Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul saw bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu [HR Muslim]
Catatan:
Hadits tersebut menjelaskan bagaimana cara seseorang terbebas dari kegalauan urusan dunia dengan cara melihat orang yang berada di bawah kita dalam hal dunia (seperti dalam hal harta dan fisik), karena dengan cara seperti itu kita dapat merasakan besarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita. Untuk setiap orang yang lagi dilanda kegalauan dan kesedihan. Pergilah ke Rumah Sakit, agar kau tau nikmatnya sehat. Pergilah ke Penjara, agar kau tau nikmatnya kebebasan. Pergilah ke pemakaman, agar kau tau nikmatnya hidup. Berapa Berat kesedihanmu jika dibandingkan dengan kesedihan mereka? Lantas, Pantaskah kau mengeluh dan menyalahkan keadaan ? lalu Ucapkanlah dengan tulus ikhlas dari hati terdalam :
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺣَﺎﻝ
Segala puji hanyalah milik Allah dalam setiap keadaan.
Orang yang telah mencapai derajat syukur dengan tulus ikhlas akan menjadi bahagia walaupun secara kasat mata terlihat apa yang menimpanya adalah sebuah derita layaknya menerima hadiah terindah cubitan dari istri tercinta, yang akan menggembirakannya meskipun dalam bentuk menyakitkan. Dalam suatu riwayat, Sa’ad bin Abi Waqqash tiba di Makkah dalam keadaan buta mata tapi orang-orang berdatangan kepadanya untuk meminta doanya karena beliau terkenal sebagai orang yang doanya mustajabah. Orang-orangpun banyak minta didoakan agar disembuhkan dari berbagai macam penyakit. Abdullah bin as-Saib berkata, 'Wahai pamanku, engkau telah banyak mendoakan untuk kesembuhan orang, kenapa engkau tidak berdoa untuk dirimu, sehingga Allah menyembuhkan engkau dari kebutaan?' Sa’ad tersenyum sambil berkata,
يا بني قضاء الله خير من بصري
“Wahai anakku, ketahuilah bahwa (kebutaan yang merupakan) takdir Allah yang menimpa diriku jauh lebih baik daripada masalah penglihatanku. [Madarijus Salikin, II/227]
Alvers, orang bijak mengatakan Allah tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar tetapi ketahuilah bahwa Allah selalu memberi pelangi di setiap badai, Memberi senyum di setiap air mata, Memberi Rahmat & berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa.
So, Jangan pernah menyerah, terus berjuanglah karena hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah perjalanan. Indahnya hidup bukan karena banyak orang mengenal kita, namun berapa banyak orang yang bahagia karena kita. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu bersyukur atas nikmatNya dan mudah-mudahan Allah menjauhkan kita dari kesedihan dan kegalauan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar