Liputan6.com,
Jakarta - Timnas Indonesia akan segera berhadapan dengan Thailand
pada leg kedua final AFF 2016, Sabtu (17/12/2016) malam di Stadion Rajamangala,
Bangkok. Jelang laga pamungkas penentuan juara kali ini, ada kisah lanjutan
soal nasib pelatih kepala dari tim-tim yang telah disingkirkan Indonesia.
Tiga negara yang telah mengakui keunggulan timnas adalah Singapura, Filipina, dan Vietnam. Dua tim pertama gagal lolos ke semifinal karena Indonesia finis sebagai runner-up Grup A di bawah Thailand. Sedangkan Vietnam kalah agregat secara dramatis di leg kedua semifinal tersebut.
Tiga negara yang telah mengakui keunggulan timnas adalah Singapura, Filipina, dan Vietnam. Dua tim pertama gagal lolos ke semifinal karena Indonesia finis sebagai runner-up Grup A di bawah Thailand. Sedangkan Vietnam kalah agregat secara dramatis di leg kedua semifinal tersebut.
Bagaimana nasib para pelatih
dari tiga negara tersebut? Ada yang fokus untuk pembinaan timnas usia muda,
adapula yang ketar ketir karena dirumorkan bakal dipecat.
Liputan6.com berhasil mengumpulkan kabar seputar nasib para pelatih korban keganasan timnas menuju final Piala AFF 2016 ini. Berikut ulasannya:
Liputan6.com berhasil mengumpulkan kabar seputar nasib para pelatih korban keganasan timnas menuju final Piala AFF 2016 ini. Berikut ulasannya:
1. Filipina
Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) tetap mempertahankan Thomas Dooley sebagai pelatih kepala karena membutuhkan jasanya hingga kontrak sang manajer berakhir 2018 mendatang.
Dilansir dari laman portal sunstar.com.ph, pada Jumat (16/12) Dooley ternyata cukup puas dengan hasil yang diraih Filipina sebagai tuan rumah penyisihan Grup A. Pria asal Amerika Serikat tersebut ingin fokus untuk memperpanjang durasi pemusatan latihan pada tahun depan.
"Kami sudah menguji para pemain yang kembali dari liga dan tingkat kebugarannya sedikit lebih baik daripada tim terbaik di Italia sana. Kalau kita tahu tim ini punya kondisi yang buruk, satu-satunya cara adalah berlatih," kata Dooley.
"Tahun depan, saya ingin tim ini punya periode yang panjang untuk latihan. Tim-tim di liga perlu tahu kalau pelatihan tak cukup dalam berkompetisi dalam sepak bola di level atas," ucap Dooley.
Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) tetap mempertahankan Thomas Dooley sebagai pelatih kepala karena membutuhkan jasanya hingga kontrak sang manajer berakhir 2018 mendatang.
Dilansir dari laman portal sunstar.com.ph, pada Jumat (16/12) Dooley ternyata cukup puas dengan hasil yang diraih Filipina sebagai tuan rumah penyisihan Grup A. Pria asal Amerika Serikat tersebut ingin fokus untuk memperpanjang durasi pemusatan latihan pada tahun depan.
"Kami sudah menguji para pemain yang kembali dari liga dan tingkat kebugarannya sedikit lebih baik daripada tim terbaik di Italia sana. Kalau kita tahu tim ini punya kondisi yang buruk, satu-satunya cara adalah berlatih," kata Dooley.
"Tahun depan, saya ingin tim ini punya periode yang panjang untuk latihan. Tim-tim di liga perlu tahu kalau pelatihan tak cukup dalam berkompetisi dalam sepak bola di level atas," ucap Dooley.
2. Singapura
Singapura kalah dari Timnas Indonesia 1-2 di laga penutup fase grup. Pelatih Singapura V. Sundramoorthy mendapat kritik tajam karena gagal memenuhi ekspektasi publik lantaran tim ini gugur dua kali di babak penyisihan seperti Piala AFF 2014.
Sebagai tim yang paling banyak mendapat gelar juara Piala AFF, bersama Thailand (empat kali), The Lions telah gagal menembus semifinal dalam dua edisi turnamen berturut-turut, 2014 dan 2016 ini.
Meski prestasi Singapura menurun di turnamen se-ASEAN tersebut, Presiden sementara dewan FAS, Lim Kia Tong, telah menegaskan tak akan mengganti mantan pemain FC Basel tersebut. Dia masih memiliki kontrak hingga 2017 mendatang.
"Sundramoorthy diberi kontrak berdurasi setahun, dan kecuali ada sesuatu luar biasa yang salah dengan dia sebagai pelatih. Konsekuensi logisnya adalah dia harus diberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya," ujar Lim Kia Tong.
Singapura kalah dari Timnas Indonesia 1-2 di laga penutup fase grup. Pelatih Singapura V. Sundramoorthy mendapat kritik tajam karena gagal memenuhi ekspektasi publik lantaran tim ini gugur dua kali di babak penyisihan seperti Piala AFF 2014.
Sebagai tim yang paling banyak mendapat gelar juara Piala AFF, bersama Thailand (empat kali), The Lions telah gagal menembus semifinal dalam dua edisi turnamen berturut-turut, 2014 dan 2016 ini.
Meski prestasi Singapura menurun di turnamen se-ASEAN tersebut, Presiden sementara dewan FAS, Lim Kia Tong, telah menegaskan tak akan mengganti mantan pemain FC Basel tersebut. Dia masih memiliki kontrak hingga 2017 mendatang.
"Sundramoorthy diberi kontrak berdurasi setahun, dan kecuali ada sesuatu luar biasa yang salah dengan dia sebagai pelatih. Konsekuensi logisnya adalah dia harus diberikan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya," ujar Lim Kia Tong.
3. Vietnam
Nasib pelatih kepala Nguyen Huu Thang dilaporkan terancam karena gagal membawa timnya ke semifinal Piala AFF. Meski demikian, Huu Thang tetap santai menanggapi rumor tersebut.
"Sebagus Mourinho dan Pep Guardiola pun juga bisa dipecat setiap saat. Setelah semifinal itu tentu kami sangat sedih karena hasilnya, tapi senang karena semangat yang telah dimainkan para pemain," katanya dalam laman portal thethaovanhoa.vn.
Nasib pelatih kepala Nguyen Huu Thang dilaporkan terancam karena gagal membawa timnya ke semifinal Piala AFF. Meski demikian, Huu Thang tetap santai menanggapi rumor tersebut.
"Sebagus Mourinho dan Pep Guardiola pun juga bisa dipecat setiap saat. Setelah semifinal itu tentu kami sangat sedih karena hasilnya, tapi senang karena semangat yang telah dimainkan para pemain," katanya dalam laman portal thethaovanhoa.vn.
Alfred Riedl juga sempat angkat bicara soal
mantan anak asuhnya itu. Ya, pelatih timnas Indonesia ini pernah bekerja sama
dengan Huu Thang, mantan pemain sekaligus kapten timnas Vietnam pada 1996-2002.
Dia sempat
dilatih oleh Riedl selama dua tahun hingga 2000 dan merasakan final Piala AFF 1998
bersamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar