pertanian yang tidak sesuai dan perladangan berpindah, (3) pengelolaan hutan yang tidak baik dan (4) penebangan illegal (illegal logging), (5) pembakaran hutan dan  ladang yang tidak terkendali serta (6) eksploitasi bahan tambang. Aktifitas pembalakan hutan secara besar-besaran tentu akan menyebabkan bencana alam dimana-mana misalnya tanah longsor, banjir dan gempa bumi.
Kondisi kerusakan akibat terjadinya bencana alam ini, akan semakin parah jika tidak segera disikapi oleh semua pihak. Hal ini disebkan masalah lingkungan hidup merupakan masalah bersama. Maka perlu upaya yang sinergis dan strategis untuk menyelamatkan lingkungan hidup ini. Tidak ketinggalan, sekolah sebagai salah satu lembaga yang diyakini memiliki peran sangat penting untuk berberan aktif dalam menangani persoalan lingkungan.
   Sekolah merupakan tempat yang tidak bisa dipisahkan dengan proses pendidikan. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif apabila dilaksanakan di sekolah dengan fasilitas yang memadai dan dengan mudah dimanfaatkan siswa serta seluruh komponen sekolah. Keberadaan sekolah yang hijau, teduh dan rindang ini dapat diwujudkan ketika semua komponen sekolah peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap pencegahan kerusakan alam atau lingkungan, peduli terhadap perawatan dan pengelolaan lingkungan, peduli terhadap kelestarian alam. Maka perlu upaya yang sinergis dan strategis untuk menyelamatkan lingkungan hidup ini.
   Salah satu upaya yang sedang digalakkan pemerintah adalah pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). PLH bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan serta isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan untuk generasi sekarang dan akan datang. Sekolah merupakan bagian lingkungan yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan untuk membentuk mental dan kecerdasan peserta didik. Dalam proses penyerapan dan penerapan ilmu pengetahuan diperlukan suasana yang bersih, nyaman, asri, dan menyenangkan. Disisi lain, pemahaman, sikap dan perilaku peduli terhadap kelestarian lingkungan perlu dibina secara kontinyu dan mendasar. Untuk itu diperlukan kesadaran dan tanggung jawab seluruh warga sekolah untuk menjaga dan memelihara lingkungan sekolah. Selanjutnya, sekolah dianjurkan untuk melaksankan PLH dengan menggunakan kurikulum terintegrasi dan monolitik.
Pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk memasukan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Dengan pendidikan lingkungan hidup yang masuk dalam kurikulum artinya penanaman pentingnya kelestarian alam ditanamkan pada siswa lebih dini, yang sekaligus sebagai generasi penerus. Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam keberhasilan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Menurut Nurjhani dan Widodo (2009) pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain: (1) Aspek kognitif, (2) Aspek afektif, (3) Aspek psikomotorik, dan (4) Aspek minat. Jika pendidikan lingkungan hidup dapat dilaksanakan secara efektif dan maksimal di lingkungan sekolah, maka seluruh komponen sekolah terutama siswa akan peduli terhadap lingkungan. Muaranya, kepedulian sisiwa akan tercermin pada perilaku cinta lingkungan dengan merawat lingkungan sekitar menjadi lebih hijau dan nyaman. Terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif  memotivasi anak untuk lebih maksimal dalam menyerap ilmu, dimana lingkungan sekolah yang hijau, sejuk dan nyaman akan berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa menjadi lebih maksimal. Green School akan tercipta jika sekolah sebagai tempat belajar siswa memiliki lingkungan yang hijau, sejuk dan nyaman.
SMA Negeri 1 Mejayan, sebagai salah satu sekolah yang memiliki komitmen tinggi terhadap upaya pelestarian lingkungan, berupaya menjalankan kurikulum pembelajaran berbasis lingkungan hidup. Perjalanan menuju Green School dimulai sejak tahun 2009, dan tahun 2012 telah mencapai prestasi tertinggi pada sekolah Adiwiyata, dengan dinobatkannya SMA ini menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, seiring dengan ditetapkanya sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri atau Green School.
Berdasarkan paparan pada bagian terdahulu, maka rumusan masalah yang diajukan adalah :
(1)     Bagaimana meningkatkan motivasi dan  membangun kebersamaan dalam mewujudkan Green School di SMA Negeri 1 Mejayan? 
(2)     Adakah kendala yang dihadapi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School ? Jika ada, solusi apa yang diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut?
Strategi yang digunakan adalah Direction and Work  (Arahan dan kerjakan ) Sedang tahapan  yang  dilakukan untuk mewujudkan Green School di SMA Negeri I Mejayan antara lain :
(1)     Observasi dan Refleksi awal
(2)     Membangun motivasi pada seluruh komponen sekolah mulai kepala sekolah, dewan guru, staf tata usaha, siswa, dan pesuru sekolah.
(3)     Melengkapi semua komponen yang dibutuhkan.
(4)     Melakukan action secara bersama-sama dan terus menerus.

Profil Sekolah
SMA Negeri I Mejayan berdiri tahun 1965 dengan SK No. 96/SK/B.III/65/66. Sekolah ini pada awalnya dikenal dengan nama SMA Negeri Caruban dan dalam perkembangannya SMA ini berubah nama menjadi SMA Negeri I Mejayan, dengan nomor Statistik Sekolah 301050804001 dan NPSN 20507733. SMA Negeri I Mejayan beralamatkan di jalan Panglima Sudirman No. 82,  dengan telepon (0351) 383083. Berada pada desa Krajan Kecamatan Mejayan (63153) kabupaten Madiun.
SMA Negeri 1 Mejayan  Menempati area tanah seluas 10.774 m2. Pada tahun pelajaran 2013-2014 memiliki jumlah murid sebanyak 794 siswa yang terbagi dalam 27 rombel. masing-masing tingkatan sembilan rombel yang terdiri dari enam kelas program IPA dan tiga kelas program IPS. Jumlah guru tetap 45 orang dan guru tidak tetap sembilan orang dan tenaga administrasi tetap 11 orang serta tenaga administrasi tidak tetap empat orang.
SMA Negeri 1 Mejayan ditetapkan sebagai Sekolah Unggulan dan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) pada tahun 2007  oleh Bupati Madiun. Tahun 2010 sebagai nominasi Sekolah Rintisan Berbasis Internasional (RSBI), pada tahun 2012 SMA Negeri I Mejayan ditetapkan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri, yang berarti sekolah yang benar-benar berwawasan lingkungan, Green School.

Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
1.        Menciptakan sebuah lingkungan belajar yang kondusif, sehat, nyaman dan hijau untuk membangun karakter yang kuat pada anak didik.
2.        Mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada untuk menciptakan lingkungan belajar yang hijau dengan meningkatkan motivasi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.

Pelaksanaan Strategi Yang Dipilih
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai  Green School :
1.        Pengembangan kebijakan sekolah peduli  dan berbudaya lingkungan.
Kebijakan sekolah sangat penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah. Untuk mewujudkannya diperlukan kebijakan sekolah yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata, yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan sekolah yang diperlukan yaitu :
Visi dan Misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, yaitu  Unggul Dalam Iptek Dan Imtaq Berkarakter Budaya Bangsa Serta Mandiri Dalam Memelihara Lingkungan. Sedangkan misi sekolah adalah sebagai berikut : (1) meningkatkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa, serta cinta lingkungan, (2) melaksanakan sistem pembelajaran dan bimbingan secara efisien, efektif dan inovatif yang terintegrasi dengan lingkungan, (3) menumbuhkan kompetensi seluruh warga sekolah dalam bidang akademik maupun non akademik serta kemandirian dalam mengelola lingkungan, (4) menerapkan managemen partisipatif pada seluruh warga sekolah dan komite dalam meningkatkan kemandirian pengelolaan lingkungan, (5) mengoptimalkan kemandirian siswa dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, dan (6) melaksanakan program sekolah berkelanjutan.
2.        Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan.
Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup diperlukan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Untuk itu perlu dibentuk tim pengembang kurikulum, tim pengembang sekolah, dan Green Police SMA Negeri 1 Mejayan
   Tugas dari tim pengembang kurikulum tersebut antra laian :
a.         Mewujudkan pengintegrasian mata pelajaran lingkungan Hidup kedalam semua mata pelajaran, yang nantinya memberikan hasil (1) semua RPP mapel sudah mengintegrasikan mapel lingkungan hidup, (2) semua silabus mata pelajaran sudah mengintegrasikan mapel lingkung hidup.
b.        Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
c.         Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3.        Pengembangan Sekolah berbasis lingkungan.
Tim Pengembang Sekolah ini bertugas antara lain :
a.         Menata dan mendesain lingkungan sekolah menjadi hijau, bersih dan nyaman.
b.        Memaksimalkan peran komponen sekolah dalam pemeliharaan lingkungan.
c.         Menata dan mendesain ruang – ruang belajar menjadi hijau, bersih dan nyaman.
4.        Pengembangan Pemberdayaan Siswa.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peran aktif dari siswa untuk  mewujudkan Green School adalah :
a.         pembentukan Green Police. Green Police adalah perwakilan siswa dari setiap kelas yang bertugas untuk membantu sekolah dalam mewujudkan Green School. Agar lebih maksimal pengurus OSIS dan MPK dilibatkan secara maksimal terhadap kebersihan dan kerindangan lingkungan sekolah. Beberapa tugas Green Police adalah (1) memperingatkan para siswa yang membuang sampah di sembarang tempat, (2) memperingatkan para siswa yang mencorat coret di sembarang tempat, (3) memantau kondisi kelas, yang tidak dirawat serta menciptakan  lingkungan sekitar kelas menjadi rindang dan hijau, (d) mengajak dan mempelopori para siswa untuk melestarikan lingkungan sekolah agar tetap hijau, bersih, dan rindang.
b.        Melaksanakan semua peringatan hri yang bertemakan lingkungan hidup. Memperingati hari lingkungan hidup merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di SMA Negeri 1 Mejayan.Peran aktif siswa berpengaruh terhadap sikap peduli terhadap lingkungan, yang membawa dampak positif terhadap pembentukan karakter peduli lingkungan. Peringatan hari yang bertemakan lingkungan hidup meliputi pencanangan Gerakan Satu Juta Pohon (10 Januari), hari Lahan Basah (2 Februari), hari Kehutanan Sedunia (20 Maret), hari Air (22 Maret), hari Bumi (22 April), hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni), hari Ozon sedunia (16 September), Hari Habitat ( 5 Oktober), hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (5 November), hari Keanekaragaman Hayati ( 22 Mei), dan hari Sampah (23 April)
c.         Pelaksanaan kegiatan rutin Sabtu Bersih. Optimalisasi peran siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, secara rutin dilaksanakan kegiatan Sabtu Bersih. Kegiatan Sabtu Bersih adalah kegiatan rutin setiap hari Sabtu pagi setelah bel masuk sekolah (pukul 07.00 sampai dengan 07.30), dengan mengkoordinir seluruh anak didik untuk membersihkan kelas, taman kelas, penanaman pohon, dan membersihkan lingkungan sekitar kelas. Hasil yang tampak terhadap sikap dan perilaku siswa adalah dengan tertatanya kelas dan lingkungan sekolah yanpi, indah, dan hijau maka kondisi sekolah akan terasa sangat nyaman untuk proses belajar mengajar. Dengan situasi yang sangat kondusif ini daya serap siswa akan dapat maksimal. Muaranya adalah membentuk sikap dan perilaku peduli lingkungan hidup yang mengakar kuat sampai mereka kelak dewasa.
5.        Membangun motivasi baik intrinsik maupun motivasi ektrinsik terhadap kepedulian dan berbudaya lingkungan, yang antara lain :
a.         Motivasi Intrinsik :  Sumber Daya Manusia yang mempunyai kesanggupan/kebulatan tekad dan komitmen yang tinggi  untuk mewujudkan Adiwiyata Mandiri di SMAN 1 Mejayan.
b.        Motivasi Ekstrinsik, dalam hal ini meliputi :
(1)     Terpenuhinya komponen pembelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan hidup (integrasi dengan mapel Pendidikan Lingkungan Hidup)
(2)     Implementasi komponen pembelajaran pada proses belajar mengajar.
(3)     Sarana Prasarana Pendukung
(4)     Dukungan masyarakat (peran komite sekolah terhadap terwujudnya SMA Negeri 1 Mejayan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri)
(5)     Reward dan  punishment.

Hasil yang Dicapai
1.        Budaya Pemeliharaan Lingkungan Sekolah
Untuk dapat menciptakan suasana di lingkungan sekolah yang bersih rindang dan nyaman semua komponen sekolah terlibat secara langsung untuk dapat menjaga kebersihan dan kerindangan sekolah dengan beberapa cara yang dilakukan antara lain :
a)        Membagi area dengan setiap area ada yang bertanggung jawab.
b)        Menjadwal piket baik siswa maupun pembina (guru) membersihkan sekitar green house
c)        Menjadwal piket baik siswa maupun pembina (guru) menjaga kebersihan kamar mandi siswa
d)       Menjadwal piket baik siswa maupun pembina (guru) menjaga kebersihan dan kerindangan taman.
e)        Menjadwal piket baik siswa maupun pembina (guru) menjaga kebersihan kebun binatang mini di sekolah.
f)         Menjadwal piket siswa menjaga kebersihan kelas.
2.        Terpenuhinya Semua Komponen Pendukung
Upaya mewujudkan Green Police memerlukan dukungan dari seluruh komponen yang ada di sekolah. Beberapa komponen pendukung yang diupayakan untuk pencapaian Green School sesuai Permendiknas no 24 tahun 2007 tentang standard sarana dan prsarana yang meliputi :
a)        Tersedianya air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah, komposter), air limbah/drainase, ruang terbuka hijau, kebisingan/ getaran/radiasi.
b)        Terpenuhinya sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan hidup, antara lain; pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air, hutan/taman/kebun sekolah, green house, toga, kolam ikan, biopori, sumur resapan.
c)        Terpenuhinya sarana dan prasarana yang ramah lingkungan sesuai fungsinya yaitu pemenuhan ruang yang memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secara alami, pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh dan penghijauan, dan penataan paving block dan rumput yang bisa menjadi area daya serap air.
d)       Penghematan untuk efisiensi pemakaian listrik dan air hingga 20 %.
e)        Pengelolaan kantin dan peningkatan pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan dengan cara tidak menjual makanan/minuman yang mengandung bahan pengawet/pengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai dengan standar ; kantin tidak menjual makanan yang tercemar/terkontaminasi, kadaluarsa ; kantin tidak menjual makanan yang dikemas tidak ramah lingkungan, seperti : plastik, styrofoam, aluminium foil.
3.        Teritegrasinya seluruh mata pelajaran dengan mata pelajaran lingkungan hidup.
Kebijakan yang diterapkan untuk mewujudkan Green School terkait dengan bidang kurikulum adalah mengintergasikan seluruh mata pelajaran dengan pelajaran pendidikan lingkungan hidup. Implementasiya, sejak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, guru berkoordinasi dengan guru mapel PLH untuk mendesain proses pembelajaran agar sesuai dengan kompetensi dasar yang ada pada mapel PLH.

Kendala Yang Dihadapi Dan Cara Mengatasi
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan Green School adalah :
1.        Kebiasaan membuang sampah pada tempat sampah yang benar dengan memilah sampah kertas, plastik, dan daun yang kurang
2.        Rendahnya pengetahuan guru dan karyawan mengenai upaya dalam mewujudkan Green School
3.        Kurangnya partisipasi sebagian guru dan karyawan terhadap perwujudan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
4.        Efektititas dan efisiensi pendanaan dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School
Terkait dengan beberapa hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green Scool, maka beberapa langkah yang ditempuh adalah :
1.        Lebih mengoptimalkan fungsi Green Police dan memberlakukan kebijakan pemberian denda bagi siswa yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Denda yang dikenakan pada siswa berkisar antara Rp.1.000,- sampai dengan Rp. 10.000,- dan denda tersebut dikelola oleh tim Green Police untuk digunakan pada kegiatan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu, sanksi yang dibebankan pada siswa adalah diharuskan membawa bibit tanaman yang nantinya disemaikan di green house.
2.        Mengadakan workshop mengenai Green School yang dilaksanakan pada awal semester untuk memberikan pemahaman dan pemantapan pada warga sekolah mengenai upaya mewujudkannya. Pada forum ini diberikan penekanan mengenai konsep brain, heart, and act. Artinya, untuk menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam mewujudkan Green School dimulai dari mengetahui dan memahami konsep Green School (brain). Kemudian tahap turun ke hati (heart) untuk menumbuhkan niatan yang tulus mewujudkan Green School, dan berpartisipasi aktif (act) melalui tindakan nyata untuk mewujudkannya.
3.        Peningkatan partisipasi aktif warga sekolah utamanya guru dan staf dengan cara melibatkannya pada kegiatan siswa yang terkait dengan pelestarian lingkungan, misalnya penanaman bibit pohon di hutan pendidikan.
4.        Mengalokasikan dana khusus untuk pengembangan sekolah terkait dengan Green School sebesar 20 % pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Bembelanjaan Sekolah setiap tahunnya.

Faktor Pendukung
Beberapa faktor yang mendukung terciptanya motivasi dan kinerja yang baik untuk mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School adalah :
1.        Keterlibatan aktif kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan penentu kebijakan untuk selalu memberikan arahan dan motivasi kepada guru, staf dan karyawan SMA Negeri 1 Mejayan dalam mewujudkan Green School.
2.        Kesiapan yangmaksimal dari Sumber Daya Manusia (Guru, staf, dan karyawan) dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
3.        Input yang baik dari anak didik yang berkualitas, yang memiliki karakter kuat dan memudahkan untuk mengarahkan dan memotivasi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
4.        Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, letak sekolah yang sangat strategis, serta lingkungan yang sangat menunjang SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.

Alternatif Pengembangan
   Program pengembangan yang sedang dipersiapkan adalah meningkatkan keterlibatan aktif dari seluruh sekolah di kabupaten Madiun untuk mewujudkan Green School, sehingga tercipta lingkungan yang hijau lestari dan membentuk generasi yang peduli lingkungan untuk menyelamatkan bumi dari bencana yang terjadi.

Kesimpulan
Peningkatan motivasi yang dilakukan untuk mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School adalah (1) membangun motivasi intrinsik, sumber daya manusia yang mempunyai kesanggupan/kebulatan tekad dan komitmen yang tinggi  untuk mewujudkan Adiwiyata Mandiri di SMAN 1 Mejayan, (2) membangun motivasi ekstrinsik, dalam hal ini meliputi :
1.        Terpenuhinya komponen pembelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan hidup (integrasi dengan mapel Pendidikan Lingkungan Hidup)
2.        Implementasi komponen pembelajaran pada proses belajar mengajar.
3.        Sarana Prasarana Pendukung
4.        Dukungan masyarakat (peran komite sekolah terhadap terwujudnya SMA Negeri 1 Mejayan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri)
5.        Reward dan  punishment.
Sedangkan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School antara lain (1) membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang benar dengan memilah sampah kertas, plastik, dan daun yang kurang, (2) rendahnya pengetahuan guru dan karyawan mengenai upaya dalam mewujudkan Green School, (3) kurangnya partisipasi sebagian guru dan karyawan terhadap perwujudan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School, dan (4) efektititas dan efisiensi pendanaan dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.

Rekomendasi Operasional
Melibatkan seluruh komponen sekolah untuk mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School dengan metode Direction and Work yang melibatkan seluruh komponen sekolah dan melibatkan secara aktif Dinas Pendidikan sebagai lembaga yang memayungi sekolah dari sisi pengambilan kebijakan yang akan dilakukan.



DAFTAR RUJUKAN

Nurjhani, M dan Widodo, A. (2009). Penggunaan Multimedia Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Mahasiswa dalam Perkuliahan “Konsep Dasar IPA”, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP: Tidak Diterbitkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Generasi Rawan Lupa, Servis dalam Rumah Tangga

10 Hal Romantis Rasulullah yang Ditinggalkan Generasi  Now Rumah tangga Rasulullah SAW luar biasa. Rasulullah SAW dan istri-istriny...