HARGA-HARGA PADA NAIK:
DIALOG ANTARA SI MUKIDI DENGAN SI BIBAH
Semua harga naik! Bensin naik, Minyak Tanah naik. Cabai naik, Beras naik, Bawang naik, Daging naik. Pokoknya semuanya naik. Tapi gaji gak naik, pendapatan tidak bertambah. Sementara Perusahaan Asing bertambah naik juga merauk segala sumber kekayaan alam kita.
Lalu si Beibe bertanya dengan nada mengeluh, "kenapa semua naik. Kok Pemerintah begitu amat." "Loh, pean ra mudeng yo? Negara itu lagi miskin. Lagi kesusahan pendapatan. Sehingga mau gak mau Negara harus mencari cara untuk menambah pemasukan anggaran dari setiap sektor. Si Mukidi menjawab.
"Tapi kan banyak Perusahaan Tambang dll di Negara ini. Semisal Freeport, Newmont, NHM (Perusahaan Emas dari Australia) di Maluku Utara dll. Kenapa semua itu gak di manfaatkan untuk pemasukan Negara. Kan Perusahaan-Perusahaan Raksasa milik Amerika, Canada, Australia, Inggris dll. Minta dong ke mereka! Tangkas si Beibe.
Lalau mukidi menjelaskan, Eh, minta pala lw peang. Kamu tahu gak, bagaimana isi kontrak dalam perjanjian dengan perusahaan-perusahaan milik Kapitalis Global itu? Bagi hasil kuntungan kepada Negara kita itu tak lebih dari 2 %, cing. Jika satu perusahaan keuntungan 1 triliun per tahun, sedangkan Indonesia hanya dapat 2 %, maka total pendapatan yang di dapat dari satu perusahaan itu hanya 200 miliyar. Artinya, kalau total ada 10 Perusahaan dengan isi perjanjian yang sama, dan bisa juga di bawah itu, maka rata-rata keuntungan yang di peroleh Indonesia dari 10 perusahaan itu adalah 1 Triliun Rupiah, cing per Tahun. Semenetara total Anggaran Negara kita itu rata-rata per Tahun aja sebesar 1.980 Triliun Rupiah. Nah, dari Total APBN itu pemerintah harus putar kepala untuk membiayai kebutuhan dalam maupun luar Negeri. Pikirkan saja, Luas Wilayah kita, perawatan Infrastruktur kita, gaji pegawai kita, anggaran pemilu, anggaran ormas, dan anggaran ini anggaran itu. Belum lagi di tambah bayar hutang yang sejak zaman orde baru masih melilit kita. Apalagi sekarang pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan. Biaya 1.980 Triliun itu kira-kira cukup gak?! Mikir! Itu baru dari segi itu loh ya. Belum di tambah dengan segudang persoalan-persoapan yang lain. Tegas si Mukidi.
Si Beibe sejenak merenung, lalu ia kembali berkata, "ah, itu kan urusan pemerintah. Ya mereka harus cari cara dong bagaimana caranya supaya Pendapatan Negara besar dan banyak tanpa harus membebani masyarakat! Pokoknya rakyat gak mau susah, gak mau menderita. Selama ini apa-apa di bebani kepada rakyat. Negara gak mikir apa kita ini udah kesusahan. Negara harusnya mikir dong! Dengan nada cetus secetus-cetusnya.
Mukidi dengan geram menangkas, "eh Pe'a, kamu kok egois banget sih! Ini juga Negara kamu, rumah kamu. Ibaratkan Rumah, kalau Kepala Rumah Tangga sedang kesusahan mencari penghasilan, yaa pasti otomatis seisi rumah mengalami kesusahan lah, termasuk istri dan anaknya. Seharusnya kamu itu juga harus mikir dong. Saling membantu dengan pemerintah. Jangan maunya ngeluh dan banyak nuntut doang! katanya kita Negara Gotong Royong. Makanya, kalau udah tau gitu, kebutuhan hidupnya jangan muluk-muluk. Ini gajinya cuman secuil tapi kebutuhannya selangit! Mikir!
Kamu juga harus paham, bahwa bisa aja kan, pemerintah gak mau berhutang lagi ke Negara lain. Makanya dia menaikkan semua harga. Coba pikirkan baik-baik. Seandainya harga-harga itu tidak di naikin, namun di satu sisi Negara kekurangan Anggaran, lalu Negara mau dapat duit darimana? Yaa pasti minjem lagi lah ke Negara lain. Dan itu punya efek masa depan. Sebab kita-kita juga yang akan membayarnya. Minimal anak-cucu kita nanti. Mikir gak sih! Tegas mukidi.
Lalu si Beibe termenung sesaat. Tiba-tiba dengan nada masa bodo ia menjawab, "ah, pokoknya gak mau tahu, pokoknya aku gak mau susah. Pokoknya aku gak mau mikirin. Pokoknya itu urusan Negara. Aku ra urus. Pokoknya aku hanya mau tahu TPP caiiiir, barang-barang murah, sembako murah, bensin murah, minyam tanah murah, cabai murah, beras murah, bawang murah, daging murah. Pokoknya semuanya harus murah. Soal Anggaran-Anggaran itu, aku gak mau urus!
"Arghhhhhhhhh,,, bodo amat lah jelasin sesuatu ke kamu! Egois, maunya mikirin kesenangan sendiri. Mikirin perutmu dewe! Tutup Mukidi dengan nada kesel!
Duh, si Beibeeeee si Beibeeee... kamu masih jomblo aja banyak banget tuntutannya. Wkwkwkwk.. makan #FitsaHast dulu gih sana. Jangan lupa sambil #takbeer biar slow dan happy. Ckckckckkck
DIALOG ANTARA SI MUKIDI DENGAN SI BIBAH
Semua harga naik! Bensin naik, Minyak Tanah naik. Cabai naik, Beras naik, Bawang naik, Daging naik. Pokoknya semuanya naik. Tapi gaji gak naik, pendapatan tidak bertambah. Sementara Perusahaan Asing bertambah naik juga merauk segala sumber kekayaan alam kita.
Lalu si Beibe bertanya dengan nada mengeluh, "kenapa semua naik. Kok Pemerintah begitu amat." "Loh, pean ra mudeng yo? Negara itu lagi miskin. Lagi kesusahan pendapatan. Sehingga mau gak mau Negara harus mencari cara untuk menambah pemasukan anggaran dari setiap sektor. Si Mukidi menjawab.
"Tapi kan banyak Perusahaan Tambang dll di Negara ini. Semisal Freeport, Newmont, NHM (Perusahaan Emas dari Australia) di Maluku Utara dll. Kenapa semua itu gak di manfaatkan untuk pemasukan Negara. Kan Perusahaan-Perusahaan Raksasa milik Amerika, Canada, Australia, Inggris dll. Minta dong ke mereka! Tangkas si Beibe.
Lalau mukidi menjelaskan, Eh, minta pala lw peang. Kamu tahu gak, bagaimana isi kontrak dalam perjanjian dengan perusahaan-perusahaan milik Kapitalis Global itu? Bagi hasil kuntungan kepada Negara kita itu tak lebih dari 2 %, cing. Jika satu perusahaan keuntungan 1 triliun per tahun, sedangkan Indonesia hanya dapat 2 %, maka total pendapatan yang di dapat dari satu perusahaan itu hanya 200 miliyar. Artinya, kalau total ada 10 Perusahaan dengan isi perjanjian yang sama, dan bisa juga di bawah itu, maka rata-rata keuntungan yang di peroleh Indonesia dari 10 perusahaan itu adalah 1 Triliun Rupiah, cing per Tahun. Semenetara total Anggaran Negara kita itu rata-rata per Tahun aja sebesar 1.980 Triliun Rupiah. Nah, dari Total APBN itu pemerintah harus putar kepala untuk membiayai kebutuhan dalam maupun luar Negeri. Pikirkan saja, Luas Wilayah kita, perawatan Infrastruktur kita, gaji pegawai kita, anggaran pemilu, anggaran ormas, dan anggaran ini anggaran itu. Belum lagi di tambah bayar hutang yang sejak zaman orde baru masih melilit kita. Apalagi sekarang pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan. Biaya 1.980 Triliun itu kira-kira cukup gak?! Mikir! Itu baru dari segi itu loh ya. Belum di tambah dengan segudang persoalan-persoapan yang lain. Tegas si Mukidi.
Si Beibe sejenak merenung, lalu ia kembali berkata, "ah, itu kan urusan pemerintah. Ya mereka harus cari cara dong bagaimana caranya supaya Pendapatan Negara besar dan banyak tanpa harus membebani masyarakat! Pokoknya rakyat gak mau susah, gak mau menderita. Selama ini apa-apa di bebani kepada rakyat. Negara gak mikir apa kita ini udah kesusahan. Negara harusnya mikir dong! Dengan nada cetus secetus-cetusnya.
Mukidi dengan geram menangkas, "eh Pe'a, kamu kok egois banget sih! Ini juga Negara kamu, rumah kamu. Ibaratkan Rumah, kalau Kepala Rumah Tangga sedang kesusahan mencari penghasilan, yaa pasti otomatis seisi rumah mengalami kesusahan lah, termasuk istri dan anaknya. Seharusnya kamu itu juga harus mikir dong. Saling membantu dengan pemerintah. Jangan maunya ngeluh dan banyak nuntut doang! katanya kita Negara Gotong Royong. Makanya, kalau udah tau gitu, kebutuhan hidupnya jangan muluk-muluk. Ini gajinya cuman secuil tapi kebutuhannya selangit! Mikir!
Kamu juga harus paham, bahwa bisa aja kan, pemerintah gak mau berhutang lagi ke Negara lain. Makanya dia menaikkan semua harga. Coba pikirkan baik-baik. Seandainya harga-harga itu tidak di naikin, namun di satu sisi Negara kekurangan Anggaran, lalu Negara mau dapat duit darimana? Yaa pasti minjem lagi lah ke Negara lain. Dan itu punya efek masa depan. Sebab kita-kita juga yang akan membayarnya. Minimal anak-cucu kita nanti. Mikir gak sih! Tegas mukidi.
Lalu si Beibe termenung sesaat. Tiba-tiba dengan nada masa bodo ia menjawab, "ah, pokoknya gak mau tahu, pokoknya aku gak mau susah. Pokoknya aku gak mau mikirin. Pokoknya itu urusan Negara. Aku ra urus. Pokoknya aku hanya mau tahu TPP caiiiir, barang-barang murah, sembako murah, bensin murah, minyam tanah murah, cabai murah, beras murah, bawang murah, daging murah. Pokoknya semuanya harus murah. Soal Anggaran-Anggaran itu, aku gak mau urus!
"Arghhhhhhhhh,,, bodo amat lah jelasin sesuatu ke kamu! Egois, maunya mikirin kesenangan sendiri. Mikirin perutmu dewe! Tutup Mukidi dengan nada kesel!
Duh, si Beibeeeee si Beibeeee... kamu masih jomblo aja banyak banget tuntutannya. Wkwkwkwk.. makan #FitsaHast dulu gih sana. Jangan lupa sambil #takbeer biar slow dan happy. Ckckckckkck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar