Mendagri
Tjahjo Kumolo dalam Rapat Koordinasi Gubernur se-Indonesia, di kantornya,
Jakarta, Kamis (24/11/2016). (Faizal Fanani/Liputan6.com)
Liputan6.com,
Jakarta - Menteri
Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo mengaku stres menghadapi perilaku kepala
daerah yang tersangkut kasus korupsi dan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK
sudah menjalar ke tingkat DPRD, bukan hanya menyentuh Gubernur, Bupati, dan
Wali Kota di daerah.
"Saya Mendagri paling stres. Tadi malam tidak bisa tidur, ditelpon
KPK. Katanya, Pak Mendagri besok (hari ini) saya terpaksa memanggil 6 kepala
daerah. Masalahnya ini itu, tidak bisa ditunda karena barang bukti sudah
cukup," kata Tjahjo saat acara Anugerah Dana Rakca 2016 di Gedung
Dhanapala, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
Penggeledahan KPK, kata Tjahjo, pernah terjadi saat DPRD
menggelar Rapat Paripurna Tingkat 2. Sehingga, rapat paripurna ketika itu
langsung bubar karena KPK menggeledah satu per satu anggota DPRD.
"Hasilnya ditemukan di masing-masing anggota dewan ada yang Rp 2,5
juta, Rp 5 juta. Ini hebatnya KPK," tegas Politikus Partai PDIP ini.
Tjahjo pun mengaku bahwa kantornya pernah digerebek KPK dan menemukan uang
di dalam uah tangan yang berasal dari daerah.
"Kantor saya saja kemarin digerebek KPK. Orang kan bawa oleh-oleh dari
daerah boleh ya, tapi KPK tahu di bawah lumpia atau oleh-oleh itu ada amplop.
Gobloknya lagi, orang daerah kalau ngasih amplop ditulis kepada siapa,"
jelas Tjahjo.
"Nah KPK tahu dari mana? Ya tahu dari
oknum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sendiri yang ngomong. Gotong royong
tidak ikhlas, seperti kasus Kebumen, Nganjuk, Cimahi,
dan lainnya," Tjahjo menandaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar