Merdeka.com - Penolakan Ketua Front
Pembela Islam (FPI) Pasar Minggu Herianudin saat calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) berkampanye di kawasan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan, menambah panjang perseteruan Ahok dan FPI. Saat Ahok melakukan
peninjauan kondisi Kali Serua. Ternyata di bantaran sungai terdapat bangunan
yang terbuat dari seng ditinggali oleh warga luar Jakarta.
Mantan Bupati Belitung Timur itu sempat melakukan
bincang-bincang tentang kondisi kesehatan anak-anak yang tinggal di sana. Lalu
mendadak datang Herianudin bersama seorang temannya menolak kedatangan calon
petahana ini tanpa alasan yang jelas. Dia beralasan kegiatan Ahok tidak ada
pemberitahuan kepada pengurus RT maupun RW setempat.
Ahok menduga, penolakan tersebut terjadi karena dia
sempat melakukan tanya jawab dengan warga yang tinggal di bantaran Kali Serua.
Ahok mempertanyakan tanah yang digunakan sebagai tempat penampungan plastik itu
milik siapa, karena hanya berjarak 20 meter dari bibir sungai. Ahok penasaran
dengan status tanah yang digunakan oleh warga tersebut. Selain berbatasan
dengan bibir sungai, tanah yang dibangun menggunakan seng tersebut berada
sejajar dengan tinggi muka air sungai.
"Saya ingin tahu sewa sama siapa ini tempat itu,
gini juga tanah punya siapa jangan-jangan tanah DKI yang pernah dibebasin DKI
pernah dikerjain eh ada yang datang marah-marah nanya apa hak bapak wawancara,
ih masalah apa wawancara," ujar Ahok.
Peristiwa ini menambah panjang daftar perseteruan Ahok
dan FPI. Selama ini FPI cukup gencar mengkritik, bahkan mencoba melengserkan
Ahok. Menilik ke belakang, FPI tak pernah menganggap Ahok sebagai kontenstan
Pilkada DKI Jakarta. Juru Bicara FPI Munarman bahkan menyebut tak ada calon
gubernur nomor urut dua.
"Setahu saya calonnya cuma dua, nomor satu sama
nomor tiga," kata Munarman di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (28/10).
FPI juga termasuk salah satu yang berupaya keras agar
polisi mengusut kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok. Bahkan
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq menuding Jokowi melindungi Ahok
dari kasus tersebut.
"Kalau ditemukan ada intervensi, kalau presiden
ingin mengangkangi kami minta wakil rakyat untuk lakukan Sidang Istimewa MPR
untuk meminta pertanggungjawaban presiden yang telah merusak tatanan penegakan
hukum di Indonesia," kata Rizieq.
Berulang kali FPI mendemo Ahok di kantornya, termasuk
dalam kasus dugaan penistaan agama. Suasana semakin panas karena Ahok justru
melihat FPI berniat menjebloskannya ke balik jeruji besi.
"Ini mau ketemu apa. Intinya mereka kan cuma mau
nyeret aku ke penjara kan. Gitu kan. Ini kan sebagian orang dari gerakan yang
mau nyeret saya mulai dari kasus sumber waras, nyeret saya reklamasi, yang
bikin anarkis di KPK. Kan tujuannya cuma itu. Tujuannya cuma 1, gimana Ahok
bisa masuk penjara nggak ikut pilkada," kata Ahok.
Hubungan Ahok dengan FPI juga memanas saat menjelang
Lebaran 2016. Pemicunya, keinginan FPI melakukan takbir keliling dilarang keras
Ahok. Pemprov DKI melarang takbir keliling di Jakarta dan meminta aparat dari
kepolisian dan Satpol PP menyisir warga yang melakukan konvoi takbir keliling.
"Memang FPI resmi ya? Resmi enggak sih ormasnya?
Takbiran enggak usah pakai nama FPI dong. Takbiran, takbiran saja," kata
Ahok di Terminal Pulogebang, Jakarta, Senin (4/7).
FPI tidak menggubris imbau Pemprov DKI karena takbiran
keliling adalah budaya umat muslim sejak zaman dulu. Sehingga, budaya tersebut
harus tetap dilestarikan.
"Enggak ada urusan. Itu wadah tradisi muslim dari
zaman dulu. Sekarang kalau dilarang itu namanya intoleran," tegas Ketua
Umum DPP FPI Ahmad Shobri Lubis.
FPI juga pernah melaporkan dugaan kasus korupsi yang dilakukan oleh
Ahok ke Polda Metro Jaya. Wakil Ketua Umum DPP FPI KH Ja'far Shodiq mengatakan,
bahwa ada tiga kasus dugaan korupsi yang dilaporkan. Ketiga kasus itu adalah
kasus nilai penetapan penyertaan modal penyerahan aset Pemprov DKI kepada BUMD
Trans jakarta,
penyerahan aset Pemprov luas tanah 230 meter untuk apartemen dan pembelian tanah
Rumah Sakit Sumber Waras.
Ormas ini juga bersikap keras atas kasus Sumber Waras
yang menyeret nama Ahok. Ratusan massa FPI menggeruduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut Ahok
diperiksa. Mereka yakin Ahok terlibat korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras.
Ketua FPI Habib Rizieq mengatakan Ahok sebagai pemimpin yang psikopat. Ahok
dinilai arogan dalam kekuasaan terhadap masyarakat Jakarta. FPI akan terus
mendorong penuntasan kasus dugaan kerugian negara yang dilakukan Ahok.
"Semua sikap Ahok itu psikopat, sehingga harus
segera diperiksa oleh dokter ahli kejiwaan," kata Rizieq di depan Gedung
KPK, Senin (4/4).
Ahok menanggapi dingin semua laporan yang dilayangkan
FPI. "Dipanggil mah sudah sering. Waktu bangun MRT juga dilaporkan ke
Polda Metro Jaya. Sudah sering kok, dilaporin terus datang. Kalau enggak salah
kenapa takut!" ucap Ahok.
Ormas yang dikomandoi Habib Rizieq ini juga berulang
kali menyerukan upaya melengserkan Ahok. Contohnya saat mereka menuntut DPRD
DKI Jakarta melanjutkan hak angket untuk melengserkan Ahok. Mereka ingin Ahok
segera lengser dari orang nomor satu di ibu kota. Para demonstran menggunakan
jubah serba putih dan membawa spanduk serta bendera. Beberapa spanduk berisi kecaman
untuk Ahok dengan tulisan Lengserkan Ahok sekarang juga!!!.
Ketua FPI Habib Rizieq mendukung langkah DPRD DKI
Jakarta mengajukan hak angket. Dia mengharapkan hasil penyidikan ini mampu
membuat Basuki Tjahaja Purnama lengser dari jabatan Gubernur DKI Jakarta. FPI
mendukung langkah DPRD DKI Jakarta memakzulkan Ahok. Karena Jakarta tidak layak
dipimpin oleh orang yang bukan beragama Islam.
"Beliau menjalankan tugas luar biasa. Menemukan
temuan dan mengumpulkan bukti-bukti. Semoga DPRD menjadi pahlawan rakyat,"
ungkapnya saat demo di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (24/3).
Kami tidak ridha ada orang kafir mimpin Jakarta. Kami
tidak rasis dan fasis tapi ini asas agama. Indonesia berdasarkan landasan
Ketuhanan Yang Maha Esa," tegasnya.
Sejak lama FPI menolak Ahok sebagai gubernur. Saat
Ahok dilantik, FPI menggelar aksi demonstrasi yang berujung kericuhan.
Akhirnya, 18 anggota FPI, termasuk Habib Sihabuddin H Anggawi dan Habib Novel
Bamukmin menjalani proses hukum dan harus merasakan dinginnya tembok penjara.
Saking tidak terima Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta,
massa FPI menunjuk gubernur tandingan bahkan melantiknya sekaligus. Sosok yang dilantik
menjadi gubernur versi FPI tersebut yaitu Fachrurozi Ishaq. Fachrurozi Ishaq
merupakan Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ). Keputusan tersebut diambil
setelah FPI menggelar Musyawarah Masyarakat Jakarta (GMJ) pada Rabu (19/11).
"Kami dari presidium penyelamat Jakarta baru
menetapkan KH Fachrurozi sebagai gubernur tandingan. Kami lebih memilih
dipimpin oleh putra asli betawi yang keturunan langsung dari Si Pitung,"
kata salah satu orator, Senin (1/12).
Ahok justru bereaksi keras dengan penolakan FPI
terhadapnya. Usai dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
alias Ahok menyatakan tetap akan membubarkan Front Pembela Islam (FPI) yang
kerap melakukan kekerasan. Surat permohonan Ahok ke Kapolri dan Kementerian
Dalam Negeri agar ormas Islam radikal itu dibubarkan tidak akan ditarik.
"Surat ke Kapolri dan Kemendagri sudah jelas
untuk meminta dibubarkan supaya jakarta tidak ada lagilah ormas anarkis untuk
menakuti-nakuti orang dan buat macet," tegas Ahok di Istana Negara,
Jakarta, Rabu (19/11).
Dalam sebuah kesempatan, di hadapan MUI, Ahok pernah
mengkritik keras FPI. Menurutnya, FPI itu mempermalukan Islam. Dia menilai,
ormas seperti FPI tak layak disebut sebagai pembela Islam.
"Itu bukan Front Pembela Islam tapi Front Perusak
Islam, karena mempermalukan orang Islam. Saya pun dulu sekolah Islam sampai
SMP, tiba-tiba kok Islam seperti itu. Enggak bisa. Nah saya bukan mau
rasis," kata Ahok usai bertemu dengan MUI di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu
(12/11).
Ahok menuding FPI tengah membangun kesan dirinya
melawan Islam. Padahal, Ahok mengaku tak demikian. Ahok mengaku hanya berpegang
teguh pada konstitusi. Ahok menilai apa yang dilakukan FPI telah mempermalukan
Islam. Terlebih dengan demonstrasi anarkis di depan Gedung DPRD dan Balai Kota
DKI Jakarta.
"Saat ini ada yang memfitnah Ahok melawan Islam.
Bukan, tapi melawan FPI. Bagi saya ini mempermalukan Islam, dan saya sama
sekali enggak mau bernegosiasi dengan dia," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini memiliki alasan kuat
mengapa dirinya menilai FPI mempermalukan Islam. Sebab semasa masih di sekolah
dasar, Ahok mengaku mendapatkan pendidikan mengenai ajaran agama yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW itu.
"Karena saya tahu Islam. Saya saat sekolah dulu
enggak ada yang seperti itu," tutup Ahok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar