Merdeka.com - Pesawat Hercules type C-130 HS A-1334 yang mengangkut 13 prajurit TNI AU
dan bahan logistik mengalami kecelakaan di sekitar Wamena pagi tadi. Kecelakaan
ini menyebabkan 13 anggota TNI tewas. Kini 13 jenazah telah dievakuasi ke
Bandara Wamena.
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan operasional bandara Wamena dihentikan untuk sementara, begitu pula dengan kegiatan peningkatan kualifikasi penerbang.
"Belum ada keputusan apa kita akan gunakan lagi. sementara hentikan penerbangan ke Wamena, dan penaikan kualifikasi ke co-pilot ke pilot," kata Hadiyan di di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (18/12).
Sejauh ini, pihaknya masih fokus untuk melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat yang dibeli dari dari Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force) itu. Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Angkatan Udara II Marsekal Madya (Marsdya) TNI Sugeng Umar Haryono ditunjuk sebagai penanggungjawab investigasi.
Proses investigasi ini akan dilakukan dengan melihat 5 faktor yang dikenal dengan istilah 5M yakni, manusia, material, media, misi dan manajemen. Soal aspek manusia, pihaknya tidak hanya akan menilai dari pilot saja tetapi juga bagian navigasi.
"Sekali lagi kecelakaan akan diinvestigasi. ujung kita rapatkan, sebagai ketua dewan keselamatan kerja terbang, kita akan berikan rekomendasi. Berbicara manusia bukan hanya pilot penerbang, navigasi, bahkan yang ada di bawah," jelasnya.
Sementara aspek material, kata dia, merujuk pada perawatan mesin saat akan digunakan untuk melaksanakan misi. Untuk media, akan dilihat bagaimana data cuaca sebelum pesawat diterbangkan.
"Kemudian material, bagaimana material mesin kita saat akan melaksanakan misi sudah sesuai prosedur pemeliharaan yang betul. Media, adalah cuaca. Penerbang akan menerima data cuaca sebelum melaksanakan penerbangan. Dia akan memutuskan lanjut atau tidak," tutur Hadiyan.
Sementara soal misi, tim akan menganalisis misi terakhir yang dilakukan penerbang. Terakhir, lanjut Hadiyan, terkait manajemen penerbangan juga akan disoroti.
Sebelumnya diberitakan, pesawat yang dipiloti Mayor Pnb Marlon A Kawer itu sebelum landing melakukan contacts tower Wamena terakhir pukul 06.02 WIT. Bahkan pada 06.08 WIT, Tower inside melihat secara manual pesawat akan landing.
Tetapi pada menit 06.09 WIT, pesawat lost contacts. Informasi dari Satgas di Wamena pesawat menabrak Gunung Tugima. Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang. Pesawat membawa 13 crew pesawat.
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan operasional bandara Wamena dihentikan untuk sementara, begitu pula dengan kegiatan peningkatan kualifikasi penerbang.
"Belum ada keputusan apa kita akan gunakan lagi. sementara hentikan penerbangan ke Wamena, dan penaikan kualifikasi ke co-pilot ke pilot," kata Hadiyan di di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (18/12).
Sejauh ini, pihaknya masih fokus untuk melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat yang dibeli dari dari Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force) itu. Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Angkatan Udara II Marsekal Madya (Marsdya) TNI Sugeng Umar Haryono ditunjuk sebagai penanggungjawab investigasi.
Proses investigasi ini akan dilakukan dengan melihat 5 faktor yang dikenal dengan istilah 5M yakni, manusia, material, media, misi dan manajemen. Soal aspek manusia, pihaknya tidak hanya akan menilai dari pilot saja tetapi juga bagian navigasi.
"Sekali lagi kecelakaan akan diinvestigasi. ujung kita rapatkan, sebagai ketua dewan keselamatan kerja terbang, kita akan berikan rekomendasi. Berbicara manusia bukan hanya pilot penerbang, navigasi, bahkan yang ada di bawah," jelasnya.
Sementara aspek material, kata dia, merujuk pada perawatan mesin saat akan digunakan untuk melaksanakan misi. Untuk media, akan dilihat bagaimana data cuaca sebelum pesawat diterbangkan.
"Kemudian material, bagaimana material mesin kita saat akan melaksanakan misi sudah sesuai prosedur pemeliharaan yang betul. Media, adalah cuaca. Penerbang akan menerima data cuaca sebelum melaksanakan penerbangan. Dia akan memutuskan lanjut atau tidak," tutur Hadiyan.
Sementara soal misi, tim akan menganalisis misi terakhir yang dilakukan penerbang. Terakhir, lanjut Hadiyan, terkait manajemen penerbangan juga akan disoroti.
Sebelumnya diberitakan, pesawat yang dipiloti Mayor Pnb Marlon A Kawer itu sebelum landing melakukan contacts tower Wamena terakhir pukul 06.02 WIT. Bahkan pada 06.08 WIT, Tower inside melihat secara manual pesawat akan landing.
Tetapi pada menit 06.09 WIT, pesawat lost contacts. Informasi dari Satgas di Wamena pesawat menabrak Gunung Tugima. Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang. Pesawat membawa 13 crew pesawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar