SMA
NEGERI 1 MEJAYAN IS GREEN SCHOOL
Agus Supriyanto
Alamat
: SMA Negeri 1 Mejayan
Jl.
Panglima Sudirman No.82 Caruban Kabupaten Madiun
Abstrak: Sekolah merupakan tempat yang tidak bisa dipisahkan dengan proses
pendidikan. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif apabila
dilaksanakan di sekolah dengan fasilitas yang memadai dan dengan mudah
dimanfaatkan siswa serta seluruh komponen sekolah. Keberadaan sekolah yang
hijau, teduh dan rindang ini dapat diwujudkan ketika semua komponen sekolah
peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap pencegahan kerusakan alam atau
lingkungan, peduli terhadap perawatan dan pengelolaan lingkungan, peduli
terhadap kelestarian alam. Maka perlu upaya yang sinergis dan strategis untuk
menyelamatkan lingkungan hidup ini. Salah satu upaya yang sedang digalakkan
pemerintah adalah pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). PLH bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kesadaran masyarakat tentang
nilai-nilai lingkungan serta isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya
dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
penyelamatan lingkungan untuk generasi sekarang dan akan datang. Sekolah
merupakan bagian lingkungan yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan
untuk membentuk mental dan kecerdasan peserta didik. Dalam proses penyerapan
dan penerapan ilmu pengetahuan diperlukan suasana yang bersih, nyaman, asri,
dan menyenangkan.
Kata kunci
: Green School
Permasalahan
lingkungan hidup berskala nasional, regional maupun skala lokal berkisar antara
peningkatan kuantitas lahan kritis yang disebabkan (1) tekanan dan pertambahan
penduduk, (2) luas areal pertanian yang tidak sesuai dan perladangan berpindah,
(3) pengelolaan hutan yang tidak baik dan (4) penebangan illegal (illegal
logging), (5) pembakaran hutan dan
ladang yang tidak terkendali serta (6) eksploitasi bahan tambang.
Aktifitas pembalakan hutan secara besar-besaran tentu akan menyebabkan bencana
alam dimana-mana misalnya tanah longsor, banjir dan gempa bumi.
Kondisi
kerusakan akibat terjadinya bencana alam ini, akan semakin parah jika tidak
segera disikapi oleh semua pihak. Hal ini disebkan masalah lingkungan hidup
merupakan masalah bersama. Maka perlu upaya yang sinergis dan strategis untuk
menyelamatkan lingkungan hidup ini. Tidak ketinggalan, sekolah sebagai salah
satu lembaga yang diyakini memiliki peran sangat penting untuk berberan aktif
dalam menangani persoalan lingkungan.
Sekolah merupakan tempat yang tidak bisa
dipisahkan dengan proses pendidikan. Proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan efektif apabila dilaksanakan di sekolah dengan fasilitas yang memadai
dan dengan mudah dimanfaatkan siswa serta seluruh komponen sekolah. Keberadaan
sekolah yang hijau, teduh dan rindang ini dapat diwujudkan ketika semua
komponen sekolah peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap pencegahan
kerusakan alam atau lingkungan, peduli terhadap perawatan dan pengelolaan
lingkungan, peduli terhadap kelestarian alam. Maka perlu upaya yang sinergis
dan strategis untuk menyelamatkan lingkungan hidup ini.
Salah satu upaya yang sedang digalakkan
pemerintah adalah pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). PLH bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kesadaran masyarakat tentang
nilai-nilai lingkungan serta isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya
dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
penyelamatan lingkungan untuk generasi sekarang dan akan datang. Sekolah
merupakan bagian lingkungan yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan
untuk membentuk mental dan kecerdasan peserta didik. Dalam proses penyerapan
dan penerapan ilmu pengetahuan diperlukan suasana yang bersih, nyaman, asri,
dan menyenangkan. Disisi lain, pemahaman, sikap dan perilaku peduli terhadap
kelestarian lingkungan perlu dibina secara kontinyu dan mendasar. Untuk itu
diperlukan kesadaran dan tanggung jawab seluruh warga sekolah untuk menjaga dan
memelihara lingkungan sekolah. Selanjutnya, sekolah dianjurkan untuk
melaksankan PLH dengan menggunakan kurikulum terintegrasi dan monolitik.
Pendidikan
lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk memasukan
pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Dengan pendidikan lingkungan hidup
yang masuk dalam kurikulum artinya penanaman pentingnya kelestarian alam
ditanamkan pada siswa lebih dini, yang sekaligus sebagai generasi penerus.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang
sangat penting dalam keberhasilan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan
prinsip pembangunan berkelanjutan.
Menurut
Nurjhani dan Widodo (2009) pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan
kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal
ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain: (1) Aspek kognitif, (2) Aspek
afektif, (3) Aspek psikomotorik, dan (4) Aspek minat. Jika pendidikan
lingkungan hidup dapat dilaksanakan secara efektif dan maksimal di lingkungan
sekolah, maka seluruh komponen sekolah terutama siswa akan peduli terhadap
lingkungan. Muaranya, kepedulian sisiwa akan tercermin pada perilaku cinta
lingkungan dengan merawat lingkungan sekitar menjadi lebih hijau dan nyaman.
Terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif
memotivasi anak untuk lebih maksimal dalam menyerap ilmu, dimana
lingkungan sekolah yang hijau, sejuk dan nyaman akan berpengaruh terhadap
perolehan prestasi belajar siswa menjadi lebih maksimal. Green School akan
tercipta jika sekolah sebagai tempat belajar siswa memiliki lingkungan yang
hijau, sejuk dan nyaman.
SMA
Negeri 1 Mejayan, sebagai salah satu sekolah yang memiliki komitmen tinggi
terhadap upaya pelestarian lingkungan, berupaya menjalankan kurikulum
pembelajaran berbasis lingkungan hidup. Perjalanan menuju Green School dimulai
sejak tahun 2009, dan tahun 2012 telah mencapai prestasi tertinggi pada sekolah
Adiwiyata, dengan dinobatkannya SMA ini menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri,
seiring dengan ditetapkanya sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri atau Green
School.
Berdasarkan
paparan pada bagian terdahulu, maka rumusan masalah yang diajukan adalah :
(1) Bagaimana meningkatkan
motivasi dan membangun kebersamaan dalam
mewujudkan Green School di SMA Negeri 1 Mejayan?
(2) Adakah kendala yang
dihadapi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School ? Jika ada,
solusi apa yang diterapkan untuk mengatasi kendala tersebut?
Strategi
yang digunakan adalah Direction and Work
(Arahan dan kerjakan ) Sedang tahapan
yang dilakukan untuk mewujudkan
Green School di SMA Negeri I Mejayan antara lain :
(1) Observasi dan Refleksi
awal
(2) Membangun motivasi
pada seluruh komponen sekolah mulai kepala sekolah, dewan guru, staf tata
usaha, siswa, dan pesuru sekolah.
(3) Melengkapi semua
komponen yang dibutuhkan.
(4) Melakukan action
secara bersama-sama dan terus menerus.
Profil Sekolah
SMA
Negeri I Mejayan berdiri tahun 1965 dengan SK No. 96/SK/B.III/65/66. Sekolah
ini pada awalnya dikenal dengan nama SMA Negeri Caruban dan dalam
perkembangannya SMA ini berubah nama menjadi SMA Negeri I Mejayan, dengan nomor
Statistik Sekolah 301050804001 dan NPSN 20507733. SMA Negeri I Mejayan beralamatkan
di jalan Panglima Sudirman No. 82,
dengan telepon (0351) 383083. Berada pada desa Krajan Kecamatan Mejayan
(63153) kabupaten Madiun.
SMA
Negeri 1 Mejayan Menempati area tanah
seluas 10.774 m2. Pada tahun pelajaran 2013-2014 memiliki jumlah murid sebanyak
794 siswa yang terbagi dalam 27 rombel. masing-masing tingkatan sembilan rombel
yang terdiri dari enam kelas program IPA dan tiga kelas program IPS. Jumlah
guru tetap 45 orang dan guru tidak tetap sembilan orang dan tenaga administrasi
tetap 11 orang serta tenaga administrasi tidak tetap empat orang.
SMA
Negeri 1 Mejayan ditetapkan sebagai Sekolah Unggulan dan sebagai Sekolah
Standar Nasional (SSN) pada tahun 2007
oleh Bupati Madiun. Tahun 2010 sebagai nominasi Sekolah Rintisan
Berbasis Internasional (RSBI), pada tahun 2012 SMA Negeri I Mejayan ditetapkan
sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri, yang berarti sekolah yang benar-benar
berwawasan lingkungan, Green School.
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
1.
Menciptakan sebuah lingkungan belajar yang kondusif,
sehat, nyaman dan hijau untuk membangun karakter yang kuat pada anak didik.
2.
Mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada untuk
menciptakan lingkungan belajar yang hijau dengan meningkatkan motivasi dalam
mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
Pelaksanaan Strategi Yang Dipilih
Berbagai
upaya yang dilakukan untuk mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School :
1.
Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
Kebijakan
sekolah sangat penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan
lingkungan hidup oleh semua warga sekolah. Untuk mewujudkannya diperlukan
kebijakan sekolah yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata,
yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan sekolah yang
diperlukan yaitu :
Visi
dan Misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, yaitu Unggul Dalam Iptek Dan Imtaq Berkarakter
Budaya Bangsa Serta Mandiri Dalam Memelihara Lingkungan. Sedangkan misi sekolah
adalah sebagai berikut : (1) meningkatkan penghayatan terhadap ajaran agama dan
budaya bangsa, serta cinta lingkungan, (2) melaksanakan sistem pembelajaran dan
bimbingan secara efisien, efektif dan inovatif yang terintegrasi dengan
lingkungan, (3) menumbuhkan kompetensi seluruh warga sekolah dalam bidang
akademik maupun non akademik serta kemandirian dalam mengelola lingkungan, (4)
menerapkan managemen partisipatif pada seluruh warga sekolah dan komite dalam
meningkatkan kemandirian pengelolaan lingkungan, (5) mengoptimalkan kemandirian
siswa dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, dan (6) melaksanakan program
sekolah berkelanjutan.
2.
Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan.
Pengembangan
materi, model pembelajaran dan metode belajar dilakukan untuk memberikan
pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan
lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup
diperlukan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Untuk
itu perlu dibentuk tim pengembang kurikulum, tim pengembang sekolah, dan Green
Police SMA Negeri 1 Mejayan
Tugas dari tim pengembang kurikulum tersebut
antra laian :
a.
Mewujudkan pengintegrasian mata pelajaran lingkungan
Hidup kedalam semua mata pelajaran, yang nantinya memberikan hasil (1) semua
RPP mapel sudah mengintegrasikan mapel lingkungan hidup, (2) semua silabus mata
pelajaran sudah mengintegrasikan mapel lingkung hidup.
b.
Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan
budaya.
c.
Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3.
Pengembangan Sekolah berbasis lingkungan.
Tim
Pengembang Sekolah ini bertugas antara lain :
a.
Menata dan mendesain lingkungan sekolah menjadi hijau,
bersih dan nyaman.
b.
Memaksimalkan peran komponen sekolah dalam
pemeliharaan lingkungan.
c.
Menata dan mendesain ruang – ruang belajar menjadi
hijau, bersih dan nyaman.
4.
Pengembangan Pemberdayaan Siswa.
Upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan peran aktif dari siswa untuk mewujudkan Green School adalah :
a.
pembentukan Green Police. Green Police adalah
perwakilan siswa dari setiap kelas yang bertugas untuk membantu sekolah dalam
mewujudkan Green School. Agar lebih maksimal pengurus OSIS dan MPK dilibatkan
secara maksimal terhadap kebersihan dan kerindangan lingkungan sekolah. Beberapa
tugas Green Police adalah (1) memperingatkan para siswa yang membuang sampah di
sembarang tempat, (2) memperingatkan para siswa yang mencorat coret di
sembarang tempat, (3) memantau kondisi kelas, yang tidak dirawat serta
menciptakan lingkungan sekitar kelas
menjadi rindang dan hijau, (d) mengajak dan mempelopori para siswa untuk
melestarikan lingkungan sekolah agar tetap hijau, bersih, dan rindang.
b.
Melaksanakan semua peringatan hri yang bertemakan
lingkungan hidup. Memperingati hari lingkungan hidup merupakan kegiatan rutin
yang dilakukan di SMA Negeri 1 Mejayan.Peran aktif siswa berpengaruh terhadap
sikap peduli terhadap lingkungan, yang membawa dampak positif terhadap
pembentukan karakter peduli lingkungan. Peringatan hari yang bertemakan
lingkungan hidup meliputi pencanangan Gerakan Satu Juta Pohon (10 Januari),
hari Lahan Basah (2 Februari), hari Kehutanan Sedunia (20 Maret), hari Air (22
Maret), hari Bumi (22 April), hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni), hari Ozon
sedunia (16 September), Hari Habitat ( 5 Oktober), hari Cinta Puspa dan Satwa
Nasional (5 November), hari Keanekaragaman Hayati ( 22 Mei), dan hari Sampah
(23 April)
c.
Pelaksanaan kegiatan rutin Sabtu Bersih. Optimalisasi
peran siswa dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, secara rutin dilaksanakan
kegiatan Sabtu Bersih. Kegiatan Sabtu Bersih adalah kegiatan rutin setiap hari
Sabtu pagi setelah bel masuk sekolah (pukul 07.00 sampai dengan 07.30), dengan
mengkoordinir seluruh anak didik untuk membersihkan kelas, taman kelas,
penanaman pohon, dan membersihkan lingkungan sekitar kelas. Hasil yang tampak
terhadap sikap dan perilaku siswa adalah dengan tertatanya kelas dan lingkungan
sekolah yanpi, indah, dan hijau maka kondisi sekolah akan terasa sangat nyaman untuk
proses belajar mengajar. Dengan situasi yang sangat kondusif ini daya serap
siswa akan dapat maksimal. Muaranya adalah membentuk sikap dan perilaku peduli
lingkungan hidup yang mengakar kuat sampai mereka kelak dewasa.
5.
Membangun motivasi baik intrinsik maupun motivasi
ektrinsik terhadap kepedulian dan berbudaya lingkungan, yang antara lain :
a.
Motivasi Intrinsik : Sumber Daya Manusia yang mempunyai
kesanggupan/kebulatan tekad dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan Adiwiyata Mandiri di SMAN 1
Mejayan.
b.
Motivasi Ekstrinsik, dalam hal ini meliputi :
(1) Terpenuhinya komponen
pembelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan hidup (integrasi dengan mapel
Pendidikan Lingkungan Hidup)
(2) Implementasi komponen
pembelajaran pada proses belajar mengajar.
(3) Sarana Prasarana
Pendukung
(4) Dukungan masyarakat
(peran komite sekolah terhadap terwujudnya SMA Negeri 1 Mejayan sebagai sekolah
Adiwiyata Mandiri)
(5) Reward dan punishment.
Hasil yang Dicapai
1.
Budaya Pemeliharaan Lingkungan Sekolah
Untuk
dapat menciptakan suasana di lingkungan sekolah yang bersih rindang dan nyaman
semua komponen sekolah terlibat secara langsung untuk dapat menjaga kebersihan
dan kerindangan sekolah dengan beberapa cara yang dilakukan antara lain :
a)
Membagi area dengan setiap area ada yang bertanggung
jawab.
b)
Menjadwal piket baik siswa maupun pembina (guru)
membersihkan sekitar green house
c)
Menjadwal piket baik siswa maupun pembina (guru)
menjaga kebersihan kamar mandi siswa
d) Menjadwal piket baik
siswa maupun pembina (guru) menjaga kebersihan dan kerindangan taman.
e)
Menjadwal piket baik siswa maupun pembina (guru)
menjaga kebersihan kebun binatang mini di sekolah.
f)
Menjadwal piket siswa menjaga kebersihan kelas.
2.
Terpenuhinya Semua Komponen Pendukung
Upaya
mewujudkan Green Police memerlukan dukungan dari seluruh komponen yang ada di
sekolah. Beberapa komponen pendukung yang diupayakan untuk pencapaian Green
School sesuai Permendiknas no 24 tahun 2007 tentang standard sarana dan
prsarana yang meliputi :
a)
Tersedianya air bersih, sampah (penyediaan tempat
sampah terpisah, komposter), air limbah/drainase, ruang terbuka hijau,
kebisingan/ getaran/radiasi.
b)
Terpenuhinya sarana prasarana pendukung pembelajaran
lingkungan hidup, antara lain; pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air,
hutan/taman/kebun sekolah, green house, toga, kolam ikan, biopori, sumur
resapan.
c)
Terpenuhinya sarana dan prasarana yang ramah
lingkungan sesuai fungsinya yaitu pemenuhan ruang yang memiliki pengaturan
cahaya dan ventilasi udara secara alami, pemeliharaan dan pengaturan pohon
peneduh dan penghijauan, dan penataan paving block dan rumput yang bisa menjadi
area daya serap air.
d) Penghematan untuk efisiensi
pemakaian listrik dan air hingga 20 %.
e)
Pengelolaan kantin dan peningkatan pelayanan kantin
sehat dan ramah lingkungan dengan cara tidak menjual makanan/minuman yang
mengandung bahan pengawet/pengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai dengan
standar ; kantin tidak menjual makanan yang tercemar/terkontaminasi, kadaluarsa
; kantin tidak menjual makanan yang dikemas tidak ramah lingkungan, seperti :
plastik, styrofoam, aluminium foil.
3.
Teritegrasinya seluruh mata pelajaran dengan mata
pelajaran lingkungan hidup.
Kebijakan
yang diterapkan untuk mewujudkan Green School terkait dengan bidang kurikulum
adalah mengintergasikan seluruh mata pelajaran dengan pelajaran pendidikan
lingkungan hidup. Implementasiya, sejak menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, guru berkoordinasi dengan guru mapel PLH untuk mendesain proses
pembelajaran agar sesuai dengan kompetensi dasar yang ada pada mapel PLH.
Kendala Yang Dihadapi Dan Cara Mengatasi
Beberapa
hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan Green School adalah :
1.
Kebiasaan membuang sampah pada tempat sampah yang
benar dengan memilah sampah kertas, plastik, dan daun yang kurang
2.
Rendahnya pengetahuan guru dan karyawan mengenai upaya
dalam mewujudkan Green School
3.
Kurangnya partisipasi sebagian guru dan karyawan
terhadap perwujudan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
4.
Efektititas dan efisiensi pendanaan dalam mewujudkan
SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School
Terkait
dengan beberapa hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan
sebagai Green Scool, maka beberapa langkah yang ditempuh adalah :
1.
Lebih mengoptimalkan fungsi Green Police dan
memberlakukan kebijakan pemberian denda bagi siswa yang tidak membuang sampah
pada tempatnya. Denda yang dikenakan pada siswa berkisar antara Rp.1.000,-
sampai dengan Rp. 10.000,- dan denda tersebut dikelola oleh tim Green Police
untuk digunakan pada kegiatan yang berkaitan dengan kepedulian terhadap
lingkungan. Selain itu, sanksi yang dibebankan pada siswa adalah diharuskan
membawa bibit tanaman yang nantinya disemaikan di green house.
2.
Mengadakan workshop mengenai Green School yang
dilaksanakan pada awal semester untuk memberikan pemahaman dan pemantapan pada
warga sekolah mengenai upaya mewujudkannya. Pada forum ini diberikan penekanan
mengenai konsep brain, heart, and act. Artinya, untuk menumbuhkan motivasi yang
tinggi dalam mewujudkan Green School dimulai dari mengetahui dan memahami
konsep Green School (brain). Kemudian tahap turun ke hati (heart) untuk
menumbuhkan niatan yang tulus mewujudkan Green School, dan berpartisipasi aktif
(act) melalui tindakan nyata untuk mewujudkannya.
3.
Peningkatan partisipasi aktif warga sekolah utamanya
guru dan staf dengan cara melibatkannya pada kegiatan siswa yang terkait dengan
pelestarian lingkungan, misalnya penanaman bibit pohon di hutan pendidikan.
4.
Mengalokasikan dana khusus untuk pengembangan sekolah
terkait dengan Green School sebesar 20 % pada Rencana Anggaran Pendapatan dan
Bembelanjaan Sekolah setiap tahunnya.
Faktor Pendukung
Beberapa
faktor yang mendukung terciptanya motivasi dan kinerja yang baik untuk mewujudkan
SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School adalah :
1.
Keterlibatan aktif kepala sekolah sebagai penanggung
jawab dan penentu kebijakan untuk selalu memberikan arahan dan motivasi kepada
guru, staf dan karyawan SMA Negeri 1 Mejayan dalam mewujudkan Green School.
2.
Kesiapan yangmaksimal dari Sumber Daya Manusia (Guru,
staf, dan karyawan) dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
3.
Input yang baik dari anak didik yang berkualitas, yang
memiliki karakter kuat dan memudahkan untuk mengarahkan dan memotivasi dalam
mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
4.
Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, letak sekolah
yang sangat strategis, serta lingkungan yang sangat menunjang SMA Negeri 1
Mejayan sebagai Green School.
Alternatif Pengembangan
Program pengembangan yang sedang dipersiapkan
adalah meningkatkan keterlibatan aktif dari seluruh sekolah di kabupaten Madiun
untuk mewujudkan Green School, sehingga tercipta lingkungan yang hijau lestari
dan membentuk generasi yang peduli lingkungan untuk menyelamatkan bumi dari
bencana yang terjadi.
Kesimpulan
Peningkatan
motivasi yang dilakukan untuk mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green
School adalah (1) membangun motivasi intrinsik, sumber daya manusia yang
mempunyai kesanggupan/kebulatan tekad dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan Adiwiyata Mandiri di SMAN 1
Mejayan, (2) membangun motivasi ekstrinsik, dalam hal ini meliputi :
1.
Terpenuhinya komponen pembelajaran yang terintegrasi
dengan lingkungan hidup (integrasi dengan mapel Pendidikan Lingkungan Hidup)
2.
Implementasi komponen pembelajaran pada proses belajar
mengajar.
3.
Sarana Prasarana Pendukung
4.
Dukungan masyarakat (peran komite sekolah terhadap
terwujudnya SMA Negeri 1 Mejayan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri)
5.
Reward dan
punishment.
Sedangkan
kendala yang dihadapi dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green
School antara lain (1) membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang
benar dengan memilah sampah kertas, plastik, dan daun yang kurang, (2)
rendahnya pengetahuan guru dan karyawan mengenai upaya dalam mewujudkan Green
School, (3) kurangnya partisipasi sebagian guru dan karyawan terhadap
perwujudan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School, dan (4) efektititas dan
efisiensi pendanaan dalam mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green School.
Rekomendasi Operasional
Melibatkan
seluruh komponen sekolah untuk mewujudkan SMA Negeri 1 Mejayan sebagai Green
School dengan metode Direction and Work yang melibatkan seluruh komponen
sekolah dan melibatkan secara aktif Dinas Pendidikan sebagai lembaga yang
memayungi sekolah dari sisi pengambilan kebijakan yang akan dilakukan.
DAFTAR RUJUKAN
Nurjhani, M dan Widodo, A. (2009). Penggunaan Multimedia Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Mahasiswa dalam Perkuliahan “Konsep Dasar IPA”,
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP: Tidak Diterbitkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar