Jumat, 23 Desember 2016

kisah penuh makna

KISAH SYAIKH FARAZDAQ YANG DI POTONG LIDAHNYA KARENA MEMUJI ROSULLULLOH SAW


Petikan Ceramah / Tausiyah Oleh Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Al Musawa Rahimahullah .

"Dahulu di masa seorang Penyair Hebat & sangat terkenal yaitu Syaikh Farazdaq di mana beliau selalu asyik memuji Rosullulloh Saw .. Beliau mempunyai kebiasaan melakukan Ibadah Haji setiap tahunnya.

Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian berziarah ke makam Rasullullah Saw & membaca Qosidah di makam beliau S.A.W & ketika itu ada seseorang yang mendengarkan Qosidah pujian yan dilantunkanya. Setelah selesai membaca Qosidah orang itu menemui Syaikh Farazdaq & mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya.

Beliau pun menerima ajakan orang tersebut & setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al- Munawarroh sampailah keduanya di rumah yang di tuju. Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Farazdaq & berkata : " Sungguh aku sangat membenci orang² yang memuji Muhammad & kubawa engkau kesini untuk ku gunting lidahmu !.

Maka orang itu menarik lidah beliau lalu menguntingnya & berkata : "Ambilah potongan lidahmu ini & pergilah utk kembali memuji Muhammad !. Maka Syaikh Farazdaq pun menangis karena rasa sakit & juga sedih tidak bisa lagi membaca Syair Kepada Sayyidinna Muhammad Saw, kemudian beliau datang ke Makam Rosullulloh Saw seraya berdoa :

" Ya Alloh jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian² yang kulantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku , karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu & memuji Nabi-Mu. Namun jika Engkau & Nabi-Mu ridho maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula."

Beliau terus menangis hingga tertidur & bermimpi jumpa dengan Rosullulloh Saw dan berkata :

"Aku senang mendengar puji-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu."

Lalu Rosullulloh mengambil potongan lidah itu & mengembalikanya pada posisi semula.

Ketika Syaikh Farazdaq terbangun dari tidurya beliau mendapati lidahnya telah kembali ke semula, maka beliau pun bertambah dahsyat memuji Rosullulloh S.A.W .

Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Makam Rosullulloh S.A.W & kembali membaca pujian² untuk Rosulluloh Saw. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda & gagah serta berwajah cerah menemui beliau & mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.

Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakn tersebut sehingga beliau di bawa ke rumah anak muda itu, beliau mendapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau di potong.
Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalm rumah itu, beliau mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi & di dalamnya ada kera yg sangat besar & terlihat sangat beringas, maka anak muda itu berkata :

" Engkau lihat kera besar itu yan di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah mengunting lidahmu, maka keesokan harinya Alloh merubahnya menjadi se ekor kera. Dan hal seperti inilah terjadi kepada Ummat terdahulu sebagaimana Firman Alloh Swt :

"Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang. Kami katakan kepada mereka : " Jadilah kalian kera yang hina ". (QS.Al - A'raf ayat :166)

Kemudian anak muda itu berkata :

"Jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Alloh matikan saja.

Maka Syaikh Farazdaq berdo'a :

"Ya Alloh aku telah memaafkan orang itu & tidak lagi dendam & rasa benci kepadanya. Dan seketika itu pun Alloh S.W.T, mematikan kera itu & mengembalikanya pada wujud yang semula".

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Alloh S.W.T mencintai orang² yang suka memuji Nabi Muhammad Saw. Karena pujian kepada Nabi Muhammad S.A.W, di sebabkan oleh cinta & banyak memuji kepada Nabi Muhammad Saw, berarti pula banyak yang mencintai beliau Saw .

Shollu 'alan Nabi

Allahumma Sholli 'alaa Sayyidinna Muhammad wa alaa alihi wa shohbihi wasallim




Ketika lingkar perutnya membengkak dari 81 cm (32 inci) ke 124 cm (49 inci), Janet Delaney langsung memeriksakan perutnya ke dokter. Menurut dokter ia terkena sindrom iritasi usus besar (IBS) dan memberinya obat

Kisah itu berlanjut. Namun obat-obatan yang diberikan dokter tidak membuat perutnya mengecil, malah sebaliknya perutnya terus membuncit seperti perempuan hamil.Meski dia tahu sedang tidak hamil, namun orang-orang yang berjumpa dan kenal dengannya selalu mengiranya hamil. Mereka selalu menanyakan kapan anaknya lahir atau ketika di bus orang selalu menawarkan tempat duduk karena dikira sedang hamil
Karena sakitnya tak kunjung sembuh, Janet akhirnya pergi pusat penanganan luka hingga tiga kali namun lagi-lagi mereka mendiagnosa hal yang sama yakni IBS.
Janet yang sangat yakin perutnya punya masalah serius, memaksa dokter untuk melakukan scan ultrasound. Dan benar dokter akhirnya menemukan kista ovarium yang sangat besar yang berisko bisa berubah menjadi kanker.
Janet yang berprofesi sebagai resepsionis di klinik gigi, tinggal di Manchester bersama suaminya Paul. Ia memiliki anak perempuan bernama Devri berusia 24 tahun dan anak lelaki bernama Robson usia 17 tahun.
Menurut Janet, dia sudah merasakan ketidaknyamanan di perutnya sejak Desember 2008. Ia memastikan sangat jelas dirinya tidak hamil karena sudah melakukan sterilisasi sejak 13 tahun lalu.
"Aku begitu muak karena berkali-kali diberitahu penyakitnya adalah adalah sindrom iritasi usus besar, bagaimana orang bisa melewatkan kista sebesar itu," kata Janet seperti dilansir dari dailymail, Senin (14/12/2009).Janet kemudian menjalani operasi pengangkatan kista pada Maret 2009 di Christie's Hospital di Manchester. Dokter mengeluarkan kista sebesar 7,65 kg dari perutnya. Dokter mengatakan kista sebesar itu menunjukkan batas yang bisa berubah menjadi kanker dan berhasil mengangkat semuanya."Saya tidak bisa mengira kista itu bisa menjadi kanker, saya merasa senang karena telah melakukan tindakan benar sebelum menjadi semakin parah," katanya.
Setelah operasi, Janet kehilangan bobot 8,55 kg. Kini Janet harus melakukan tes darah setiap enam bulan sekali untuk memeriksa apakah ada jaringan kanker atau tidak pasca pengangkatan kista ovariumnya.
"Saya ingin perempuan-perempuan lain belajar dari pengalaman saya," katanya.
Terbentuknya kista terjadi setiap bulan saat seorang perempuan mengalami menstruasi. Kista biasanya akan menghilang. Namun, kadang kala justru terus berkembang dan semakin membesar. Bahkan, muncul kista-kista lain yang tidak ada kaitannya dengan proses ovulasi.
Jenis kista seperti ini yang perlu diwaspadai sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui apakah berbahaya atau tidak untuk menentukan penanganan yang yang lebih serius.
Kista disebut normal dilihat dari besar kecilnya diameter melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Jika masih normal biasanya menghilang dengan sendirinya meski tetap harus diamati apakah akan mengalami pembesaran atau tidak.
Pembesaran kista dapat terjadi dengan cepat yang kadang tidak disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala. Itu sebabnya diagnosa awal agak sulit dilakukan.
Gejala-gejala seperti perut yang agak buncit serta bagian bawah perut terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukurannya sudah cukup besar. Kista yang sudah mengalami pembesaran perlu tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.
Setelah diangkat, pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.
Sumber: Kisah Seorang Ibu Paling Memilukan - Yafi Blog http://yafi20.blogspot.com/2011/08/kisah-seorang-ibu-paling-memilukan.html#ixzz3eIzwmPGR
Satu senja, di garis pantai itu, kisah kembali terukir, satu kisah nyata tentang tercabiknya kenikmatan berbuka puasa bersama keluarga di bulan Ramadhan..ya, itu memang memilukan..
Aku sempat haru biru sekaligus tepekur sesaat, sewaktu menatap dua sosok paruh baya itu, sosok-sosok yang berpeluh, lapar, dahaga, dan rasa ketakutan yang bias. Mereka sepertinya sedang bersiap kembali melaut. Kulihat, kuhampiri dan bertanya 'dimana Bapak nanti berbuka..?", "Ini kito bawo masakan istri..". Singkat, padat, jelas, sekaligus ngilu.
Benar, dalam hitungan menit, mereka siap untuk kembali memecah ombak dan berbuka puasa di temani rantang usang, dayung berlumut, dan tatapan pasrah para ikan, di tengah lautan. Bertahtakan keikhlasan dan seonggok keinginan baja pada bahu-bahu yang lecet, dan telapak tangan yang kapalan, mereka kembali dan HARUS kembali untuk mengarungi samudra pada sore itu, menyongsong matahari terbenam di ujung horison. Meninggalkan sesaat --atau mungkin selamanya-- pada tepian pantai tempat dimana anak dan istri mereka sedang berdebat keluarga di dapur sore itu, sore kemarin, dan mungkin sore esok.
Miris ketika kusadari pilu kisah ini kembali HARUS bersandar pada satu terminologi dan akhir kisah yang klasik : Demi kompor di dapur tetap mengebul agar istri dapat memasak sepiring bubur yang hampir basi, dan demi buku matematika anak mereka yang konon beraroma tubuh campuran antara matahari dan ikan pindang..
renungkan semoga cukup..

Kelahiran baginda menjadi seribu satu tanda bahawa baginda akan menjadi utusan terakhir dalam menyampaikan risalah Islam. Ia merupakan peristiwa utama dalam sejarah Islam.
Baginda mempunyai kelebihan luar biasa, bukan sahaja dilihat dalam konteks sebelum kelahirannya tetapi dalam konteks semasa dan selepas dilahirkan. Peristiwa luar biasa ini disebut sebagai Irhas.
Irhas bermaksud satu perkara luar biasa bagi manusia yang normal dan hanya diberikan kepada bakal nabi
Sehubungan itu, masih ramai masyarakat Islam yang sebenarnya tidak mengetahui peristiwa di sebalik kelahiran baginda. Ini kerana masih banyak lagi rahsia yang belum tersingkap.
Sebenarnya banyak keajaiban yang berlaku sebelum kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.
Pertama, semasa Rasulullah s.a.w. berada di dalam kandungan bondanya, Aminah, beliau tidak merasa susah sebagaimana dialami oleh ibu-ibu yang hamil.
Kehamilannya disedari melalui perkhabaran malaikat yang datang kepadanya ketika beliau sedang tidur. Malaikat mengatakan bahawa beliau telah mengandungkan seorang Nabi dan Penghulu kepada seluruh umat manusia.
Selain itu kehamilannya ditandai dengan haidnya terputus dan berpindahnya cahaya daripada wajah Abdullah ke wajahnya.
Kedua, ketika Nur Muhammad masuk ke dalam rahim Aminah, Allah memerintahkan malaikat supaya membukakan pintu syurga Firdaus dan memberitahu semua penghuni langit dan bumi.
Tanah-tanah di persekitaran kawasan tersebut yang kering menjadi subur, pohon-pohon kayu rimbun dan berbuah lebat. Begitu juga haiwan-haiwan di darat dan di laut sibuk membincangkannya.
Ketiga, peperangan tentera bergajah yang disebut di dalam al-Quran surah al-Fil, datang menyerang kota Mekah. Ia diketuai oleh tentera bergajah dengan menunggang seekor gajah besar bernama Mahmudi.
Apabila mereka hampir sampai ke tempat tersebut, gajah-gajah itu berhenti dan berundur dengan izin Allah.
Namun demikian, sekumpulan burung Ababil datang menyerang dan menghancurkan mereka sebagaimana yang disebut di dalam al-Quran. Peristiwa ini amat menakjubkan dan diriwayatkan dalam kitab-kitab sejarah.
Keempat, Aminah turut mengalami mimpi yang menakjubkan. Beliau menadah tangan ke langit dan melihat sendiri malaikat turun dari langit. Ia diumpamakan kapas putih yang terapung di angkasa.
Kemudian malaikat tersebut berdiri di hadapannya. Ia berkata “Khabar bahagia untuk saudara, wahai ibu daripada seorang nabi. Putera saudara itu menjadi penolong dan pembebas manusia. Namakan dia Ahmad.”
Semasa kelahiran Nabi Muhammad s.a.w., Aminah ditemani Asiah dan Maryam. Dalam hal ini ia merupakan satu isyarat bahawa Nabi Muhammad lebih tinggi darjatnya daripada Nabi Isa dan Musa.
Keadaan ini diterangkan dalam kitab Taurat dan Injil bahawa akan datang seorang nabi pada akhir zaman.
Semasa baginda dilahirkan, bondanya menyaksikan nur atau cahaya keluar dari tubuh badan baginda. Cahaya tersebut menyinari sehingga ke Istana Busra di Syria.
Ia dilihat seolah-olah seperti anak panah bagaikan pelangi sehingga dari jauh kota-kota tersebut dapat dilihat.
Ada juga yang berpendapat bahawa cahaya itu datang dan menerangi seluruh dunia. Ini dapat dijelaskan oleh sumber-sumber Arab yang paling awal yang menyatakan bahawa suatu cahaya terpancar dari rahim Aminah apabila baginda dilahirkan.
Aminah sendiri melihat baginda dalam keadaan terbaring dengan kedua tangannya mengangkat ke langit seperti seorang yang sedang berdoa.
Kemudian bondanya melihat awan turun menyelimuti dirinya sehingga beliau mendengar sebuah seruan “Pimpinlah dia mengelilingi bumi Timur dan Barat, supaya mereka tahu dan dialah yang akan menghapuskan segala perkara syirik”.
Selepas itu awan tersebut lenyap daripada pandangan Aminah. Setengah riwayat menyatakan nabi dilahirkan dalam keadaan memandang ke arah langit sambil meletakkan tangannya ke tanah sebagai tanda ketinggian martabatnya daripada semua makhluk.
Dikatakan juga pada malam kelahiran baginda, berhala-berhala yang terdapat di situ mengalami kerosakan dan kemusnahan.
Menurut riwayat daripada Abdul Mutalib, “Ketika aku sedang berada di Kaabah, tiba-tiba berhala jatuh dari tempatnya dan sujud kepada Allah. Lalu aku mendengar suara dari dinding Kaabah berkata, “telah lahir nabi pilihan yang akan membinasakan orang kafir dan mensucikanku daripada berhala-berhala ini dan akan memerintahkan penyembahan Yang Maha Mengetahui.”
Selain itu di tempat yang lain pula satu goncangan berlaku di mahligai Kisra dan menyebabkan mahligai tersebut retak, manakala empat belas tiang serinya runtuh. Keadaan ini merupakan di antara tanda -tanda keruntuhan kerajaan tersebut.
Namun, api di negara Parsi yang tidak pernah padam hampir selama seribu tahun telah padam dengan sendirinya. Api tersebut merupakan api sembahan orang-orang Majusi yang dianggap sebagai tuhan. Peristiwa itu amat mengejutkan orang Parsi.
Dalam waktu yang sama, pada malam kelahiran baginda, Tasik Sava yang dianggap suci tenggelam ke dalam tanah.
Setelah baginda lahir, tembakan bintang menjadi kerap sebagai tanda bahawa pengetahuan syaitan dan jin mengenai perkara ghaib sudah tamat.
Berdasarkan peristiwa tersebut jelaslah kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. mempunyai keistimewaan tersendiri. Ini kerana baginda adalah khatamun nubuwwah, penutup segala nabi.
Perkara -perkara luar biasa ini telah membuktikan kepada kita kemuliaan baginda di sisi Allah, sekali gus sebagai bukti kerasulannya.
Di samping itu, bukti -bukti tersebut juga dijelaskan di dalam kitab kitab terdahulu seperti kitab Taurat, Zabur dan Injil sebagai rasul yang terakhir.
Marilah kita bersama-sama hadiahkan Al-Fatihah kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad S.A.W. Semoga kita beroleh syafaat daripada baginda kelak di akhirat sana. Amin.
Sumber : http://muscom.iluvislam.com/?p=494
Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. 
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya. 
Seorang pengurus masjid mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu. Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya. 
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga! 
Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah. Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma, ya itu tadi, bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. "Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir, kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. 
Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu. Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya. 
"Ada apa bapak melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman. 
"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.." Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak kecil itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi, dan tiba tiba berkata dengan lantang. 
"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! 
Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! 
Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa? 
Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? 
Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis? 
Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?! 
Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian…!?" Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela. 
Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba. 
"Ketahuilah pak.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tidak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja. 
Dan ketahuilah juga, justru bapak dan orang-orang di sekeliling bapak lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? 
Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? 
Pak.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula. 
Pak.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami…! 
Pak.., sadarkah Bapak akan ketidak abadian harta? 
Sadarkah apa yang terjadi bila bapak dan orang-orang sekeliling bapak tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat? Bahkan, berlebihannya bapak dan orang-orang di sekeliling bapak bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. 
Tahukah Bapak akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa? 
Pak.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. 
Jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, 
Jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak…."Entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong. 
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. 
Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya. Sekarang yang ada dipikirannya sekarang, entah mau dipercaya orang atau tidak, ia ingin sekali menjelaskan hikmah perkataan bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang. 
( Sumber: http://situslakalaka.blogspot.com/2011/08/bocah-misterius-di-bulan-ramadhan.html )

Kisah seorang wanita yang bernama 'Abiir yang sedang dilanda penyakit kanker. Ia mengirimkan sebuah surat berisi kisahnya ke acara keluarga mingguan "Buyuut Muthma'innah" (rumah idaman) di Radio Qur'an Arab Saudi, lalu menuturkan kisahnya yang membuat para pendengar tidak kuasa  menahan air mata mereka. Kisah yang sangat menyedihkan ini dibacakan di salah satu hari dari  sepuluh terakhir di bulan Ramadhan lalu (tahun 2011). Berikut ini kisahnya –sebagaimana dituturkan kembali oleh sang pembawa acara DR Adil Alu Abdul Jabbaar- :
Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik jelita dan mengagumkan, bahkan mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kecantikannya merupakan tanda kebesaran Allah. Setiap lelaki yang disekitarnya berangan-angan untuk memperistrikannya atau menjadikannya sebagai menantu putra-putranya. Hal ini jelas dari pembicaraan 'Abiir tatkala bercerita tentang dirinya dalam acara Radio Qur'an Saudi "Buyuut Muthma'innah". Ia bertutur tentang dirinya:
Pada suatu malam datanglah Mayaa' putriku lalu duduk di sampingku. Ia membawa sedikit manisan (kue). Kamipun mulai menyaksikan sebuah acara di salah satu stasiun televisi, lalu iapun mematikan televisi, lalu memandang kepadaku dan berkata, "Mama…engkau dalam keadaan baik..??". Aku menjawab, "Iya". Lalu putriku memegang uraian rambutku…ternyata uraian rambut itupun berguguran di tangan putriku. Iapun mengelus-negelus rambutku ternyata berguguran beberapa helai rambutku di hadapannya. Lalu aku berkata kepada putriku, "Bagaimana menurutmu dengan kondisiku ini wahai Mayaa'..?", iapun menangis. Lalu iapun mengusap air matanya dengan kedua tangannya, seraya berkata, "Waha mama…rambutmu yang gugur ini adalah amalan-amalan kebaikan", lalu iapun mulai mengumpulkan rambut-rambutku yang berguguran tadi dan meletakkannya di secarik tisu. Akupun menangis melihatnya hingga teriris-iris hatiku karena tangisanku, lalu aku memeluknya di dadaku, dan aku berdoa kepada Allah agar menyembuhkan aku dan memanjangkan umurku demi Mayaa' putriku ini, dan agar aku tidak meninggal karena penyakitku ini, dan agar Allah menyabarkan aku menahan pedihnya penyakitku ini….
Keeseokan harinya akupun meminta kepada suamiku alat cukur, lalu akupun mencukur seluruh rambutku di kamar mandi tanpa diketahui oleh seorangpun, agar aku tidak lagi sedih melihat rambutku yang selalu berguguran… di ruang tamu…, di dapur…di tempat duduk…di tempat tidur…di mobil…tidak ada tempat yang selamat dari bergugurnya rambutku.
Setelah itu akupun selalu memakai penutup kepala di rumah, akan tetapi Mayaa putriku mengeluhkan akan hal itu lalu melepaskan penutup kepalaku. Iapun terperanjak melihat rambutku yang tercukur habis. Ia berkata, "Mama..kenapa engkau melakukan ini ?!, apakah engkau lupa bahwa aku telah berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu, dan agar rambutmu tidak berguguran lagi?!. Tidakkah engkau tahu bahwasanya Allah akan mengabulkan doaku…Allah akan menjawab permintaanku…!!, Allah tidak menolak permintaanku…!!. Aku telah berdoa untukmu mama dalam sujudku agar Allah mengembalikan rambutmu lebih indah lagi dari sebelumnya…lebih banyak dan lebih cantik. Mama…sudah sebulan aku tidak membeli sarapan pagi di sekolah dengan uang jajanku, aku selalu menyedekahkan uang jajanku untuk para pembantu yang miskin di sekolah, dan aku meminta kepada mereka untuk mendoakanmu. Mama…tidakkah engkau tahu bahwasanya aku telah meminta kepada sahabatku Manaal agar meminta neneknya yang baik untuk mendoakan kesembuhanmu??. Mamaa…aku cinta kepada Allah…dan Dia akan mengabulkan doaku dan tidak akan menolak permintaanku…dan Dia akan segera menyembuhkanmu"
Mendengar tuturan putriku akupun tidak kuasa untuk menahan air mataku…begitu yakinnya ia…, begitu kuat dan berani jiwanya…lalu akupun memeluknya sambil menangis…".
Putriku lalu duduk bertelekan kedua lututnya menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya berdoa agar Allah menyembuhkanku sambil menangis. Ia menoleh kepadaku dan berkata, "Mama..hari ini adalah hari jum'at, dan saat ini adalah waktu mustajaab (terkabulnya doa)…aku berdoa untuk kesembuhanmu. Ustadzah Nuuroh hari ini mengabarkan aku tentang waktu mustajab ini." Sungguh hatiku teriris-iris melihat sikap putriku kepadaku... Akupun pergi ke kamarku dan tidur. Aku tidak merasa dan tidak terjaga kecuali saat aku mendengar lantunan ayat kursi dan surat Al-Fatihah yang dibaca oleh putriku dengan suaranya yang merdu dan lembut…aku merasakan ketentaraman…aku merasakan kekuatan…aku merasakan semangat yang lebih banyak. Sudah sering kali aku memintanya untuk membacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas kepadaku jika aku tidak bisa tidur karena rasa sakit yang parah…akupun memanggilnya untuk membacakan al-Qur'an untukku.
Sebulan kemudian –setelah menggunakan obat-obatan kimia- akupun kembali periksa di rumah sakit. Para dokter mengabarkan kepadaku bahwa saat ini aku sudah tidak membutuhkan lagi obat-obatan kimia tersebut, dan kondisiku telah semakin membaik. Akupun menangis karena saking gembiranya mendengar hal ini. Dan dokter marah kepadaku karena aku telah mencukur rambutku dan ia mengingatkan aku bahwasanya aku harus kuat dan beriman kepada Allah serta yakin bahwasanya kesembuhan ada di tangan Allah.
Lalu aku kembali ke rumah dengan sangat gembira…dengan perasaan sangat penuh pengharapan…putriku Mayaa' tertawa karena kebahagiaan dan kegembiraanku. Ia berkata kepadaku di mobil, "Mama…dokter itu tidak ngerti apa-apa, Robku yang mengetahui segala-galanya". Aku berkata, "Maksudmu?". Ia berkata, "Aku mendengar papa berbicara dengan sahabatnya di HP, papa berkata padanya bahwasanya keuntungan toko bulan ini seluruhnya ia berikan kepada yayasan sosial panti asuhan agar Allah menyembuhkan uminya Mayaa". Akupun menangis mendengar tuturannya…karena keuntungan toko tidak kurang dari 200 ribu real (sekitar 500 juta rupiah), dan terkadang lebih dari itu.
Sekarang kondisiku –Alhamdulillah- terus membaik, pertama karena karunia Allah, kemudian karena kuatnya Mayaa putriku yang telah membantuku dalam perjuangan melawan penyakit kanker yang sangat buruk ini. Ia telah mengingatkan aku kepada Allah dan bahwasanya kesembuhan di tangan-Nya…sebagaimana aku tidak lupa dengan jasa suamiku yang mulia yang telah bersedekah secara diam-diam tanpa mengabariku yang merupakan sebab berkurangnya rasa sakit yang aku rasakan.
Aku berdoa kepada Allah agar menyegerakan kesembuhanku dan juga bagi setiap lelaki atau wanita yang terkena penyakit kanker. Sungguh kami menghadapi rasa sakit yang pedih yang merusak tubuh kami dan juga jiwa kami…akan tetapi rahmat Allah dan karuniaNya lebih besar dan lebih luas sebelum dan susudahnya"
(Diterjemahkan oleh Firanda Andirja, semoga Allah menyegerakan kesembuhan bagi ukhti 'Abiir
Pengalaman 2 Kali Menemui Ajal (Sebuah Kisah Nyata)
Hidup hanya sekali dan ujungnya adalah sakaratul maut, dan sakaratul maut hanya terjadi terjadi sekali dalam seumur hidup, maka kesempatan sakaratul maut yang hanya sekali harus menang!
Rusdijah ialah satu dari sekian banyak perempuan yang berprofesi sebagai petugas kebersihan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. "Saya sudah lima tahun kerja ini," ujar Rusdijah saat ditemui di Lapangan Banteng. Rusdijah mengaku, di bulan Ramadhan ini cukup sulit menjalani dua aktivitas sekaligus, berpuasa dan membersihkan lapangan. Namun hebatnya, ibu ini tetap menomorsatukan ibadah puasanya. "Capek, haus. Tapi bagaimana, puasa kan juga kewajiban," tuturnya.
Selain pengorbanannya yang total pada pekerjaannya itu, rupanya kisah hidup Rusdijah pun cukup memprihatinkan. "Waktu itu rumah saya kebakaran di Kwitang," ucap Ibu yang akrab disapa Ijah ini mengawali ceritanya. Usai insiden kebakaran yang menghanguskan rumah lengkap dengan seluruh perabotannya, Ijah pindah ke Citayam. "Nggak ada satu pun barang yang tersisa," ujarnya. Kebakaran itu, menurut dia, terjadi karena hubungan pendek arus listrik. Kebakaran itu cukup memilukan hatinya hingga kini. 
Ternyata cobaan tak berhenti sampai disitu. Selang beberapa bulan ia dan keluarga pindah ke Citayam, suaminya pengidap darah tinggi terpeleset di kamar mandi. Tak lama, sang pencari nafkah itu pun dipanggil Sang Khaliq tuk selama-lamanya. "Masih sedih kalau ingat itu," katanya.
Dua cobaan sudah yang telah menimpa ibu pemilik empat anak lelaki dan satu anak perempuan ini. Tetapi, Ijah tidak menyerah sedikit pun. Ia bertekad untuk melanjutkan hidupnya kembali. Sedahsyat apa pun badai menghantam. "Meski susah, hidupkan harus dilanjutkan," ujarnya.
Ia pun memutuskan untuk menjadi petugas kebersihan. Anak-anaknya yang lain pun giat mencari kerja. Sayangnya, dua anaknya jarang pulang. Anak perempuan satu-satunya, Riska (12) pun tak tega melihat ibunya bekerja sendiri. "Riska minta izin mau jadi tukang koran," ungkapnya. Di lubuk hati Ijah, ia tak tega membiarkan anaknya yang waktu itu masih kelas IV SD untuk berjualan. "Ternyata Riska nggak nyerah. Dia bener-bener jadi tukang koran sama abangnya keempat," paparnya.
Di tengah morat-marit hidup Ijah dan keluarganya, ia pun harus menelan pil pahit lagi. Anaknya yang ketiga wafat karena sakit. "Lagi-lagi saya kehilangan," tuturnya memilukan. Ijah pun kembali bangkit. Anak perempuannya itu rupanya yang memberinya kekuatan untuk bertahan. "Riska yang buat saya kuat hadapi hidup. Dia nggak pernah nangisdikatain teman-temannya tukang koran," paparnya.
Ijah pun mengakui, ternyata putri bungsunya tersebut cerdas meski memiliki kenangan memilukan. "Dulu dia nggak mau masuk sekolah. Sayanggak tahu kenapa. Astaghfirullah, saya kesal, saya tampar dia," sesalnya. Ternyata, selang beberapa lama Riska mengakui ia tidak mau masuk sekolah lantaran takut dan trauma. "Ternyata, itu anak digertak sama kepala sekolahnya. Dikatain goblok dan bego. Ya Allah, nggak tau apa itu anak yatim," ujar Ijah.
Akhirnya, Ijah pun menyelidiki kenapa anaknya digertak dan dikatai dengan ucapan tak senonoh itu. "Waktu itu, anak saya ditanyain pas lagi jualan kenapa nggak sekolah. Anak saya keceplosan 'Biar sekolah gratis tapi kan bukunya bayar' gitu kata Riska. Eh, nggak lama itu sekolah didatangi orang DKI. Riska dianggap sumber tercemarnya nama sekolah. Dari situ saya dipaksa buat ngeluarin Riska dari sekolah," paparnya. Namun demikian, Riska tak sedih atau pun muram usai digertak kepala sekolah tersebut. Ia hanya mogok sekolah karena trauma. 
Ijah kini hidup bahagia dengan putrinya yang kerap mengerjakan PR di kereta dan sering tertidur hingga Bojong karena saking lelahnya. "Riska tiap hari bangun pukul 04.00 pagi. Dia berangkat kan naik kereta. Dagang dulu, baru sekolah di SMPN 273 Tanah Abang. Pulang sekolah, dia dagang lagi. Uangnya nggak pernah dijajanin. Buat saya semua. Alhamdulilah, guru-gurunya bilang Riska pintar," tutupnya penuh haru.
Kisah Nyata Anak Durhaka pada Ibu yang Berbuka Puasa
Supaya naskah cerita ini mudah di cerna oleh pembaca, maka saya ubah sedikit saja.
Dan sambil membaca silahkan Anda mendengarkan lagu instrument, lagu yang layak untuk Anda dengarkan bersama cerita ini.
selamat membaca…
Malam itu, seharusnya bukan jadi malam milik saya. Malam yang sesungguhnya bukanlah yang saya harapkan. Wahyono, temen kecil saya. Entah harus bagaimana saya mengatakan? Tiba-tiba ketika habis pulang dari hang out di kafe, mengarahkan motornya ke sebuah tempat yang mungkin baru dalam hidup saya.
Tempat pelacuran, ya.. semua juga tau kalau daerah yang sedang saya injakkan kaki ini adalah daerah protistusi SK. Saya sempat protes sama Wahyono, kenapa tiba-tiba ngajak saya ke tempat kayak beginian. Umur saya kan masih 17 tahun dan baru saja mendapat KTP resmi seumur-umur hidup saya.
Saya tidak bisa melarang teman saya untuk menyalurkan apa yang dia inginkan walaupun harus dengan cara seperti ini. Yang terbaik buat saya adalah tidak ikut dalam permainan dia. Akhirnya kita berdua memarkirkan motor di sebuah rumah. Banyak cewek-cewek cantik yang berdiri sambil menggoda. Wahyono pun masuk, dan saya memutuskan untuk menunggu di luar. Sesekali dia nanya ke saya,
“ Yakin kamu tidak mau coba? Saya bayarin deh!”
“ Ogah.. saya masih tahan iman, kamu saja sana! Jangan pakai lama! Entar kalau digrebek polisi, disangka saya lagi yang mau!”
“ Iya-iya, santai saja kamu disana.. “
Dengan wajah cemberut dan tatapan beberapa perempuan saya seperti orang bego yang menunggu diluar sambil memegang helm saya. Adit sudah memilih cewek yang harus jadi teman dia malam itu. Saya menunggu di luar dan tiba-tiba salah satu cewek di dalam rumah itu keluar sambil menghisap rokok. Dia ngeliat saya, lalu menawarkan rokok kepada saya.
“Tidak terimakasih, saya tidak merokok “ kata saya menolak dengan halus.
“ Hah..., jaman gini masih ada yang tidak merokok.. aneh..”Tanya cewek itu dan saya hanya senyum-manyum.
Dia duduk disebelah saya, menatap mata saya dengan tajam sambil sesekali membuang asap rokok ke langit-langit atap.
“Kok nunggu disini, tidak ikutan saja sama temen kamu!”
“Tidak, biarkan saja si wahyono yang pengen, saya cuma menemani saja”
“Sudah, kamu sama saya saja mau? “
Saya memandang cewek disamping saya, sejujurnya dia tipe cewek idaman hati saya yaitu cantik, ramah & putih. Tapi ketika dia menawarkan dirinya ke saya, tiba-tiba saya jadi ILFELL. Kenapa cewek secantik ini harus menjadi seorang pelacur, dunia ini memang tidak adil.
“Tidak mbak, terimakasih”
“Sudah mau sajalah, sya kasih diskon.. “ tawar dia lagi.
“Beneran mbak, saya tidak mau..” tolak saya dengan halus.
“Apes deh saya, daritadi tidak ada yang mau sama saya..”
“Lhoo... mbak kan cantik, kok tidak ada yang mau?!”
“Ya nasib lah, namanya juga jualan, kadang laku, kadang tidak, malah saya lagi ada masalah lagi.”
Entah mengapa saya jadi merasa ingin tau masalah dia.
“Masalah apa mbak?” Tanya saya.
“Umur kamu berapa?” Tanya dia ke saya.
“Masuk 17 tahun ini. “
“Yailah, masih brondong, masih belum tau namanya dunia dewasa..” ledek dia.
“Kata siapa.. setiap orang punya masalah, tidak mandang besar atau kecil umurnya..”
Dia melihat saya, mungkin dia merasa saya pinter merangkai kata-kata.
“Kayanya kamu bukan cowok brengsek ya.. beda sama cowok-cowok yang suka kesini cuma pengen cari cewek buat kesenangan sesaat.." saya tersenyum-senyum dipuji dia.
“Hehe, tidak semua cowok brengsek kok mbak.."
“Mungkin saja… hmm.. saya lagi butuh uang..” kata dia tiba-tiba.
Dalam hati saya, mungkin ini masalah klasik. Kalau tidak butuh uang, buat apa dia bekerja sebagai pelacur.
“Maaf kalau boleh tau, uang buat apa ya?”
“Nasib jadi orang miskin, selalu kena masalah, ibu saya tiba-tiba ada benjolan di perut, kemarin sempat dibawah ke puskemas, kata dokter sih tumor ringan. Harus cepat-cepat di operasi kata dokter, tapi ya tau sendiri Negara kita, apa-apa butuh duit. Ujung-ujungnya uang buat operasi. Makanya saya lagi sial, sudah beberapa minggu ini jarang dapat pelanggan. Apes..!!”
Entah mengapa, saya merasa, ada kejujuran dari apa yang cewek ini bicarakan. Dia tidak seperti lagi sandiwara.
“Namanya mbak siapa?”
“Panggil saya Eva saja! kamu?”
“Saya, Antok.. “
Tiba-tiba kita terdiam, melihat wajahnya yang tampak sedih sehabis cerita kehidupan dia, saya merasa iba dan menawarkan dia setulus hati.
“Kalau eva memang butuh uang, saya ada, tapi tidak banyak, barangkali saja bisa bantu buat nutupin kekurangan.”
Dia ngeliatin saya.
“Kamu kan masih 17 tahun, mau dapat uang dari mana 1,5 juta kekurangan saya..”
“Ooh... jadi kurangnya 1,5juta. Tenang saja Va, saya ada kok kalau segitu, tapi kalau sekarang.. saya tidak membawa duitnya.. kalau besok bagaimana?”
Dia tertawa kecil.
“Saya sih sudah biasa digombalin sama pelanggan. Tapi kalau digombalin berondong sih baru kali ini..” ledek dia.
“Sumpah saya tidak berbohong, begini saja, nomor handphone kamu berapa? Besok saya telepon dan saya kasih duitnya, tapi jangan disini ya.. soalnya saya tidak nyaman..”
“Terserah mau dimana, ini nomor saya..” kata dia sambil ngasih kertas dengan angka nomor telepon dia.
”Inget kamu, saya ini bukan orang baik. ”
”Saya juga bukan orang baik. tapi juga bukan orang jahat, saya dan kamu hanya terlahir di dunia yang keduanya tidak bisa kita hindari..”
Tiba-tiba Wahyono selesai, dan dia langsung menuju ke saya. Sebelum Wahyono mengajak saya pergi, saya pamitan sama eva. Dia tersenyum. Dari wajahnya saya tau, dia pasti berharap banget apa yang saya katakan ke dia itu benar. Walau sebenarnya saya sendiri tidak mempunyai uang sebanyak yang dia mau. Uang yang saya punya cuma ada 900 ribu dan masih kurang 600 ribu buat ngasih ke eva. Akhirnya saya harus menunggu seminggu hingga terkumpul 1,5 juta. Bermodalkan uang yang sesungguhnya hasil uang jajan saya. Akhirnya saya menelpon dia. Sebelum memastikan apa eva benar-benar sungguh-sungguh atau berbohong, saya sempet survey ke PSK sekitar tempat kerja eva dan hasilnya positif dia tidak berbohong makannya saya usahain duit terkumpul cepat.
Eva terkejut ketika saya menelpon dia, saya meminta janjian ketemu sama dia di kafe yang telah saya tentukan. Seumur-umur dalam hidup saya, baru kali ini saya beramal cukup besar untuk orang lain. Saya masukkan uang itu dalam tas saya. Mungkin Orang tua saya akan marah besar kalau tau uang jajan saya habis untuk dia. Tapi saya cukup beruntung terlahir dari keluarga yang mampu, jadi saya yakin. Orang tua tidak akan tega membiarkan saya hidup tanpa uang sedikitpun seandainya saya bilang, saya butuh uang.
***
Eva muncul dengan pakaian yang lebih tertutup di bandingkan pertama kali saya lihat dia. Kita makan dan sesekali saya jelaskan kenapa saya baru hubungi dia dengan alasan sibuk ujian, padahal sesungguhya sibuk nabung untuk bantu dia. Eva mungkin tidak pernah kepikiran kalau saya mengajak dia ketemu untuk bantu keuangan dia, dia lebih berpikir kalau saya ini ketemu dia sebagai seseorang yang membutuhkan dia seperti laki-laki lainnya.
Kita sempat jalan-jalan sebentar sampai akhirnya motor saya membawa dia ke pantai. Kebetulan mal di kota saya selalu dekat dengan pantai. Saya duduk disamping dia. Dia langsung menyodorkan pertanyaan.
“Sebenarnya, kamu menelpon mau ngajak ML saya? Atau cuma menemani kamu jalan sih?”
“Coba tebak?” Tanya saya.
“Dua-duanya juga tidak masalah, saya sudah lama tidak jalan sama cowok. Terakhir pacaran juga apes. Dari sekian cowok yang nembak saya, cuma dia yang saya terima. Ujung-ujungnya cowok memang brengsek. Cuma mau tidur sama saya.. makanya sejak sekarang saya mati rasa sama yang namanya cinta.. !”
“Lhoo.. kayaknya kamu dendam banget ya sama cowok. Maaf loh kalau lancang, cuma saya ngerasa begitu”
“Ngapain minta maaf, memang nasib saya kok. Terlahir sebagai cewek hina, miskin, keluarga berantakan. Lonte..” tiba-tiba eva nangis dengan kalimat terakhir itu.
“Kamu nangis..” Tanya saya jadi ikut sedih.
“Lonte.. saya sudah sering denger kalimat itu dari mulut orang lain buat saya, rasanya nyakitin banget. Asal kamu tau, kalau saja dunia ini lebih indah dari yang saya mau. Saya juga tidak mau menjadi lonte.. siapa sih di dunia ini yang mau jadi pelacur, lonte. Ini karena terpaksa. Masih ada adik sama keluarga yang butuh saya untuk bertahan hidup..”
“Eva.. jangan nangis dong. Tujuan saya kesini, cuma ingin ngasih ini..” kata saya sambil ngasih uang ke dia.
“Saya memang masih berondong seperti yang kamu bilang, tapi saya juga punya hati. Walau hidup saya cukup, tapi saya mengerti perasaan kamu.. mungkin Tuhan cuma lagi kasih ujian buat hidup kamu. Kalau pun itu berat saat ini, saya harap bantuan dari saya, bisa bantu meringankan beban kamu..”
“Kamu.. kenapa sih mau bantu saya.. kan saya ini bukan siapa-siapa kamu, bukan temen kamu. Bahkan bukan orang yang pantes kenal sama kamu..” kata dia sambil menangis.
“Saya juga tidak tau. Yang jelas, kita sudah ditakdirkan buat jadi orang yang mengenal.. saya senang kok kenal sama kamu. Sekarang pakai uang ini buat operasi ibu kamu ya. Biar cepat sembuh dan kamu bisa kerja yang lain.. bukan seperti sekarang..”
Dia terdiam sambil merenung.
“Kalau pun saya tidak bekerja kayak begini, saya juga sudah pasti tidak ada yang mau. Paling laki-laki berengsek yang mau sama sama..”
“Kata siapa tidak ada yang mau..”
“Ya kata saya lah.. mana ada sih yang mau sama bekas pelacur!! Bekas lonte…”
“Saya mau..”
Eva terdiam mendengar kalimat saya.
“Umur kamu masih muda, belum tau yang namanya cinta. Ya sudah, terima kasih buat bantuan kamu. Kelak kalau saya ada uang. Saya akan balikin uang ini.. sekali lagi, terimakasih”
“Sama-sama eva..”
Selang beberapa hari, eva sempat sms dan memberi kabar ke saya kalau Ibunya sukses dengan operasi dia. Kita jadi rutin saling sms dan telepon hingga akhirnya dia mengundang saya ke rumah dia untuk bertemu ibu dia. Saya menerima tawaran dia sekaligus ingin tau apakah benar kalau Ibu dia habis dioperasi. Ketika saya sampai di rumahnya, ibunya berlinang air mata ngucapin terima kasih, saya bersyukur ternyata eva jujur apa adanya. Dan yang paling saya senang, dia bilang ke saya, kalau dia lagi cari kerjaan buat hidup sebagai orang bersih.
Saat itu, tanpa sepengetahuan eva. Bapak tirinya tiba-tiba meminjam duit ke saya, dia bilang buat bayar utang. Karena saya tidak enak untuk menolak, akhirnya saya kasih uang ke bapaknya tanpa sepentahuan eva. Saya juga sering bantuin ngaterin eva untuk cari kerjaan yang baik. Sampai akhinya dia dapat kerjaan sementara. Selama ini, keluarga dia tidak tau kalau eva kerja sebagai pelacur, eva berusaha menutupi dan akhirnya lembaran gelap itu terkubur dengan sendirinya.
Tanpa kita sadari, saya dan eva samakin dekat. Setelah pendekatan itu, akhirnya kita menjadi sepasang kekasih. Mungkin cinta itu memang buta ya, baru kali ini saya merasakan cinta yang begitu dalam dari seorang perempuan di usia saya yang masih muda. Ketika dulu saya punya cinta monyet. Saya tidak pernah merasa sebahagia ini selain bersama eva. Walaupun dia punya masa lalu kelam, cinta berhasil membuat saya menghapus semua pandangan buruk itu. Seminggu setelah jadian, dengang uang jajan yang saya kumpulin, saya membeli cincin yang sama untuk kita pakai sebagai lambang cinta. Buat eva mungkin ini aneh, tapi dia sadar, saya masih berondong dan pasti gaya pacarannya juga kayak sinetron di tv jadi dia maklumin.
Tetaapi sepanjang waktu kami pacaran, saya merasa eva semakin hari semakin kurus dan tubuhnya jadi lemes gitu, ketika saya tanya ke dia, dia cuma bilang kalau dia mungkin kecapek'an. Tapi sebenarnya ada hal yang saya takutkan dengan kondisi dia. Saya masih ingat, untuk memastikan kalau eva tidak berbohong pas bilang butuh uang, saya sempat kembali ke tempat pelacuran dia bekerja, dan iseng-iseng saya ngobrol sama cewek disana tentang dia.
“Kamu siapanya eva?”
“Teman saja mbak, kalau boleh tau, dia kan cantik, kok bisa tidak ada pelanggan sih?”
“Nasib mas, eva kena penyakit sifilis( penyakit kelamin). Kayaknya banyak pelanggan yang sudah tau dia itu kena penyakit begituan, makanya tidak ada yang mau sama dia! Disini kan pesaingan ketat, ada yang bocorin begitu, makanya kasihan dia..”
“Kenapa tidak berobat saja dia..?”
“Maunya sih begitu! Tapi ibunya kan sakit, jadi dia mati-matian cari uang buat ibu dia dulu, baru nanti memikirkan cara nyembuhin penyakit dia.. “
“Kasihan ya..”
“Iya mas, susah hidup sekarang. Saya yang dulu anterin dia ke dokter saja jadi sedih kalau bayangin hidup dia..”
Dari apa yang teman dia bilang, saya menjadi yakin kalau eva jadi kurus ini pasti karena penyakit dia dulu. Walau dia tidak pernah mau cerita ke saya, mungkin karena dia takut. Kalau dia penyakitan maka saya akan meninggalkan dia. Padahal saya tidak pernah peduli dengan sakitnya dia. Sakit eva makin buruk sampai akhirnya dia tidak bekerja. Saya akhirnya nyamperin ke rumah, dan dia tidak bisa bangun karena tiba-tiba tubuhnya jadi kayak lumpuh gitu.
Saat itu juga saya putuskan untuk bawa dia ke rumah sakit, dia sempat menolak.
“Antok, rumah sakit itu mahal, orang miskin kayak saya kalau sakit itu tidak ada keadilan, jadi biarin saja saya minum obat biasa, nanti juga sembuh”
“Kamu itu sudah tidak bisa bangun. Tidak usah pikirin uang. Saya ada tabungan, yang penting sekarang kita ke rumah sakit.”
Dengan penuh kesedihan, akhirnya eva tidak bisa menolak kemauan saya. Saya menggendong dia sampai ke rumah sakit, dia dirawat dan dokter mengatakan ke saya dengan berat hati kalau eva sudah kenapa sifilis akut dan seluruh tubuhnya sudah terkontiminasi sama sel-sel neurosifilis yang kemungkinan sembuhnya kecil. Dengan penuh air mata saya memohon kepada dokter untuk sembuhin dia. Saya dan Ibu serta adiknya saling bergantian jaga dia. Saat itu lagi ujian akhir kelulusan sekolah, saya harus bertahan dalam dua hal. Konsetrasi ke ujian dan konsetrasi ke eva.
Mungkin kedua cobaan itu berat tapi akhirnya saya berhasil mengerjakan semua ujian yang datang silih berganti bersamaan dengan waktu saya menjaga eva. Eva semakin kritis. Dia tidak banyak bicara lagi seperti sebelumnya. Sepertinya dia tau, hidup dia tidak akan lama lagi. Dia menyerahkan sebuah diary ke saya. Dimana disana dia bilang hanya boleh dibaca setelah tiba saatnya nanti.
“Jangan dibuka ya sampai nanti kalau saya sudah tidk bisa bangun lagi..”
“Kok kamu ngomong gitu..”
“Antok, mungkin.. selama ini saya tidak pernah jujur tentang panyakit saya, tapi saya cuma tidak mau kalau kamu tau saya mengidap penyakit ini, nanti kamu bakal ninggalin saya. Ternyata saya salah, kamu benar-benar hadiah paling indah dalam hidup ini yang dikasih Tuhan buat saya. Saya pikir.. Tuhan tidak akan pernah ngasih kebahagiaan buat saya karena memang saya tidak pantes. Ternyata saya salah, Tuhan itu adil. Dan keadilan itu dia tunjukkan lewat kamu..”
“Jangan ngomong begitu eva.. saya yang seharusnya bersyukur memiliki pacar seperti kamu dalam hidup saya, kamu benar-benar anugrah.. kamu harus kuat ya, kita sama-sama berjuang untuk kebahagiaan kita..”
Eva hanya menangis mendengar saya bicara begitu. Saya pun menangis. Entah mengapa, saya seperti merasa ini adalah ujung dari akhir kisah kami.
“Antok, saya mau minta tolong satu hal lagi sama kamu... boleh?”
“Ngomong saja eva, kita kan pacaran, terbuka saja..”
“Saya tidak punya apa-apa untuk ngasih kamu sebagai balasan atas kebaikan kamu, tapi saya cuma punya ini.. bisa kamu ambil kalung ini dari leher saya, soalnya.. tangan saya sudah tidak bisa bergerak lagi..”
“Kenapa bicara begitu.?”
“Pleace... ambill”
Dengan berat hati saya melepas kalung itu dan mengambilnya.
“Disimpan ya.. sama buku harian yang saya tulis itu..”
“Iya eva.. tadi kamu bilang mau minta tolong, kenapa tidak dilanjutkan?”
“Kalau saya mati, tolong jangan kubur saya disini, saya mau dikubur di tanah kelahiran saya.. bisa..”
Mendengar kalimat itu dari mulut dia. Hati saya hancur. Saya tidak tau harus bagaiman mengungkapkan kata-kata yang pantas untuk membuat saya bangkit dan percaya kalau dia akan sembuh. Saya hanya bisa menangis dan mengiyakan permintaan dia. Karena ada ujian lagi di besok. Saya pamitan sama dia. Saya mencium kening dia dan dengan berat hati saat itulah saya merasa ini terakhir kalinya saya akan melihat dia.
Dengan penuh tangis, saya pulang dan berharap Tuhan sekali lagi memberikan keadilan untuk hidup dia. Besoknya gua ujian terakhir dan ketika saya ingin menjenguk dia, saya melihat sudah banyak orang di kamar dia di rawat. Semua menangis dan disitulah saya tau, eva telah pergi untuk selamanya. Saya hanya bisa tertunduk lesuh dan menangis dalam hati. Berat rasanya harus melepas kebahagiaan sesaat yang ada dalam hidup saya. Permintaan terakhirnya untuk di makamkan di tanah kelahirannya saya lakukan sebagai tanda cinta terindah dalam hidup saya untuk dia.
Kini, saya menyadari bahwa. Hidup itu sesungguhnya tidak pernah memihak kepada siapapun di dunia ini. tapi hidup itu membuat kita hanya bisa memihak kepada satu hal, bertahan untuk hidup dengan segala cara apapun. Eva mungkin telah berjuang hidup dengan ketidak berpihak hidup tapi ia berhasil membuktikan kepada saya kalau disaat akhir hidupnya, dia benar-benar merasakan keadilan hidup sesungguhnya. Dengan cinta dan kasih sayang murni tanpa air mata penderitaan. dia mampu mengubah dirinya yang dulu adalah makluk hina menjadi seorang bidadari, walaupun itu hanya di hati saya, tapi saya percaya kelak semua orang akan setuju dengan apa yang saya bilang kalau dia adalah bidadari terakhir yang hidup di dunia ini.
Saat hanya bisa mengenangnya, hanya buku harian ini yang tersimpan dan membuat hati saya merasa mungkin jalan terbaik dalam hidup kita adalah seperti saat ini. 30 Juni 2013, itulah hari paling memilukan dalamn hidup saya dimana saat itulah saya memiliki kesempatan untuk membaca tulisan terakhir eva untuk saya..
Dear,
makasih kamu udah mau jadi pendamping aku selama ini…
terimakasih juga udah mau jadi malaikat penyelamat untuk ibu aku…
Andaikan kamu tau aku punya penyakit seperti ini, aku yakin kamu pasti kecewa terus ninggalin aku, yakin banget makanya aku ngerahasiain ini semua…maaf ya?
Dear,
Kamu Laki-laki paling baik yang pernah aku temuin,
kamu mau terima aku apa adanya..
Aku perempuan kotor, miskin, keluarga semrawut, tapi kamu tetep mau deket sama aku.
Dear,
andaikan aku sudah tidak hidup lagi di dunia ini, kamu jangan sedih ya?
masih banyak perempuan yang lebih baik dari aku...
kamu orang baik, harus punya pendamping yang baik juga :’)
Inget,
jangan lagi datang-datang ke tempat kotor gitu. setebal apapun iman kamu, pasti bisa runtuh sama yang namanya perempuan.
Dear,
walau dunia kita udah beda, aku tetep ada di hati kamu kan? janji?
aku akan slalu disamping kamu,
aku akan jaga kamu….
Maaf andai slama ini aku & keluarga udah nyusahin kamu :*
Goodbye…
Semoga kamu bahagia disana eva, aku selalu ada untuk kamu walau kita telah berbeda dalam dunia ini. dan percayalah kamu adalah bidadari terakhir dalam hidup gua,
Selesai
Kisah Nyata Cinta Sejati Seorang Suami Sukses
Under: KELUARGA , ORANG SUKSES , TENTANG CINTA
Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.
Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Namun ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!
Usianya sudah tidak muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak-anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya-- karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing- - Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu 'agar semua anaknya dapat berhasil'.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak…… bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu." Sambil air mata si sulung berlinang.
"Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak,dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik- baik secara bergantian”.Si Sulung melanjutkan permohonannya.
”Anak-anakku. ..Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ??
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit." Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya.
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa....disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkimpoiannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit...” Sambil menangis.
"Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah.. dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya... BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH".
Waktu begadang di rumah teman disaat permainan play station bareng teman2, kami bertujuh ada yang main PS dan ada yang maen gaplek. Nah pas giliran ku selesai maen PS dan kalah, mo maen gaplek gk diajak teman karena udah cukup yang maennya, jadi ku bingung mau ngapain. Jadi ku ambil rokok sebungkus dan kopi hangat trus ambil langkah seribu menuju balkon teras lantai 2, karena rumah teman gw 2 tingkat gan.
Jam 1:17, ku duduk di balkon sendirian sambil merokok. Malam itu seperti malam biasanya gk ada yang aneh, cuma angin terasa sungguh menderu dan jujur bulu kuduk ku berdiri. Setelah beberapa saat kemudian, tercium aroma busuk menyengat hidung ku. Ku merasa terganggu dan ku berdiri melihat kebawah ke jalan yang sepi. Ku kaget dan terdiam ketika melihat sesosok orang hitam berdiri dan mukanya hancur dan penuh darah.
Ku diam dan tetap melihat, orang itu melihatku. Jujur kaki gemeter tapi gak bisa lari apalagi bicara. Selang beberapa saat orang itu berjalan kearah rumah sebelah dan menembus dinding, lalu ku tersadar kalau itu bukan orang melainkan makhluk astral entah darimana asalnya.
Ku lemas dan berkeringat. Ku duduk kembali dan minum kopi meneruskan rokok ku yang tinggal 200 perak. Ku terdiam dan semakin hening suasana lamunan ku setelah menyaksikan kejadian tadi, ku terkejut ada suara cewek nangis merintih. Ku dengar asal suara dari atas pohon kelapa setinggi lantai 2 rumah teman ku, ternyata cewek berbaju putih duduk diantara pelepah daun kelapa, matanya merah dan sambil mengayunkan kakinya.
Posisi kami berhadapan sehingga ku melihat sangat jelas rupanya. Ku perhatikan terus sampai tak sadar sisa rokok 200 perak ku abis dan tangan ku panas. Ketika merasa panas ku tak sengaja membuang puntung rokok ke arah cewek itu yang tepat didepan ku walau posisi jarak hanya 5 meter. Entah kena atau tidak, cewek itu menoleh ku dan berhenti menangis lalu tertawa cekikikan dan terbang menuju sekolah SMK yang berada dibelakang rumah teman ku.
Keringat dingin dan gemeteran, aku kaget ada yang jitak kepala ku. Ternyata teman ku nawari maen PS lagi karena giliran ku yang maen. Teman ku bertanya, "Kenapa kau Wan, kok keringetan dan pucat???". Aku tak menjawab dan langsung bergabung dengan teman2 yang masih asik maen PS dan gaplek. Akhirnya, setelah ku tenang, ku ceritakan smua yang terjadi kepada teman2 ku. Yang punya rumah bilang, "Emang disini ada yang begituan, jadi biasa aja". Ketika kami hening, tiba2 terdengar ayam berkokok
Hujan rintik-rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.
Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor….. terdengar suara tek… tekk.. .tek…suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat…, ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak-anak, siapa yang mau bakso?
“Mauuuuuuuuu..”, secara serempak dan kompak anak-anak asuhku menjawab.
Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya.
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci,yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng.
Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.
“Mang kalo boleh tahu, kenapa uang- uang itu pisahkan? Barangkali ada tujuan?”
“Iya pak, memang sengaja saya memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak saya, mana yang menjadi hak orang lain / amal ibadah, dan mana yang menjadi hak cita-cita penyempurnaan iman seorang muslim”.
“Maksudnya…?”, saya melanjutkan bertanya.
“Iya Pak, kan agama dan islam menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Sengaja saya membagi 3 tempat, dengan pembagian sebagai berikut :
1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga.
2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq /sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso saya selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.
3. Uang yang masuk ke kencleng, karena saya ingin menyempurnakan agama yang saya pegang yaitu Islam.
Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar, Maka kami sepakat dengan istri bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini kami harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji.. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi saya dan istri akan melaksanakan ibadah haji.
Hatiku sangat… sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.
Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : “Iya tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu…? termasuk memiliki kemampuan dalam biaya…?
Ia menjawab, “Itulah sebabnya Pak, justru kami malu kepada Tuhan kalau bicara soal Rezeki karena kami sudah diberi Rizky. Semua orang pasti mampu kok kalau memang niat..?
Menurut saya definisi “mampu” adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu.
Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, “mampu”, maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita kok.
“Masya Allah… sebuah jawaban dari seorang tukang bakso”.
Sahabat….. Cerita perjalanan spiritual ini sangat sederhana dan jadi inspirasi. Semoga memberi hikmah terbaik bagi kehidupan kita. Amien……..
Dalam hadits Qudsi, “Sesungguhnya Allah berfirman: Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku dan Aku akan senantiasa menyertainya apabila berdoa kepada-Ku” (HR. Bukhari Muslim)
Tapi saya koq melihatnya "seperti lagi ada jenazah yang sedang dimandikan". Karena didalamnya ada AURAT maka harus dilindungi dengan kain. Mereka yang tengah makan dan minum didalam kantin tersebut memang layaknya "jenazah" yang tidak berkewajiban lagi untuk berpuasa atau ibadah lainnya.
Suatu hari ‘Umar bin Khaththab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau, sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).
‘Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!”
Lalu, Rasulullah SAW menjawab dengan khusyuk dan merendah diri, “Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di musim panas, lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)
Berbagai pertanyaan mungkin saja pernah terlintas di benak Anda tentang kapankah ibadah Puasa Ramadhan mulai disyariatkan? Bagaimana model puasa yang dilakukan umat islam pertama kali? Apa yang membedakan puasa islam dengan agama Ahli kitab? Atau mungkin pertanyaan lain yang berkenaan dengan puasa, berikut pemaparannya.
Sejarah Puasa Ramadhan pertama kali di syariatkan
Puasa Ramadhan mulai disyariatkan pada tanggal 10 Sya`ban tahun kedua Hijriah atau satu setengah tahun setelah umat islam berhijrah dari Mekah ke Madinah, atau setelah umat islam diperintahkan untuk memindahkan kiblatnya dari masjid Al- Aqsa ke Masjidil Haram.
Perintah puasa ramadhan ini didasarkan pada firman Allah di dalam surah Al-Baqarah ayat 183. Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa puasa telah dilakukan sebelum masa kerasulan Muhammad saw. Hanya saja praktiknya tidak seperti yang kita lakukan sekarang ini.
Setelah ayat tersebut turun, Puasa Ramadhan menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim selama satu bulan dengan memenuhi syarat dan dan rukun yang telah di syariatkan.
Model Puasa Ramadhan yang Pertama Kali Dilakukan Umat Islam
Puasa pertama kali yang dilaksanakan Rasulullah saw adalah puasa bulan Asyura`, yaitu puasa yang dilakukan masyarakat Quraisy ketika itu dan setibanya di Madinah, Nabi pun memerintahkan berpuasa pada bulan itu.
Setelah turun perintah berpuasa pada bulan Ramadhan, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk
Selanjutnya puasa Ramadhan menjadi kewajiban bagi setiap muslim, kecuali bagi mereka yang mempunyai uzur syar’i
Perbedaan Puasa Ahli kitab dengan Puasa Umat Islam
Yang membedakan puasa umat islam dengan umat yang lain di antaranya adalah adanya perintah makan sahur sebelum terbit fajar. Di dalam hadis riwayat Amr bin Ash, Rasulullah saw bersabda,
“Perbedaan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah pada makan sahur…” (HR Muslim)
Selain itu, puasa yang dilakukan kaum muslimin pada bulan Ramadhan berlangsung selama satu bulan penuh, berbeda dengan ahli kitab yang melaksanakan puasa di luar bulan Ramadhan. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda,
“…Sungguh, telah datang bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah memerintahkan kepada kalian untuk berpuasa di dalamnya…” (HR Ahmad dan Nasa’i)
Sejarah Puasa Sebelum Kelahiran Nabi Muhammad saw
Persamaan puasa umat islam dengan umat-umat terdahulu adalah dalam hal kewajiban, bukan pada tata caranya. Berikut bentuk puasa sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw.
Umat Nasrani dahulu juga pernah diwajibkan puasa Ramadhan, tetapi mereka menambahnya 10 hari hingga akhirnya berjumlah 50 hari. Dikarenaka pada bulan Ramadhan cuacanya sangat panas, waktunya pun diperpendek dan dipindah pada musim semi.
Umat Yahudi pun berpuasa, bahkan puasanya tidak sekadar menahan dari makan dan minum dari sore hari sampai waktu sore lagi. Akan tetapi, mereka melaksanakan sambil berbaring di atas pasir dan debu sambil meratap sedih
Pada masa Jahiliah, penduduk Quraisy Mekah melaksanakan puasa pada bulan Asyura dan Nabi saw melakukannya sebelum ada perintah berpuasa di bulan Ramadhan, namun setelah ada perintah puasa di bulan Ramadhan, Nabi pun berpuasa dan meninggalkan puasa di bulan Asyura.
Semoga bermanfaat


Dua Nelayan di Pantai Panjang, Bengkulu



Kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. pada 12 Rabiulawal, Tahun Gajah di Mekah al-Mukarramah sebagai pembuka rahmat di pelosok alam semesta.
 Irdham Riyanda  20.21




Beberapa tahun silam saya menemukan di sebuah milis posting menarik dan menggugah bertajuk "Bocah Misterius". Karena itu saya merasa perlu mempublishnya lagi di Ramadhan ini. 

Sungguh menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut. 

"Umurku sekarang 28 tahun, seorang wanita yang cantik dan kaya raya, ibu seorang putri yang berumur 9 tahun yang bernama Mayaa'. Kalian telah berbincang-bincang tentang penyakit kanker, maka izinkanlah aku untuk menceritakan kepada kalian tentang kisahku yang menyedihkan….dan bagaimana kondisiku dalam menghadapi pedihnya kankerku dan sakitnya yang berkepanjangan, dan perjuangan keras dalam menghadapinya. Bahkan sampai-sampai aku menangis akibat keluhan rasa sakit dan kepayahan yang aku rasakan. Aku tidak akan lupa saat-saat dimana aku harus menggunakan obat-obat kimia, terutama tatkala pertama kali aku mengkonsumsinya karena kawatir dengan efek/dampak buruk yang timbul…akan tetapi aku sabar menghadapinya..meskipun hatiku teriris-iris karena gelisah dan rasa takut. Setelah beberapa lama mengkonsumsi obat-obatan kimia tersebut mulailah rambutku berguguran…rambut yang sangat indah yang dikenal oleh orang yang dekat maupun yang jauh dariku. Sungguh…rambutku yang indah tersebut merupakan mahkota yang selalu aku kenakan di atas kepalaku. Akan tetapi penyakit kankerlah yang menggugurkan mahkotaku…helai demi helai berguguran di depan kedua mataku.

Doa pembersih jiwa dari Al Habib Syaikh Abdul Madjid Ma'roef R.A
"Allohumma yaa waahidu yaa ahad, yaa wajidu yaa jawaad, sholi wasallim wa baarik 'ala sayyidinaa muhammmadin wa ala 'ala ali sayyidina muhammad, fii kullilamhatin wanafasim bi 'adadi ma'luumaatillahi wa fuyudlotihi wa amdadih"
Oleh-oleh dari dari Beliau "Abah Heru Sudji" menjelang bulan Ramadhan:
Sungguh tak terduga dan tak terkira, pengalaman yang sangat langkah dan begitu berharga itu tiba-tiba diberikan beliau kepada kami, kebetulan ada tamu dari Saudi Arabia berkunjung ke Indonesia untuk bertemu dengan Beliau.
Tiba-tiba Beliau menceritakan pengalaman "2 kali ketika menemui ajal", dengan detail serta runtutan kronologis bagian per bagian bagaimana roh itu keluar dari jasadnya, beliau ceritakan semua.
Tak terelakkan ujian demi ujian datang silih berganti saat itu juga, ujian berupa anak, istri, harta, bahkan diri kita sendiri merupakan ujian yang terbesar yang akan menjegal lolos dari iman.

Beliau berkata "Ternyata sakaratul maut yang paling berat ketika ada di hati"
Kenyataannya, pada saat sakaratul maut itu berlangsung, saat itulah dicabutnya kesadaran dari otak kecil sebagai pusat pengendali jasad, maka saat itu semua terlupakan, ibadah tidak bisa, bahkan mengucap dzikir tidak mampu, karena syaraf sensorik maupun motorik tidak berfungsi lagi, dan pada saat itu yang berfungsi adalah hukum roh bukan hukum jasad lagi.
Pengalaman Pertama :
Pengalaman itu terjadi pada tahun 1994, saat itu usia Beliau sekitar 35 Tahun
Sebuah kejutan, hari itu tiba-tiba ada tamu tak diundang datang menemuiku, tamu yang benar-benar seketika membuat bulu kudukku merinding, sangat mengerikan, makhluk ciptaan Allah yang mau tidak mau semua manusia pasti akan berjumpa dengannya, itulah Malaikat Izroil memberikan kabar "Bahwa sebentar lagi aku akan mati".
Kulihat fisik Malaikat Izroil sungguh sangat mengerikan, begitu besar dan tinggi, sehingga wajahnyapun tak nampak lagi tertutup oleh langit, dan nampak bukan seperti manusia pada umumnya, sungguh sangat mengerikan.
Sepengetahuan dan pengalamanku, Malaikat Izroil mencabut nyawa bukan seperti orang mencabut rumput, akan tetapi hanya dengan pandangan tajam seketika itu tubuh serasa kaku tiada berdaya, urat syaratpun saat itupun tiba-tiba tidak berfungsi lagi.
Saat itu kutolehkan wajah memandang istriku dengan buah hatiku yang masih kecil, lucu nan cantik itu, Ingin rasanya kuteriakkan kepada istriku bahwa sekarang aku dalam keadaansakaratul maut, tapi itu hanya sia-sia, karena urat syarafku sudah tidak berfungsi lagi, bibirku sudah terkunci rapat, tiada satupun kata yang keluar, hanya rasa sakit begitu luar biasa kurasakan.
Tiba-tiba nampak jelas dihadapanku bayangan mengenai istri dan anakku, kubayangkan istriku sebentar lagi menjadi janda, dan anakku yang sebentar lagi anak yatim, banyak tamu sebentar lagi akan datang kerumah, untuk bertakziah, dan bayangan itu sangat jelas di depanku.
Saat itu hanya pasrah menunggu ajal menjemput, nyawapun terus berjalan dengan perlahan keluar dari jasadku, tapi saat itu bibir masih sempat membaca sholawat kepada Rasulullah berdzikir nidak "Yaa Sayyidi Yaa Rasulullah", bahkan kubaca ulang-ulang kalimat toyyibah"Laa Ilaha Illalloh" tapi itupun sia-sia rasa sakitpun masih terasa.
Sampailah nyawa itu berjalan tepat di dada tepatnya di bagian hati, saat itu kurasakan sungguh luar biasa sakitnya, sangat sakit sekali, tiada pernah dalam hidup kurasakan sesakit ini.
Benar kata Rasulullah pada saat ditariknya Roh seperti sabetan pedang 300 kali berturut-turut, sampai tidak kuatnya tubuhku menghadapi sakit yang luar biasa itu, sampai keluar keringat dingin, lemas tiada berdaya.
Saat-saat itu…
Ketika kuingat istriku, sakitnya semakin bertambah,
Ketika kuingat anakku, sakitnya semakin parah, dan
Ketika kuingat hutang-hutang yang belum lunas terbayarkan, sakitnya malah semakin menjadi,
Sampai berdizikirpun tidak mengurangi rasa sakit yang luar biasa itu,
Akhirnya pada saat yang gawat seperti itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menuntunku dengan berkata:
"Istighroq…. lepaskan semua bayangan dan rasa sakit, di akal pikiranmu. Semuanya tenggelamkan kebawah sampai kehati, jangan kau lawan, ikuti terus dan lepaskan sampai NOL, tidak ada apa-apa, leburkan semuanya, karena semuanya itu bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa"

Maka ketika kutenggelamkan jiwaku, tiba-tiba sakit yang begitu hebat menderaku tidak terasa lagi, semuanya hilang dan saat itulah roh yang dicabut itu dikembalikan lagi pada posisi semula.
Saya bersyukur, karena itu merupakan pelajaran yang begitu dalam dan bermakna dalam hidupku.
Semua pasti akan kutinggal, tak terkecuali, anak, istri, harta, dunia, bahkan jasad yang ku cintaipun akan meninggalkanku.
Pengalaman kedua :
Pengalaman ini terjadi sekitar awal tahun 2010
Tiba-tiba ada suara yang memberitahukan kepadaku kurang lebih suara itu berkata
"Bersiaplah sebentar lagi malaikat izroil menjemputmu, karena waktu sudah habis"
Seperti pengalaman sebelumnya, ingin rasanya menceritakan kabar ini kepada istriku akan tetapi mulut rasanya sudah terkunci.
Aku merasakan syaraf-syaraf dibagian belakang kepala sudah putus, sehingga seluruh bagian tubuhku tidak berfungsi, dan memori yang ada di kepalaku tiba-tiba hilang semua.
Tapi saat itu atas karunia Allah, akupun diberi persiapan untuk "Istighroq atau NOL", sehingga saat itu yang terpakai hanya rohani.
Ketika aku menunaikan panggilan sholat bukan lagi atas perintah pikiran, akan tetapi spontan rohani yang memerintah dan menggerakkan jasadku, dan ketika sholatpun aku tidak tahu yang kubaca itu apa, hanya roh yang menghadap saat itu.
Begitupula pada waktu bermujahadah, sambil memutar tasbih tidak tahu apa yang kubaca, sampai bertemu dengan tamu pun aku tidak sadarkan diri (kebetulan tamu itu adalah si penulis sendiri), tapi pada saat itu aku seperti orang normal, tidak ada apa-apa.
Ketika makanpun semua terasa hambar, tiada rasa apapun.
Saat itu kutunggu sampai maghrib, berjalan isya sampai menjelang subuh tiba aku pun tersadar dari itu semua, ternyata Malaikat Izroil tidak datang.
Sehingga saat tersadar menangislah diri ini karena masih begitu banyak salah dan dosa yang masih belum terhapuskan.
Saat itu kesempatan hidup untuk yang ke tiga kalinya datang.
#######
Dari pengalaman itu Beliau berkesimpulan bahwa:
"Semua pasti ada jalannya, dan jalan mati adalah istighroq (NOL tidak merasa apa-apa, pasrah kepada Sang Pencipta)"
Beliau juga berpesan ternyata untuk pulang ke alam sana, tidak bisa mengandalkan akal pikiran, kemampuan maupun pengalaman, hanya roh yang terlatih yang senantiasa menghadap kepadaNya, dan hanya jiwa yang sucilah yang mampu melakukan perjalanan kepada Sang Pencipta, sehingga selamat bisa kembali keharibaan Sang Pencipta.
"Ya ayyatuhannafsul muthmainnah, irji'i ila robbiki rodziyatammardziyyatan fadkhuli fi'ibadi wadkhuli jannati "(Wahai jiwa yang suci(jiwa yang tenang) kembalilah kamu kepadaTuhanMu dengan ridho dan diridhoi, maka masukklah kamu kedalam golongan hambaKu dan masuklah kedalam surgaKU)
Alangkah menyesalnya wahai saudaraku, kalau kita hanya ibadah, sholat, berpuasa, dan berbuat baik, hanya bungkusnya saja, akan tetapi rohani tidak dilibatkan, karena yang pulang keharibaanNya adalah ROH bukan JASAD.

Bungkus yang berupa jasad (cantik, gagah, kaya, terhormat, dan mulia) akan kita tinggal di dunia ini, asalnya dari tanah kembali ketanah, mungkin ROH kita akan menangis ketika sudah lepas dari jasad yang ternyata jasad adalah musuh terberat bagi rohani kelak di hari kemudian ( baca Dialog Mengerikan Antara Roh dan Jasad (Saat Hari Peradilan Itu Tiba) ).
Dari sinilah Beliau menceritakan awal mulanya pengetrapan NOL dengan meniadakan diri dan yang ada ini, untuk menemukan yang Maha Ada, sehingga menggapai puncak perasaan BILLAH. (LAA HAULAA WALA QUWWATA ILLA BILLAH).
Dalam filsafat jawa untuk menemukan jalan tersebut menggunakan metode "MATI SAK JERONING URIP, URIP MUNG SAK DERMO NGELAMPAHI" artinya merasa mati dalam kehidupan ini, tidak merasa apa-apa, tidak merasa memiliki kemampuan dan kekuatan, karena hidup hanya sekedar melaksanakan skenario dan Sang Sutradara Agung (Allah Sang Pencipta).
Kepada kawan-kawanku seperjuangan
Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga hati dan roh kita disucikan dalam bumi kerendahan di bulan ramadhan yang penuh berkah ini.
Selamat berjuang kawan dan semoga selamat sampai tujuan

Kisah Penyapu Jalanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hidup adalah perjuangan. Kata itu tampaknya cocok disematkan untuk Rusdijah (45). Betapa tidak, ibu beranak lima ini berjuang keras tiap hari demi bertahan hidup di tengah kerasnya kota Jakarta. Suaminya pengidap darah tinggi yang telah wafat lima tahun silam akibat terpeleset dari kamar mandi, membuatnya kian ikhlas menjalani hidup sebagai single parents.



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Tak mampu saya menahan air mata ketika mendengar kisah nyata yang diceritakan oleh seorang. Ustaz dalam tazkirahnya di sebuah masjid dalam kawasan Jenka baru-baru ini.
Sekitar awal 90 an,seorang pemuda 30 an menjerit-jerit seorang diri di rumahnya tiap kali sampai waktu maghrib terutamanya di bulan Ramadhan. dia meraung setiap hari bagaikan orang yang diserang histeria,seseorang membawa lelaki itu bertemu dengan Ustadz tadi yang ketika itu bertugas sebagai pensyarah UITM KELANTAN untuk diobati.
Pemuda itu kemudian menceritakan satu peristiwa menyayat hati. Ceritanya beberapa tahun sebelum itu dia tinggal dengan Ibunya. Dia seorang yang nakal dan liar. Tidak mengerjakan sholat dan berpuasa.
Suatu hari Ibunya meminta dia belikan lauk untuk berbuka puasa,lelaki itu sedang tidur.Dia tak mau pergi ke pasar. Berulang kali disuruh sang Ibu, dia tetap tidak mau pergi.
Hingga akhirnya dengan perasaan marah kepada Si Ibu yang terus memaksa, dia terus ke pasar dengan hati yang tidak ikhlas, dibelinya daging untuk Ibunya memasak. Si Ibu gembira, berselera dia berbuka puasa hari itu.
Pemuda itu berhenti bercerita kepada Ustadz.Tiba-tiba dia menangis lagi. Meraung bagaikan dirasuki syaitan. Dalam sedu tangisnya dia bertanya,
" Ustadz tau daging apa yang saya beli ?", Ustaz menggeleng kepala tanda dia tidak tau.
" Daging apa ?" Tanya Ustaz kembali.
" Saya beli daging babi Ustadz !,saya berdosa Ustadz ",jawab pemuda itu. Ustaz ternganga tidak berkata," Masya Allah "
Hanya itu saja yang mampu diungkapkan. Lelaki itu meneruskan ceritanya," Pernah satu hari dalam bulan Ramadhan saya belikan daging ular yang siap dipotong untuk Ibu saya menyediakan lauk berbuka puasa ", ceritanya lagi.
" Saya beritahu Ibu, saya belikan ekor lembu untuk Ibu buat sup.Maghrib itu Ibu berbuka dengan sup ular yang disangkanya sup ekor lembu ",Ya Allah besarnya dosa Ustadz.
Dalam sedu tangisnya pemuda itu memberi tahu Ustadz itu lagi. Ibunya selepas itu ditimpa sakit dan meninggal dunia. Selepas meninggal dunia pemuda itu telah insaf dan bertaubat.
Tetapi setiap kali tibanya waktunya maghrib terutama bulan Ramadhan, pemuda itu tidak dapat melupakan kejahatannya memberi Ibunya berbuka puasa dengan daging babi dan ular.
Dia tak mampu menahan perasaan bersalahnya ketika itu yang menyebabkan dia akan menangis setiap hari mengenang dosa - dosa kepada si Ibu yang sudah tiada. Semua jamaah yang mengikuti tazkirah malam itu terhanyut sekali. Bayangkan pada zaman modern ini ada anak yang sanggup memperlakukan Ibunya sendiri seperti dilakukan pemuda tadi.
Ustadz menghabiskan tazkirah malam itu dengan mengingatkan Hadist Nabi bahwa malaikat berdo'a, laknat Allah ke atas mereka yang mengabaikan kedua Ibu Bapaknya ketika mereka telah tua.
Dua orang Ibu Bapak boleh memelihara sepuluh orang anak hingga remaja. Tetapi sepuluh orang anak belum tentu dapat menjaga kedua orang tua ketika mereka sudah tua

pacaran sama PSK

Under: TENTANG CINTA
Cerita ini saya ambil dari sebuah kisah nyata cinta seorang pria dengan seorang PSK Sri Kuncoro,

To : My Lovely…..


http://go.padsdel.com/lg.php?bannerid=644867&campaignid=212836&zoneid=18495&loc=http%3A%2F%2Fkisahnyata.heck.in%2Fkisah-nyata-cinta-sejati-seorang-suami-s.xhtml&referer=http%3A%2F%2Fkisahnyata.heck.in%2F&cb=dad24f92a1

Ada Lagi nih sobat cerita cinta,cerita kali ini benar-benar nyata dan saya dapat dari cerita di BB chat. Cerita ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua dan mungkin bisa menunjang Tips Cinta saya sebelumnya, yaitu tentang hargai dan sayangi apa yang kamu miliki . Silahkan langsung disimak cerita atau kisah nyata cinta sejati satu ini.
Hantu Dari Palembang
Under: MISTERI


Kisah nyata gan dari gw nih Wawan di Palembang.

KISAH TUKANG BAKSO
Under: RELIGI
Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai..


Mengambil Pelajaran Dari Cerita Lucu di Bulan Ramadhan.
Ada sebuah kisah, seorang anak kecil yang ikut menjalankan ibadah puasa. Anak kecil ini mencoba berpuasa seperti layaknya orang dewasa, puasa sampai full alias sampai magrib. Saat memulai menjalankan puasa, anak kecil ini yang dirasakan menjalankan bulan puasa adalah berat, mengeluh dan memikirkan entar kalau buka puasa makan apa ya? Wajar kalau anak kecil bersikap ini.
Ditengah waktu puasa, anak ini mengelu kepada Mama nya ” Ma...kenapa puasa kok lama sekali sih,,,gak kuat ni ma..” kata anak kecil ini. Mamanya hanya diam dan tersenyum. Lagi-lagi anak ini bicara ”ma,,,,pengen minum ma? Gak kuat?”, tetap aja mamanya diam, tidak menjawabnya, sembari mama nya mempersiapkan dan membereskan rumah. Biasa... tugas seorang Ibu . Selang beberapa lama adik kecilnya datang membawa minuman, karena adiknya masih kecil dibawa umur. Adik ini menawarkan minuman didepan kaka nya sembari menyodorkan minuman dengan berkata ”ka,,,, mimi?” dengan wajah polos dan baik hati. Lalu kakanya mengambil minuman itu dan meminumnya, karena saking tidak kuatnya. Berucap adiknya ” hehe...kaka minum, kaka batal,,,,mama kaka minum, kaka batal....pok pok pok, suara tepukan tangan adik kecil itu dengan wajah senyum karena merasa ada teman gak berpuasa. (^_^).
Kemudian hari besok dia mencoba untuk tetap berpuasa dan mencoba untuk bisa full puasanya ampek magrib. Karena kaka ini malu kemarin batal puasanya. Hari ini si kaka ini ada peningkatan puasanya, tidak sampe setengah hari, tapi berbagai cobaan untuk bisa puasa selalu ada. Satu jam sebelum berbuka puasa, si kaka ini mengeluh lagi sama mamanya, dan berkata ”mama, aku gak kuat nih ma, lama banget ya ma, buka puasanya. Pengen minum ma?” dengan wajah meratap sedih. Seperti biasa si adik kecilnya datang membawa minun dan mama pergi ke dapur untuk mempersiapkan buka puasa. Adik kecil ini menyodorkan minuman didepan kaka nya dan berucap ”ka,,,, mimi?”. lalu kaka ini melihat-lihat bahwa mama nya sedang di dapur, cepat-cepat minuman yang disodorkan adiknya diambil lalu diminumnya dengan rasa kehausan. ”hehe,,,kaka batal puasanya, hehe.... pok pok pok” suara tepukan tangan si adik kecil itu, dengan senangnya, lalu adiknya memanggil mamanya, ”mama, kaka minum ma. Kaka batal puasanya ma,,,,” ucap adiknya dengan wajah gembira. Kemudian si kaka nya merasa benar-benar malu karena batal lagi.
Yup, kita bisa mengambil pelajaran dari cerita diatas, itu merupaka cerita lucu buat aku, tapi kalau anda merasa cerita ini tidak lucu ma tidak apa-apa. Tapi disini bisa diambil hikmah buat kita yang sudah baliq dalam segi usia. Belum tentu yang kita jalani shaum ini apakah mendapatkan nilai ibadah atau tidak? Atau hanya merasakan haus dan lapar aja. Kalau kita masih membawa, bahwa puasa menjadi halangan menjalankan aktifitas, berat, mengeluh dan masih memikirkan entar buka puasa makan apa ya? Seperti cerita anak diatas, maka sifat kita masih kanak-kanak. Walapun dalam segi usia lebih tua dari anak kecil, tapi tingkah lakunya seperti anak kecil aliasnya berpikirnya. Kadang ini sering dialami kebanyakan orang saat menjalankan puasa. Cobalah untuk selalu intropeksi diri bahwa puasa merupakan kewajiban dan jangan hanyak melaksanan puasa sekedar gugur kewajiban aja sudah, tapi apakah nilai ibadah puasa kita diterima atau tidak di hadapa-Nya? Kan jadi sia-sia kalau hanyak menjalankan puasa dengan capek tapi tidak bernilai, wah tidak menyenangkan itu, capek deh yang didapat, capek menahan makan dan minum. Maka itu isi aktifitas bulan puasa ramadhan ini dengan mentafakuri dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an, agar menambah dan meningkatkan keimanan kita dan dengan sendirinya haus dan lapar akan hilang sendiri dan Insya Allah bisa mendapatkan nilai, nilai ibadah. Amin...
Jenazah hidup
PKS Nongsa - Kantin-kantin yang ada di Bandara Hang Nadim, Batam seperti kantin-kantin di tempat lain saat Bulan Suci Ramadhan dipagari kain penutup, konon untuk menghargai orang yang berpuasa.

Saya pernah masuk duduk bergabung dengan teman-teman kerja di kantin itu. Serentak satu persatu  menyampaikan alasan keuzurannya kenapa tidak berpuasa. Dari yang mengaku sakit maag sampai yang merasa kesiangan sehingga tidak sempat sahur.
Uniknya lagi mereka minta maaf pada saya. "Kalian bersalahnya kepada Allah bukan kepada saya,"jawabku sambil senyum.
Bahkan saya tambahkan dengan cerita bahwa, "Sebelum berangkat kerja, saya melihat tadi pagi ada kucing lagi makan bekas Sahur kami. Waktu sepeda motor mulai saya naiki, saya juga melihat ayam didepan rumah lagi mengorek makanan di parit. Begitu juga ditengah perjalanan menuju Bandara, saya melihat di dekat bengkel tambal ban, ada anjing sedang makan bangkai biawak yang tergilas di pinggir aspal. Begitulah kucing, ayam dan anjing tetap makan dan minum di siang hari Ramadhan. Sampai akhirnya setiba di Bandara, saya menjumpai kalian makan dan minum di kantin.
Mereka terdiam semua, saya pun langsung pamit keluar

SETELAH bertahun-tahun perjuangan dan penderitaan, misi suci Rasulullah SAW akhirnya meraih kejayaan di semenanjung Arab. Panji-panji Islam berkibar di wilayah-wilayah yang luas meliputi cakrawala Persia dan Syria. Harta yang berlimpah-ruah mengalir ke Madinah dari berbagai negeri-negeri persemakmuran Islam. Di antara putra-putri Rasulullah SAW, hanya Fatimah yang masih hidup saat itu.
Sang ayah sangat mencintai putri satu-satunya itu. Setiap kali Fatimah datang, Rasulullah selalu menerimanya dengan penuh kasih sayang. Demikian juga Fatimah, setiap kali datang ia selalu merebahkan dirinya dalam dekapan sang ayah. Jika ia datang, Rasulullah SAW sering mendudukkan Fatimah di samping beliau sembari menyeka peluh yang membasahi wajah putrinya dengan sapu tangannya atau meraba dahinya dan mengecek kesehatan sang putri.
Suatu hari Fatimah datang menemui Rasulullah SAW. Setelah saling menanyakan kabar dan kesehatan masing-masing, Fatimah berkata kepada sang ayah dengan nada mengeluh, “Ayah, terlalu banyak mulut yang harus disuapi di rumahku. Aku dan suamiku, tiga putra kami, empat keponakan, seorang pembantu, belum tamu-tamu yang datang silih berganti. Aku harus memasak sendirian untuk mereka semua. Aku merasa sangat letih dan kelelahan. Aku mendengar banyak tawanan wanita yang baru saja datang ke Madinah. Jika ayah bersedia memberiku salah satu dari mereka untuk membantuku, itu akan menjadi pertolongan yang sangat berharga bagiku.”
Rasulullah SAW menjawab permintaan putrinya itu dengan suara parau, “Sayangku, semua kekayaan dan tawanan perang yang engkau lihat adalah milik masyarakat muslim. Aku hanyalah bendahara, tugasku adalah mengumpulkan mereka dari berbagai wilayah dan membagi-bagikan mereka kepada orang-orang yang berhak. Dan engkau bukan termasuk yang memiliki hak, anakku, oleh karena itu aku tidak bisa memberimu sesuatu pun dari aset negara ini.
Kemudian beliau melanjutkan, “Dunia ini adalah tempat untuk beramal. Lakukan tugas-tugasmu dengan baik. Jika engkau merasa lelah, ingatlah Allah dan mintalah pertolongan kepada-Nya. Dia akan memberimu ketabahan dan kekuatan.”
Referensi:
Hirak Har, Abu Dawud
M. Ibrahim Khan, Kisah-kisah Teladan Rasulullah, Para Sahabat dan Orang-orang Sale

Dec042010
bismillahirrahmanirrahim
Pada masa-masa awal dakwah Rasulullah SAW di Mekkah, terjadi kegelisahan di antara kaum Quraisy akibat syiar Islam yang gencar disampaikan Rasulullah SAW. Saat itu, Rasulullah SAW ditakdirkan Allah SWT berada di bawah lindungan pamannya, Abu Thalib, yang merupakan salah satu tokoh Quraisy yang disegani.
Demi tujuan melenyapkan cahaya Islam, akhirnya kaum kafir Quraisy pun bersepakat untuk membunuh Rasulullah SAW. Namun, sebelum melakukannya, mereka berusaha menjumpai Abu Thalib terlebih dahulu. Suatu saat para pembesar Quraisy datang kepada Abu Thalib. Mereka lalu mengatakan, “Keponakan anda mencaci-maki sesembahan dan agama kami, menyebut kami orang-orang jahil (bodoh). Dia juga mengatakan bahwa nenek moyang kami adalah orang-orang sesat. Sekarang hukum dia atau biar kami yang melakukan. Kami tidak bisa bersabar lagi menghadapinya.”
Abu Thalib menyadari situasi gawat yang dihadapinya. la memanggil keponakan tercintanya dan menceritakan semua yang dikatakan oleh para pembesar Quraisy. la berkata, “Jagalah dirimu dan diriku dan jangan membebaniku dengan sesuatu yang melebihi kemampuanku.”
Mendengar hal itu, dengan tenang dan teguh hati, Rasulullah SAW menjawab, “Walaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku berpaling dari risalah yang aku bawa, aku tidak akan berhenti sampai Allah SWT mengantarkan aku pada kejayaan Islam atau aku binasa karenanya.
Tersentuh oleh nada tinggi dari jawaban keponakan tersayangnya, Abu Thalib menjawab, “Lakukan apa yang ingin kamu lakukan! Demi Tuhan Pemelihara Ka’bah, aku tidak akan menyerahkanmu pada mereka.”
Sungguh luar biasa keteguhan hati Rasulullah SAW. Beliau hanya takut pada Allah SWT semata, padahal saat itu pengikutnya masih sedikit sekali. Jangan sampai kita sia-siakan pengorbanan beliau, apalagi sampai mengorbankan keimanan kita untuk sekedar alasan dunia semata. Allahuma shalli ‘ala sayyidina Muhammad.
Nov282010
bismillahirrahmanirrahim
Suatu hari, seorang nenek datang menemui Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah Anda wahai nenek?”
“Aku adalah Jutsamah al-Muzaniah, ” jawab wanita tua itu.
Rasulullah SAW pun berkata, “Wahai nenek, sesungguhnya saya mengenalmu. Engkau adalah wanita yang baik hati. Bagaimana kabarmu dan keluargamu. Bagaimana pula keadaanmu sekarang setelah kita berpisah sekian lama?”
Nenek itu menjawab, “Alhamdulillah kami dalam keadaan baik. Terima kasih, Rasulullah.”
Tak lama kemudian, wanita tua itu pergi meninggalkan Rasulullah SAW. Aisyah RA yang melihat kejadian itu datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, seperti inikah engkau menyambut dan memuliakan seorang wanita tua? Istimewa sekali.”
Rasulullah menimpali, “Ya, dahulu nenek itu selalu mengunjungi kami ketika Khadijah masih hidup. Sesungguhnya melestarikan persahabatan adalah bagian dari iman.”
Setelah kejadian itu, Aisyah mengatakan, “Tak seorang pun dari istri-istri nabi yang aku cemburui lebih dalam ketimbang Khadijah. Meskipun aku belum pernah melihatnya, namun Rasulullah SAW seringkali menyebutnya. Pernah suatu kali beliau menyembelih kambing lalu memotong-motong dagingnya dan membagikannya kepada sahabat-sahabat karib Khadijah.”
Jika hal tersebut disampaikan Aisyah, Rasulullah SAW menanggapinya dengan berkata, “Wahai Aisyah, begitulah kenyataannya. Sesungguhnya darinyalah aku memperoleh anak.”
Pada kesempatan lainnya, Aisyah mengatakan, “Aku sangat cemburu dengan Khadijah karena sering disebut Rasulullah SAW, sampai-sampai aku berkata: Wahai Rasulullah, apa yang kau perbuat dengan wanita tua yang pipinya kemerah-merahan itu, sementara Allah SWT telah menggantikannya dengan wanita yang lebih baik?”
Rasulullah SAW menjawab, “Demi Allah SWT, tak seorang wanita pun lebih baik darinya. Ia beriman saat semua orang kufur, ia membenarkanku saat manusia mendustaiku, ia melindungiku saat manusia kejam menganiayaku, Allah SWT menganugerahkan anak kepadaku darinya.”
Itulah sepenggal kisah tentang kesetiaan hakiki, bukan kesetiaan semu. Kesetiaan imani, bukan materi. Kesetiaan yang dilandaskan rasa cinta kepada Allah SWT, bukan cinta nafsu syaithani. Kesetiaan suami kepada istri yang telah lama mengarungi rumah tangga dalam segala suka dan duka.
Kecantikan Aisyah tidak membuat Rasulullah SAW untuk melupakan jasa baik dan pengorbanan Khadijah, betapa pun usianya yang lebih tua. Kesetiaan inilah yang membuat cendikiawan muslim Nahzmi Luqa mengatakan, “Ternyata kecemburuan Aisyah tidak mampu melunturkan kesetiaan Nabi kepada Khadijah, kesetiaan yang harus diteladani para pasangan suami istri.“
Semoga kita diberi kekuatan untuk memiliki kesetiaan pada suami/istri kita seperti halnya Rasulullah SAW. Amin.



Nov142010
bismillahirrahmanirrahim
Air mata ‘Umar bin Khaththab r.a. meleleh. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah SAW melihat air mata ‘Umar r.a. yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?”
Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?”
‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)
Dalam riwayat lain disebutkan: ‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sebaiknya Anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini.”
Betapa Rasulullah SAW sangat sederhana. Ia menyadari bahwa akhirat jauh lebih berharga daripada dunia dan seisinya
Nov042010
bismillahirrahmanirrahim
Suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?”
Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” Rasul lalu berkata, “Ambil dan serahkan ke saya!”
Pengemis itupun pulang mengambil satu-satunya cangkir miliknya dan kembali lagi pada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kemudian menawarkan cangkir itu kepada para sahabat, “Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.”
Rasulullah SAW menawarkannya kembali, “Adakah di antara kalian yang ingin membayar lebih?” Lalu ada seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham.
Rasulullah SAW memberikan dua dirham itu kepada si pengemis lalu menyuruhnya menggunakan uang itu untuk membeli makanan untuk keluarganya dan sisa uangnya digunakan untuk membeli kapak. Rasullulah SAW berkata, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Sambil melepas kepergiannya Rasulullah SAW pun memberinya uang untuk ongkos.
Dua minggu kemudian pengemis itu datang kembali menghadap Rasulullah SAW sambil membawa uang sepuluh dirham hasil dari penjualan kayu. Kemudian Rasulullah SAW menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya seraya bersada, “Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat sesorang tidak bisa berusaha.
Sungguh suatu pelajaran berharga bisa kita dapat dari Rasulullah SAW. Beliau tidak hanya memberikan sedekah pada fakir miskin, namun juga memberikan ‘kail’ kepada mereka agar kelak mereka bisa hidup mandiri. Subhanallah





Oct222010
bismillahirrahmanirrahim
Semenjak Rasulullah SAW diangkat oleh Allah SWT menjadi Utusan-Nya, beliau tidak memiliki harta apapun karena seluruhnya dibelanjakan demi tegaknya Islam. Jika ada orang muslim yang tak punya pakaian mendatangi beliau, beliau biasa meminta bantuan Bilal, yang juga merupakan muadzin beliau, untuk meminjam sesuatu dari orang lain dan membelikan orang itu pakaian dan makanan.
Suatu saat, ada seorang dari kalangan musyrikin datang kepada Bilal. Orang itu mengetahui kebiasaan Rasulullah SAW. Ia berkata, “Wahai Bilal, aku bisa memberimu pinjaman. Karena itu pinjam saja padaku, tak usah kamu pinjam kepada orang lain.”Bilal pun menerima tawaran itu dengan senang hati. Sejak saat itu, Bilal pun terkadang meminjam pada orang itu.
Pada suatu hari, Bilal berwudhu lalu bergegas untuk mengumandangkan adzan, sementara orang musyrik itu sedang berdiri di tengah kerumunan pedagang. Ketika melihat Bilal, ia berseru, “Wahai Orang Habsyi!” Bilal  menjawab, “Ya, ada apa?” Lalu ia berbicara dengan nada yang agak keras, “Tahukah kamu, berapa jarak antara kamu dan bulan depan?!” Bilal menjawab, “Sudah dekat.” Ia balik berkata lagi, “Sesungguhnya jarak antara kamu dan bulan depan adalah empat malam lagi. Pada saat itu aku akan menagih uang yang aku pinjamkan kepadamu. Karena sesungguhnya aku tidak pernah memberikan kamu sesuatu dikarenakan kemuliaanmu atau kemuliaan sahabatmu itu. Kalau kamu tak bisa membayar hutangmu itu, kamu harus menjadi budakku!” Lalu orang itu berlalu.
Bilal kemudian mengumandangkan adzan shalat. Ketika ia pulang shalat agak malam dan Nabi telah kembali ke rumahnya, Bilal meminta izin untuk bertemu beliau. Setelah diizinkan, Bilal bercerita pada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, demi bapak dan ibuku aku rela jadi penebusnya, sesungguhnya orang musyrik yang telah saya ceritakan kepada engkau, menjadikan saya jaminan dari pinjaman yang diberikannya. Dia berkata begini dan begitu. Sementara engkau dan saya tidak memiliki sesuatu yang dapat membebaskan saya darinya karena dia sangat tidak beradab. Oleh karena itu, izinkan saya mencari beberapa orang Islam untuk mencari pinjaman, sampai Allah menganugerahkan rizki kepada Rasul-Nya untuk menebus saya.”
Keesokan harinya, seseorang menghampiri Bilal, “Wahai Bilal, kamu dipanggil Rasulullah.”
Bilal lalu bergegas ke rumah Rasulullah SAW. Di rumah beliau, Bilal melihat empat ekor unta tunggangan penuh dengan barang bawaannya. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada bilal, “Sesungguhnya Allah telah memberikan segalanya untuk membebaskan kamu.” Bilal sadar bahwa unta dan barang bawaannya itu adalah rizki tak disangka-sangka yang diturunkan Allah SWT pada Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW berkata lagi, “Maukah kamu membawa empat unta tersebut?” Bilal menjawab, “Tentu saja saya bersedia.”
Beliau berkata lagi, “Kamu berhak atas unta tersebut beserta semua barang bawaannya. Dan untuk kamu ketahui, bahwa barang yang dibawa olehnya adalah pakaian dan makanan. Semuanya saya berikan kepadamu. Sekarang pergilah dan bayarlah hutangmu.”
Lalu Bilal membawa unta tersebut dan membayar hutang-hutang Rasulullah SAW sampai tidak ada lagi hutang beliau yang tersisa. Akhirnya uang di tangannya tersisa dua dinar saja.
Ketika Bilal bergegas ke masjid saat matahari telah condong, Rasulullah tengah duduk sendirian di masjid. Ia lalu mengucap salam dan menghadap beliau. Beliau berkata kepada Bilal sambil tersenyum, “Apa yang telah kamu lakukan?”
Bilal menjawab, “Allah telah melunasi semua hutang Rasulullah sehingga tiada hutang lagi.”
Beliau bertanya lagi, “Adakah yang tersisa?” Bilal menjawab, “Ada wahai Rasulullah, yaitu dua dinar.”
Beliau berkata, “Secepatnya kamu bebaskan saya dari kedua dinar tersebut. Saya tidak ingin pulang sebelum kamu membebaskan saya dari kedua dinar tersebut.
Bilal dan Rasulullah SAW pun menunggu, tetapi tidak ada orang yang datang ke masjid. Mereka terus menunggu sampai menjelang waktu subuh. Ketika menjelang sore pada hari kedua, ada dua orang pengendara kuda datang. Bilal pergi menemuinya dan memberikan pakaian serta makanan. Setelah Rasulullah SAW selesai shalat, beliau memanggil Bilal, “Apa yang telah kamu lakukan?”
Bilal menjawab, “Allah telah membebaskan engkau dari barang-barang tersebut.”
Beliau lalu bertakbir mengagungkan Allah dan memuji-Nya.
Subhanallah. Rasulullah SAW sangat sedih jika pada saat meninggal dunia, masih ada harta tersisa di tangannya

Oct182010
Suatu ketika Abdullah ibn Hudzafah pergi mengantarkan surat ajakan masuk Islam dari rasulullah kepada Kisra, raja Persia. Singkat cerita, Kisra yang marah setelah setelah membaca surat dari Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ingin menangkap Abdullah ibn Hudzafah yang terlanjur pulang. Maka, Kisra menyuruh Badzan, wakilnya di Yaman, untuk mengutus dua orang kuat dari Hijaz untuk membawa kembali Abdullah bin Hudzafah.
Dua utusan itu pergi menghadap Rasulullah SAW dan memberikan surat badzan kepada beliau. Mereka berkata, “Maharaja Kisra menulis surat kepada raja kami, Badzan, untuk menjemput kembali orang yang datang kepadanya beberapa hari yang lalu. Kami datang untuk menjemputnya. Jika engkau mengizinkan, Kisra mengucapkan terima kasih kepadamu dan membatalkan niatnya untuk menyerangmu. Jika engkau enggan mengizinkannya, maka dia sebagaimana engkau ketahui, kekuatannya akan memusnahkanmu dan kaummu”.
Jelas ini adalah ancaman yang serius, namun Rasulullah SAW tersenyum dan berkata kepada utusan itu, “Sekarang pulanglah kalian berdua dan kembalilah lagi esok”.
Keesokan harinya, utusan itu kembali menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Apakah engkau telah mempersiapkan apa yang akan kami
bawa menemui Kisra?”. Nabi berkata, “Kalian berdua tidak akan menemui Kisra setelah hari ini. Allah akan membunuhnya. Pada malam ini, bulan ini, anaknya, Syirawaih akan membunuhnya”.
Mereka menatap tajam wajah Rasulullah SAW. Mereka terlihat sangat geram dan berkata,”Kau sadar apa yang telah kau ucapkan? Kami akan mengadukanmu kepada Badzan”.
Rasulullah SAW menjawab, “Silahkan! Katakan kepadanya, ‘Agamaku akan sampai dan tersebar di kerajaan Kisra. Dan kamu, jika engkau masuk Islam, aku akan menjadikan raja bagi kaummu‘”.
Kedua utusan itu pergi dari hadapan Rasulullah SAW. Mereka langsung menemui Badzan dan menceritakan apa yang telah terjadi. Badzan berkata, “Jika benar apa yang kalian katakan, berarti dia benar adalah seorang nabi. Jika tidak, kita lihat apa yang akan terjadi”.
Tak lama terbuktilah kebenaran Rasulullah SAW. Syirawaih membunuh Kisra. Mendengar hal itu, Badzan pun masuk Islam, demikian juga orang-orang Furs dan Yaman.
……
Demikianlah karakter kepemimpinan Rasulullah SAW yang sangat tenang, teguh, berani, dan tegas dalam menghadapi ancaman lawan. Kisah ini hanyalah sedikit bukti dari keagungan karakter pemimpin yang beliau miliki


Suatu saat di bulan Ramadhan para sahabat duduk-duduk bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba seorang laki-laki datang dengan panik dan berkata, “Ya Rasulullah, celaka saya!”
Rasulullah bertanya, “Apa yang terjadi padamu?” Laki-laki itu menjawab, “Saya telah melakukan hubungan badan dengan istri, padahal saya sedang berpuasa Ramadhan.”
Lalu Rasulullah Saw bertanya, “Apakah ada seorang hamba sahaya yang kamu merdekakan?” Dia menjawab, “Tidak.”
Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Mampukah kamu melakukan puasa selama dua bulan berturut-turut?” Kembali dia menjawab, “Tidak.”
Rasulullah SAW bertanya lagi, “Apakah kamu mampu memberi makan sebanyak enam puluh orang miskin?” Lagi-lagi dia menjawab, “Tidak.”
Rasulullah SAW terdiam sejenak lalu pergi. Para sahabat dan laki-laki itu terdiam. Tak lama kemudian, Rasulullah SAW datang membawa sekeranjang kurma seraya bertanya, “Mana orang yang tadi bertanya itu?” Laki-laki itu menjawab, “Saya di sini.”
Rasulullah SAW berkata, “Ambillah kurma ini dan bersedekahlah dengannya.” Laki-laki itu bingung. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah sedekah ini harus saya berikan kepada orang yang lebih miskin daripada saya? Demi Allah, tidak ada satu keluarga pun di antara dua perkampungan ini yang lebih miskin daripada saya!”
Mendengar jawaban dengan kata-katanya ini, Rasulullah SAW tertawa hingga tampak gigi gerahamnya. Beliau tersenyum, lalu bersabda, “Jika demikian, berilah keluargamu makanan dengan kurma ini.

Tersebutlah seorang wanita tua yang sedang melintasi gurun pasir dengan membawa beban yang berat. Walaupun tampak sangat kepayahan, namun ia tetap berusaha membawa barang bawaannya dengan sekuat tenaga. Tak lama kemudian, seorang laki-laki muda datang dan menawarkan diri untuk mengangkat bawaannya. Wanitu malang itu menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Laki-laki itu pun mengangkat bawaannya kemudian mereka berjalan beriringan.
“Senang sekali kamu mau membantu dan menemani, saya sangat menghargainya”, kata wanita itu. Ternyata ia adalah seorang wanita yang senang berbicara. Laki-laki itu pun dengan sabar mendengarkan sambil tersenyum tanpa pernah menginterupsinya. Suatu saat dia berkata pada laki-laki tersebut, “Anak muda, selama kita berjalan bersama, saya hanya punya satu permintaan. Jangan berbicara apapun tentang Muhammad! Gara-gara dia, tidak ada lagi rasa damai dan saya sangat terganggu dengan pemikirannya. Jadi sekali lagi, jangan berbicara apapun tentang Muhammad!”.
Dia lalu melanjutkan lagi, “Orang itu benar-benar membuat saya kesal. Saya selalu mendengar nama dan reputasinya kemanapun saya pergi. Dia dikenal berasal dari keluarga dan  suku yang terpercaya, tapi tiba-tiba dia memecah belah orang-orang dengan mengatakan bahwa tuhan itu satu.”
“Dia menjerumuskan orang yang lemah, orang miskin, dan budak-budak. Orang-orang itu berpikir mereka akan dapat menemukan kekayaan dan kebebasan dengan mengikuti jalannya,” wanita itu melanjutkan dengan kesal. “Dia merusak anak-anak muda dengan memutarbalikkan kebenaran. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka kuat dan bahwa ada suatu tujuan yang bisa diraih. Jadi anak muda, jangan sekali-kali kamu berbicara tentang Muhammad!”
Tak lama kemudian, mereka sampai ke tempat tujuan. Laki-laki itu menurunkan barang bawaannya. Wanita tua itu menatapnya sambil tersenyum penuh terima kasih. “Terima kasih banyak, anak muda. Kamu sangat baik. Kemurahan hati dan senyuman kamu itu sangat jarang saya temukan. Biarkan saya memberi kamu satu nasihat. Jauhi Muhammad! Jangan pernah memikirkan kata-katanya atau mengikuti jalannya. Kalau kamu lakukan itu, kamu tidak akan pernah mendapatkan ketenangan. Yang ada hanya masalah.”
Pada saat laki-laki itu berbalik menjauh, wanita itu menghentikannya, “Maaf, sebelum kita berpisah, boleh saya tahu namamu, anak muda?” Lalu laki-laki itu memberitahukannya dan wanita itu terkejut setengah mati.
“Maaf, apa yang kamu bilang? Kata-katamu tidak terdengar jelas. Telinga saya semakin tua, terkadang saya tidak bisa mendengar dengan baik. Kelihatannya lucu, saya pikir tadi saya mendengar kamu mengucapkan Muhammad.”
Saya Muhammad,” laki-laki itu mengulang kata-katanya lagi pada wanita tua itu.
Wanita itu terpaku memandangi Rasulullah SAW. Tak berapa lama meluncur kata-kata dari mulutnya, “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Demikianlah Rasulullah SAW. Hanya dengan dua kata dari mulutnya yang mulia, serta dibekali dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kewibawaan yang luar biasa, beliau sanggup mengubah hati seorang wanita tua yang sebelumnya sangat membencinya menjadi mencintainya hanya dalam waktu singkat.

Betapa agungnya pribadi beliau
bismillahirrahmanirrahim
Sepeninggal Abu Thalib, gangguan kafir Quraisy terhadap Rasulullah SAW semakin besar. Beliau pun berniat untuk meninggalkan Makkah dan pergi ke Tha’if. Beliau berharap akan memperoleh dukungan penduduk setempat dan akan menyambut baik ajakan beliau untuk memeluk agama Islam. Tak lama kemudian, beliau bersama Zaid bin Haritsah, anak angkat beliau, pergi ke Tha’if.
Kabilah terbesar di Tha’if adalah Bani Tsaqif, kabilah yang berkuasa serta mempunyai kekuatan fisik dan ekonomi yang cukup memadai. Mengetahui akan hal ini, Rasulullah SAW menemui pemimpin Bani Tsaqif yang terdiri dari tiga bersaudara. Rasulullah SAW menyampaikan maksud kedatangan beliau dan mengajak mereka untuk memeluk Islam dan tidak menyembah kepada selain Allah SWT. Namun jawaban dari mereka sungguh di luar harapan beliau.
Salah satu dari mereka berkata, “Apakah Allah tidak dapat memperoleh seseorang untuk diutus selain engkau?”
Yang lainnya berkata, “Kami hidup turun-temurun di sini. Tiada kesusahan atau pun penderitaan. Hidup kami makmur, serba berkecukupan. Kami merasa senang dan bahagia. Oleh sebab itu, kami tak perlu agamamu. Juga tidak perlu dengan segala ajaranmu. Kami pun punya Tuhan yang bernama Al-Latta, yang memiliki kekuatan melebihi berhala Hubal di Ka’bah. Buktinya dia telah memberikan kesenangan di sini dengan segala kemewahan dan kekayaan yang kami miliki.”
Yang lainnya lagi berkata, “Jauh berbeda dengan ajaran yang kalian tawarkan. Penuh siksaan dan daerah yang selalu penuh dengan derita. Jelas kami menolak ajaran kalian. Bila tidak, akan menimbulkan malapetaka bagi penduduk kami di sini.”
Mendengar jawaban mereka, Rasulullah SAW berkata, “Jika memang demikian, kami pun tidak memaksa. Maaf kalau telah mengganggu kalian. Kami mohon diri.”
Mereka berkata lagi, “Pergilah kalian cepat-cepat dari sini! Sebelum kalian menyebarkan bencana besar bagi penduduk di sini. Kedatangan kalian ke sini tak bisa kami diamkan begitu saja. Mau tak mau kami harus melaporkan hal ini kepada pemimpin Bani Quraisy di Makkah sebagai mitra kami. Kami tidak ingin berkhianat kepada mereka.”
Maka Rasulullah SAW dan Zaid bin Haritsah keluar dari rumah para pemimpin Bani Tsaqif itu. Akan tetapi, para pemimpin Bani Tsaqif tidak membiarkan mereka berdua pergi begitu saja. Di luar rumah para pemimpin tersebut, Rasulullah SAW dan Zaid bin Haritsah dihadang oleh sekelompok penduduk kota Tha’if yang tidak ramah. Bahkan di antara kelompok itu ada beberapa anak kecil. Dengan satu aba-aba dari seseorang, sekelompok penduduk itu pun melempari Rasulullah SAW dan Zaid bin Haritsah dengan batu. Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Rasulullah SAW sambil pergi dari tempat itu. Mereka berdua terluka akibat lemparan-lemparan itu.
Setelah agak jauh dari kota Tha’if, Rasulullah berteduh dekat sebuah pohon sambil membersihkan luka-luka mereka. Ketika  sudah tenang, Rasulullah SAW mengangkat kepala menengadah ke atas, ia hanyut dalam suatu doa yang berisi pengaduan yang sangat mengharukan:
“Allahumma ya Allah, kepadaMu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Mahapengasih Mahapenyayang. Engkaulah yang melindungi si lemah, dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Kauserahkan diriku? Kepada orang jauh yang berwajah muram kepadaku? atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Aku tidak peduli selama Engkau tidak murka kepadaku. Sungguh luas kenikmatan yang Kaulimpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada Nur Wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat. Janganlah Engkau timpakan kemurkaanMu kepadaku. Engkaulah yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya upaya kecuali dengan Engkau.”
Kemudian Allah SWT mengutus Jibril untuk menghampiri beliau. Jibril berkata, “Allah mengetahui apa yang telah terjadi di antara kamu dan penduduk kota Tha’if. Dia telah menyediakan malaikat di gunung-gunung di sini untuk menjalankan perintahmu. Jika engkau mau, maka malaikat-malaikat itu akan menabrakkan gunung-gunung itu hingga penduduk kota itu akan binasa. Atau engkau sebutkan saja suatu hukuman bagi penduduk kota itu.”
Setelah mendapatkan hinaan dan lemparan batu yang demikian menyakitkan, kemudian mendapat tawaran luar biasa dari Jibril, apa jawaban Rasulullah SAW? Ia malah terkejut dengan tawaran tersebut, lalu menjawab Jibril, “Walaupun orang-orang ini tidak menerima ajaran Islam, tidak mengapa. Aku berharap dengan kehendak Allah, anak-anak mereka pada suatu masa nanti akan menyembah Allah dan berbakti kepada-Nya.
Demikianlah kelembutan hati Rasulullah SAW. Dia manusia, tapi tak seperti manusia. Begitu mulianya pengorbanan beliau. Walaupun halangan menimpa, namun hatinya tetap tabah, penuh kelembutan dan kasih sayang. Betapa kejinya orang-orang yang menghina manusia mulia ini. Betapa jahatnya orang-orang yang menyakiti beliau. Termasuk kita..
Begitu mudahnya kita menyakiti perasaan beliau dengan meninggalkan ajarannya. Tidak tahukah kita, bahwa setiap hari, amal-amal kita akan dihadapkan kepada Rasulullah SAW? Jika amal itu baik, maka beliau pun bergembira dan bersyukur. Jika amal itu buruk, maka beliau dengan kelembutannya memohonkan ampunan kepada Allah bagi kita. Adakah pemimpin lain yang selalu memikirkan umatnya dari sejak di dunia hingga di kehidupan berikutnya selain Rasulullah SAW?
Ya Allah, ampuni kami.. Ya Rasulullah, maafkan kami…

Puasa Ramadhan merupakan puasa yang diwajibkan bagi umat muslim di seluruh dunia untuk melaksanakannya. Puasa Ramadhan dalam perjalanan sejarahnya cukup menarik jika dikaji lebih mendalam.
Advertisement
berpuasa bagi siapa saja yang menghendakinya. Saat itu, umat muslim boleh berpuasa dan boleh juga tidak, dan bagi mereka yang tidak berpuasa diwajibkan untuk membayar fidyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Generasi Rawan Lupa, Servis dalam Rumah Tangga

10 Hal Romantis Rasulullah yang Ditinggalkan Generasi  Now Rumah tangga Rasulullah SAW luar biasa. Rasulullah SAW dan istri-istriny...